10 Cara Ampuh Mengatasi Digital Fatigue untuk Para Pekerja
Isi Artikel
Mata lelah, kulit kering, hingga pusing kepala setelah lama menatap laptop adalah bentuk digital fatigue. Makanya, kamu harus tahu cara mengatasi digital fatigue untuk menjaga kondisi fisik dan mental selama WFH.
Pandemi yang memaksa pekerja untuk mengubah kebiasaan kerja jadi serba online, membuat paparan terhadap layar jadi semakin tinggi.
Makanya, Glints telah merangkum cara-cara mengatasi digital fatigue untukmu di bawah ini!
Ciri Kamu Alami Digital Fatigue
Tak hanya soal mata lelah, kulit kering, hingga pusing kepala, ada ciri-ciri lainnya yang menunjukkan kamu alami digital fatigue:
- merasa teramat lelah di ujung hari, secara fisik dan mental
- tidak semangat dan mudah bosan melakukan pekerjaan di hadapan laptop
- kehilangan motivasi
- pikiran sering tidak fokus
- kesulitan mengerjakan satu tugas
- sulit mengambil keputusan dan merasa kewalahan
- leher dan bahu terasa kaku
- nyeri punggung dan pinggang
Cara Mengatasi Digital Fatigue
Sebuah survei yang dilansir oleh Deloitte Insights menyebutkan bahwa 1 dari 3 orang merasa kewalahan dengan teknologi di masa pandemi ini.
Kalau kamu mengalaminya, jangan dibiarkan berlarut-larut, karena bisa berdampak pada kesehatan mental dan fisik.
Nah, supaya dapat menjadi kesehatan dan produktivitas, ini dia cara mengatasi digital fatigue, merangkum dari Entrepreneur:
1. Beri jeda
Selama bekerja, kamu perlu mengambil jeda, alias beristirahat sejenak dari menatap layar.
Tak perlu terlalu lama, cukup sekitar 15 menit.
Kamu bisa melihat keadaan sekitar atau mungkin halaman rumah jika memang masih WFH.
Pokoknya, alihkan pandanganmu sejenak dari layar laptop, smartphone, atau perangkat elektronik lainnya.
2. Tetapkan batasan
Salah satu cara mengatasi digital fatigue dan bahkan mencegahnya adalah dengan menetapkan batasan waktu kerja.
Ya, WFH selama pandemi ini membuat banyak orang kesulitan memisahkan waktu kerja dan pribadi.
Jadinya, bekerja hingga mau tidur atau bahkan di akhir pekan seolah jadi suatu hal yang wajar.
Nah, tindakan ini juga penting untuk mencegah burnout.
Bukannya menghambat, hal ini justru akan membantu kamu menemukan ritme yang pas dan menjaga produktivitas.
Pasalnya, kerja terus-menerus juga akan membuat kamu lelah, tidak fokus, dan malas melakukan apa pun.
Menetapkan batasan malah bisa membuat pekerjaanmu selesai dengan lebih baik.
3. Lakukan peregangan
Di tengah waktu istirahat, atau kapan pun kamu bisa jeda sejenak, cobalah manfaatkan untuk melakukan peregangan sederhana.
Ini bisa membuat otot leher, bahu, punggung, dan pinggang jadi lebih relaks.
Pastikan selama waktu ini kamu tidak melirik HP atau layar laptop, ya!
4. Gunakan skincare yang mengandung antioksidan
Paparan teknologi digital memang tidak berhenti digital fatigue. Radiasi sinar biru, alias blue light, disebut-sebut juga bisa memengaruhi kesehatan kulitmu.
Jadi, bisa dibilang digital fatigue dan paparan blue light jadi satu paket.
Nah, untuk mengatasinya, memakai produk skincare yang kaya akan antioksidan juga bisa membantu menangkal radikal bebas yang berpotensi menyebabkan penyakit.
5. Tidur cukup
Kurang tidur jadi salah satu penyebab utama kamu mengalami digital fatigue. Soalnya, terlalu sering menatap layar bisa menghambat produksi hormon tidur.
Untuk mengatasi digital fatigue, tentu saja dengan mengatur waktu tidur sehingga kamu cukup istirahat.
Supaya kamu lebih mudah tidur nyenyak, pastikan untuk tidak lagi menatap layar gadget satu jam sebelum tidur.
6. Sempatkan me-time
Ada waktu bekerja, ada waktu untuk bersantai. Work-life balance ini membantu hidupmu jadi lebih tenang dan menjaga kesehatan mental.
Itu sebabnya, setelah lelah bekerja keras, kamu perlu menyediakan waktu untuk dirimu sendiri.
Berikan penghargaan untuk diri sendiri yang telah berjuang untuk memberikan yang terbaik.
7. Membaca buku
Salah satu cara mengatasi digital fatigue adalah dengan mengurangi screen time.
Padahal, layanan streaming televisi menjadi salah satu pelarian kita dari penatnya pekerjaan.
Supaya bisa tetap refreshing tapi tidak menambah paparan gadget, cobalah untuk membaca buku fisik.
Cara lainnya, kamu juga bisa kembali ke cara lama, yaitu menulis pada jurnal atau terapi mewarnai untuk membatasi penggunaan gadget.
8. Perbaiki posisi duduk
Digital fatigue juga membuatmu merasa sakit pinggang, serta leher dan bahu kaku.
Kondisi ini tentu bisa semakin parah jika tidak didukung dengan posisi duduk yang ergonomis selama kamu bekerja.
Itu sebabnya, pastikan postur duduk saat bekerja tegak dan nyaman. Hindari bekerja dengan posisi berbaring atau duduk tanpa sandaran.
9. Berinteraksi langsung dengan orang lain
Pandemi memang membuat kita harus membatasi interaksi orang lain.
Jadi, sangat normal jika banyak di antara kita yang merasa sangat kesepian. Apalagi untuk perantau yang harus diam di kamar kos.
Namun, jika memungkinkan, tetaplah melakukan interaksi secara langsung.
Menyapa orang yang tinggal serumah, berbincang dengan teman satu kos, atau bertemu teman dengan protokol kesehatan yang ketat bisa menjadi cara mengatasi digital fatigue.
10. Melakukan detoks digital
Selama hari kerja, mungkin sulit sepenuhnya untuk menjauhi produk digital. Maka, kamu bisa mencoba detoks digital di akhir pekan atau saat hari libur untuk mengatasi digital fatigue.
Melakukan detoks digital tidak berarti kamu harus lepas sama sekali dari seluruh produk digital.
Kamu bisa pilih satu yang paling banyak menguras energi. Kemudian, tetapkan kapan dan berapa lama kamu akan menjauh sejenak, misalnya selama satu hari.
Itulah ciri-ciri digital fatigue dan 10 cara ampuh untuk mengatasinya.
Pekerjaan dan aktivitasmu memang tidak mungkin lagi lepas dari produk-produk digital.
Itu sebabnya, yang bisa kamu lakukan sekarang adalah punya batasan.
Bukan hanya mengatasi, ini juga bisa jadi salah satu cara mencegah digital fatigue.
Kesehatan mental tak kalah penting dengan kesehatan fisik.
Nah, kalau mau tahu lebih banyak soal menjaga kesehatan mental, kamu juga bisa baca di Glints Blog.
Glints sudah menyiapkan ragam artikel terkait untuk membantumu lebih memahami soal work-life balance.
Yuk, klik di sini untuk temukan dan baca artikel-artikelnya.