Ingin Penjualan Bisnis Cepat Berkembang? Yuk, Pelajari Strategi Growth Marketing

Diperbarui 15 Mar 2023 - Dibaca 11 mnt

Isi Artikel

    Dewasa ini, agar keuntungan bisnis dapat berkembang dengan pesat, perusahaan kerap kali menggunakan strategi growth marketing.

    Strategi ini didasarkan pemikiran bahwa pemasaran yang sukses tidak lagi hanya tentang berada di puncak marketing funnel dan mendapatkan ribuan pelanggan baru.

    Strategi ini lebih mengenai mendapatkan pelanggan yang akan bertahan lama.

    Namun, apa sih yang dimaksud dengan growth marketing? Apa perannya untuk kesuksesan sebuah perusahaan? Yuk, simak selengkapnya dalam artikel Glints berikut ini.

    Baca Juga: Marketing Flywheel, Strategi Pemasaran yang Jadi Tandingan Marketing Funnel

    Apa Itu Growth Marketing?

    growth marketing

    © Pexels.com

    Menyadur New Breed Marketing, growth marketing adalah proses sistematis yang menggabungkan strategi brand marketing dengan performance marketing untuk mendapatkan pelanggan yang sesuai dengan kriteria perusahaan.

    Tim pemasaran akan melewati proses merancang dan melakukan percobaan untuk mendapatkan user yang dibutuhkan brand mereka. 

    Jika dieksekusi dengan rapi, strategi ini nantinya akan membantu user dalam situs. Dengan begitu, mereka akan membeli produk secara terus-menerus dan menginformasikan layanan perusahaan kepada orang lain.

    Dalam suatu perusahaan, growth marketing merupakan strategi analitis yang lebih berfokus pada data pemasaran ketimbang aspek kreativitas seorang marketer.

    Percobaan ditujukan untuk meningkatkan proses pertumbuhan dan skalabilitas bisnis, dan tak jarang sebuah eksperimen akan gagal.

    Oleh karena itu, growth marketer harus merasa nyaman dengan kegagalan dan memiliki segudang rencana cadangan. 

    Growth marketer harus memiliki solusi terbaik yang dapat menangani eksperimen dari semua aspek.

    Tujuan dari strategi pemasaran ini adalah pertumbuhan revenue melalui aktivasi, retensi, serta monetisasi user yang ada dan tidak hanya melalui akuisisi pelanggan baru.

    Tanggung Jawab Growth Marketer

    growth marketing

    © Unsplash.com

    Ketika perusahaan menerapkan strategi growth marketing, anggota tim pemasaran akan menyandang gelar growth marketer.

    Tugas mereka akan berubah dan disesuaikan dengan strategi yang baru mereka adopsi.

    Kira-kira, seperti apa keseharian tim pemasaran ketika growth marketing telah diimplementasikan sebagai strategi mereka? Berikut penjelasannya.

    1. Customer research

    Seperti yang sudah Glints jelaskan, agar strategi ini dapat berjalan dengan lancar, marketer memerlukan informasi mengenai kebutuhan customer mereka.

    Maka, setiap harinya, growth marketer akan melakukan riset dan menyaring aspirasi user sebanyak-banyaknya.

    Biasanya, marketer akan melakukan riset pada platform resmi perusahaan, akun resmi media sosial yang dimiliki brand, serta komunitas di mana para pelanggan sering berdiskusi.

    Kendati demikian, opsi utama mereka adalah untuk berinteraksi dengan hard user melalui telepon atau email untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam.

    Baca Juga: Kupas Tuntas Buzz Marketing, Strategi Ampuh Tingkatkan Penjualan Bisnis

    2. Brand marketing

    Melansir AdvanceB2B, jika perusahaan meluncurkan produk baru, growth marketer akan memilih opsi untuk menjalankan taktik peningkatan awareness pada pelanggan yang sesuai kriteria brand.

    Strategi seperti influencer marketing, mengatur atau mensponsori sebuah acara, video marketing, serta guest blogging menjadi pilihan para marketer.

    Di sisi lain, jika sebuah produk tidak menerima banyak demand, kemungkinan besar telah terjadi kesalahan dalam strategi pemasarannya. 

    Biasanya growth marketer akan menjalankan strategi engagement baru di mana produk akan diletakkan pada banyak platform perusahaan dengan potongan harga yang memadai.

    3. Menganalisis dan melaporkan data

    Dalam growth marketing, pemasar akan banyak bermain dengan data dibandingkan dengan aspek kreativitas.

    Sering kali mereka akan berurusan dengan informasi pemasaran kuantitatif serta data pelanggan dari berbagai sumber platform otomasi pemasaran, CRM, dan backend produk.

    Tugas mereka adalah untuk mengubah data-data tersebut menjadi hipotesis dalam bentuk yang ringkas, seperti visualisasi atau slideshow yang praktis dan menarik.

    4. Marketing automation

    Untuk membantu perusahaan meraup untuk yang lebih besar, marketing automation menjadi prioritas yang harus dibentuk oleh tim growth marketer.

    Fungsi sistem ini adalah untuk proses otomatisasi dan pengukuran performa strategi marketing yang digunakan oleh perusahaan.

    Growth marketer dapat merancang, membangun, dan mengoptimalkan drip campaign, urutan orientasi email otomatis, chatbots, lead capture forms, dan pengamatan alur kerja.

    Apa yang Membedakan Strategi Growth Marketing?

    growth marketing

    © Pexels.com

    Menurut Useproof, strategi pemasaran tradisional melibatkan metode yang dapat menghabiskan anggaran tanpa adanya rencana matang.

    Contohnya adalah penggunaan Google Adwords dan kampanye produk dengan beberapa tulisan copy

    Strategi ini bisa menjadi cara yang baik untuk mengarahkan traffic ke situs dan membawa bisnis ke bagian atas marketing funnel.

    Selain itu, awareness pada brand perusahaan serta jumlah pengguna yang diakuisisi juga ikut meningkat.

    Namun, peran strategi pemasaran tradisional berhenti pada tahap tersebut. Hal itu berbeda dengan growth marketing.

    Jika tim pemasaran dapat melaksanakannya dengan baik, growth marketing membawa nilai tambahan.

    Pasalnya, brand dapat menarik, melibatkan, mempertahankan, dan akhirnya mengubah user menjadi pengguna tetap produk perusahaan melalui marketing funnel.

    Ringkasnya, strategi ini melampaui ekspektasi yang biasa terbentuk saat perusahaan sedang mempelajari marketing funnel.

    Baca Juga: Mengenal Experiential Marketing, Strategi Pemasaran Produk Melalui Pengalaman Berkesan

    Sekian penjelasan singkat Glints mengenai strategi growth marketing.

    Intinya, strategi ini lebih fokus terhadap cara-cara mempertahankan user daripada usaha untuk meningkatkan angka akuisisi pelanggan.

    Karena strategi ini didasari oleh riset dan eksperimen, tak jarang upaya tim marketing akan gagal. 

    Namun, supaya strategi dapat berjalan dengan lancar, marketer harus gigih dan selalu siap untuk merancang rencana baru.

    Nah, jika masih tertarik dengan informasi lain seputar dunia pemasaran, kamu bisa mengikuti kelas di Glints Expertclass.

    Pada kelas kategori marketing, para pakar serta marketer andal siap membagikan ilmu serta pengalaman mereka untukmu.

    Menarik bukan? Yuk, sign up di Glints sekarang. Jangan sampai ketinggalan!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 4

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Comments are closed.

      Artikel Terkait