Micro Conversion: Apa itu, Jenis, Manfaat, Cara Tracking-nya

Diperbarui 03 Jan 2024 - Dibaca 13 mnt

Isi Artikel

    Micro conversion merupakan salah satu kategori metrik dalam ranah digital marketing untuk melacak konversi yang terjadi melalui website.

    Metrik tersebut sering didampingkan dengan macro conversion, satu metrik lain yang sering dianggap lebih penting untuk keberlangsungan sebuah bisnis di industri.

    Anggapan tersebut terbilang cukup wajar karena memang macro conversion memuat metrik-metrik yang bisa menjadi parameter performa dari suatu bisnis.

    Beberapa unit metrik dari macro conversion antara lain adalah: pendaftaran free trial, pengajuan jasa konsultasi, hingga pembelian suatu produk.

    Semuanya unit metrik tersebut berhubungan dengan jumlah pemakaian produk, bahkan beberapa diantaranya punya pengaruh besar pada penerimaan revenue.

    Meski demikian, bukan berarti juga kalau metrik micro conversion tidak berguna dan tidak punya dampak apapun pada performa dari suatu unit bisnis.

    Baca Juga: Ubah Prospek Menjadi Pelanggan Tetap dengan Strategi Lead Conversion

    Apa Itu Micro Conversion?

    micro conversion

    © Freepik.com

    Melansir HubSpot, micro conversion adalah segala langkah kecil yang dapat diambil user untuk menunjukkan minat awalnya pada sebuah merek atau produk.

    Salah satu contohnya adalah pendaftaran email newsletter yang dapat dilakukan oleh user pada sebuah website.

    Dengan pengambilan langkah tersebut, user akan menerima secara berkala pemberitahuan tentang publikasi atau insight menarik yang berasal dari dapur redaksi milik website tersebut.

    Memang benar, jika hal semacam itu tidak akan membawa pengaruh langsung pada peningkatan angka penjualan, apalagi revenue

    Akan tetapi, peningkatan metrik micro conversion bisa memberikan dampak baik pada branding untuk bisnis atau produk yang ditawarkan

    Jadi, merek bisa mendapatkan kepercayaan yang lebih baik di mata publik. 

    Bahkan, aksi-aksi kecil yang dilakukan user tersebut bisa memberikan legitimasi atas keberadaan bisnis tersebut di industri.

    Dikutip dari HubSpot, berikut beberapa contoh dari metrik micro conversion:

    • pendaftaran email newsletter
    • kunjungan user ke page tertentu pada website kita
    • komentar user atau pengunjung di artikel website kita
    • share atas page atau konten yang berasal dari website kita di sosial media
    • download e-book yang berasal dari website kita
    • pembuatan akun untuk mendapat akses khusus di website kita
    • menonton video yang di-post di website kita
    • menambahkan produk ke keranjang, mengisi formulir tertentu, atau sejumlah aksi sejenis yang bisa dilakukan user di website kita
    Baca Juga: Dapatkan Conversion Rate Tinggi dengan Struktur Ideal Landing Page Ini

    Jenis Micro Conversion

    Jennifer Cardello dari Nielsen Norman Group (badan riset ternama dunia), membagi micro conversion menjadi dua jenis, yakni: process milestone dan secondary action.

    Penjelasan ringkas dari masing-masing dari jenis yang dimaksud antara lain sebagai berikut.

    1. Process milestone

    Process milestone merupakan kumpulan konversi-konversi mikro yang dirangkai seperti sebuah jalur agar user bisa mengarah ke macro conversion.

    Dengan memonitor unit konversi ini, kamu dan tim dapat menentukan perbaikan UX seperti apa yang dibutuhkan untuk melancarkan buyer journey, customer journey, atau user journey.

    Perubahan yang diupayakan diharapkan dapat meningkatkan penjualan produk atau jasa hingga naiknya revenue.

    2. Secondary action

    Secondary action adalah kumpulan konversi-konversi mikro yang tidak punya kaitan langsung dengan goals utama website. 

    Meski begitu, konversi-konversi mikro ini masih bisa menjadi indikator bahwa user tertarik untuk mengambil aksi macro conversion di kemudian hari.

    Manfaat Micro Conversion

    Menurut sumber Klient Boost, ada sejumlah manfaat yang bisa kita dapatkan dari micro conversion, antara lain: 

    • Menjadi upaya untuk mendorong user agar melakukan macro conversion apabila mengambil secondary action sebagai langkah awal.
    • Menjadi tertiary action (upaya tersier) yang bisa dilakukan oleh user sampai mereka memutuskan untuk melakukan konversi.
    • Sebagai parameter ketertarikan dari user-user baru pada brand kita.
    • Sebagai parameter detail mana produk atau layanan yang diminati oleh user dan mana yang tidak.
    • Berfungsi sebagai data untuk mengetahui tingkah laku dari user atau pengunjung website.
    • Berfungsi sebagai landasan untuk pembuatan campaign yang lebih menarik berdasarkan data user yang berhasil dikumpulkan.
    • Meningkatkan kredibilitas website, bisnis, dan produk yang ditawarkan.

    Cara Melakukan Tracking Micro Conversion

    micro conversion

    © Freepik.com

    Hal awal yang mesti dilakukan sebelum melakukan tracking micro conversion adalah menentukan tool pembantu.

    Tool yang umum dipakai marketer di industri untuk mengecek metrik ini adalah Google Analytics.

    Melansir dari sumber HubSpot, berikut langkah-langkah yang bisa kamu ikuti untuk melakukan tracking micro conversion:

    • Pertama, ketika sudah masuk ke dalam akun Google Analytics, klik “Admin”.
    • Kedua, setelah masuk di screen “Admin, klik opsi “Goals” yang berada di bawah kolom “View”.
    • Ketiga, klik tombol merah yang bertuliskan “+ NEW GOAL” untuk menambah ‘goal’ yang ingin di-track (Catatan: Jika tombol ini tidak ada, itu artinya kamu sudah menggunakan kapasitas maksimal tracking goals yang disediakan oleh Google Analytics).
    • Keempat, memulai pengaturan. Kamu bisa menggunakan template yang disediakan oleh Google Analytics. Namun, jika ingin melakukan tracking micro conversion secara custom, kamu bisa menggunakan opsi custom yang disediakan.
    • Kelima, beri nama ‘goal’ yang ingin dilacak, kemudian pilih micro conversion apa yang ingin di-track. Apakah itu ‘jumlah kunjungan ke page tertentu’, ‘berapa lama user berada di page tersebut’, dan lain-lain. Jika sudah ditentukan, maka klik “Continue”.
    • Nah, di sini kamu sudah berhasil membuat ‘goal’ yang hendak kamu lacak. Data ‘goal’ tersebut nantinya bisa kamu lihat progresnya dalam bentuk chart.
    • Untuk melakukan tracking progres, kamu bisa menuju ke “Conversions” > “Goals”.

    Selain itu, ada juga tim yang menggunakan tool Paid Per Click (PPC) sebagai tambahan, seperti SEMrush atau Ahrefs.

    Apabila kamu menggunakan tool PPC, menurut sumber Klient Boost, kamu perlu untuk melakukan pengaturan agar akun PPC dan akun Google Analytics-mu terhubung.

    Upaya integrasi akun PPC dan Google Analytics tersebut ditujukan agar kamu bisa melakukan pengecekan metrik micro conversion langsung di interface tool PPC yang kamu pakai.

    Baca Juga: Conversion Marketing: Menguak Peran Strategisnya dalam Dunia Pemasaran

    Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan jika micro conversion dapat menjadi jembatan untuk tercapainya sejumlah hal.

    Kita dapat menggunakannya sebagai data, untuk meningkatkan kredibilitas, bahkan untuk mendorong peningkatan metrik macro conversion.

    Bagaimana, masih haus akan informasi lainnya seputar dunia digital marketing? 

    Jika iya, kamu bisa membaca lebih lanjut artikel-artikel di Glints Blog.

    Banyak sekali insight informatif yang bisa kamu dapatkan, yang tentunya dapat mendorong pertumbuhan personalmu lebih jauh lagi.

    Jadi tunggu apa lagi? Langsung klik di sini untuk mencari bacaan menarik berikutnya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait