• Blog
    • Bidang Profesi
      • Marketing
      • Tech & Data
      • Media & Communications
      • Business Dev & Sales
      • Product
      • Design
    • Tips Karier
      • Mengawali Karier
      • Dunia Kerja
    • Konten Eksklusif
      • Artikel Expert
      • Panduan
      • Laporan
    • Dari Glints
      • Panduan Komunitas & Konten
      • Campaign Berlangsung
      • Kabar Produk
      • Kabar Glints
  • Lowongan Kerja
  • Glints ExpertClass
  • Glints Community
  • Bidang Profesi
  • Growth Marketing
  • Marketing

Marketing Flywheel, Strategi Pemasaran yang Jadi Tandingan Marketing Funnel

Diperbarui 02 Sep 2021 - Dibaca 6 mnt
Nadiyah Rahmalia Engineering graduate with expertise in content writing and SEO; an aspiring digital/content marketer striving to create and share meaningful works.

Isi Artikel

    Sejak pertama muncul di tahun 2018, marketing flywheel adalah sebuah strategi pemasaran yang dipercaya mampu menggantikan marketing funnel.

    Bagi kamu yang belum tahu, selama ini, berbagai bisnis dan perusahaan memang lebih sering menggunakan marketing funnel.

    Marketing flywheel kemudian makin populer dan banyak dipertimbangkan oleh para marketer karena dipercaya tidak hanya bisa menghasilkan pelanggan, tetapi juga menumbuhkan loyalitas berkelanjutan.

    Tentu saja, hal ini sangat penting bagi perusahaan agar keuntungan dapat terus didapatkan.

    Oleh karena itu, yuk, pahami lebih lanjut mengenai marketing flywheel di artikel Glints berikut ini!

    Baca Juga: Inbound vs Outbond Marketing: Pelajari Perbedaannya di Sini!

    Apa Itu Marketing Flywheel?

    marketing flywheel

    © Freepik.com

    Marketing flywheel merupakan sebuah model strategi marketing yang berfokus pada pengalaman pelanggan.

    Strategi ini mampu menunjukkan bagaimana bisnis mampu bertumbuh pesat jika mengedepankan kepuasan pelanggan alih-alih hany menetapkan target penjualan.

    Seperti flywheel atau roda yang bisa meningkatkan momentum sebuah mesin, flywheel dalam marketing pun bekerja dengan mengumpulkan pelanggan setia untuk menggerakkan bisnis.

    Pada pusat proses proses kerja flywheel, konsumen menjadi fokus utama dan kegiatan lainnya berputar mengelilingi titik tengah tersebut.

    Karena diibaratkan sebagai roda, strategi flywheel harus terus berputar.

    Menurut HubSpot, jumlah energi atau momentum yang dihasilkan sebuah flywheel bergantung pada tiga hal.

    Ketiga hal itu adalah seberapa cepat kamu memutarnya, berapa banyak hambatan atau gesekan yang terjadi, dan berapa besarnya.

    Agar pemasaran bisnis bisa sukses, strategi yang disusun harus mengacu pada tiga hal ini.

    Perbedaan Marketing Flywheel dan Marketing Funnel

    marketing flywheel

    © Wvo.com

    Dunia marketing telah mempercayai strategi marketing funnel sejak sebagai pedoman untuk kesuksesan pemasaran bisnis.

    Namun, menurut Trust Radius, marketing funnel yang memprioritaskan pelanggan sebagai output adalah salah satu kekurangan yang cukup berbahaya.

    Sebab, ketika output sudah didapatkan, mereka keluar begitu saja dari funnel dan tidak lagi dianggap penting.

    Namun, dengan marketing flywheel, pelanggan menjadi input yang paling penting dan diletakkan pada pusat model strategi marketing ini.

    Pelanggan dianggap sebagai energi yang menggerakkan pertumbuhan bisnis.

    Bisnis yang menggunakan flywheel akan terus berusaha untuk meningkatkan kepuasan konsumen untuk mendatangkan lebih banyak lead dan menambah keuntungan.

    Marketing flywheel adalah strategi yang lebih efektif mengundang pembelian berulang dibanding marketing funnel biasa.

    Baca Juga: Ingin Memahami Digital Marketing? Ini Panduan Belajar Lengkapnya Khusus Para Pemula

    Tahapan Marketing Flywheel

    marketing flywheel

    © Freepik.com

    1. Attract

    Tahap attract pada marketing funnel adalah saatnya marketer berusaha mendatangkan calon pelanggan sebanyak-banyaknya.

    Orang yang berusaha didatangkan harus sesuai dengan bisnis dan rencana marketing yang sudah dirancang.

    Biasanya, untuk menarik lebih banyak orang, kamu bisa mencoba beberapa taktik seperti membuat artikel blog dan strategi content marketing lainnya.

    2. Engage

    Ketika orang sudah mulai mengetahui bisnismu dalam tahap attract, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah memberi lebih banyak informasi dan konten. 

    Konten yang bagus bisa meyakinkan mereka dan membuat calon konsumen untuk mencoba produk yang ditawarkan lebih lanjut.

    Sebagian besar marketer setuju untuk melakukan otomatisasi pada tahap engage dalam marketing flywheel, contohnya dengan mengirimkan email newsletter.

    Pada tahap ini, marketer perlu berkomunikasi dengan tim sales untuk mengetahui apa yang calon konsumen inginkan.

    3. Delight

    Tahap delight adalah tahap utama yang membedakan marketing funnel dengan marketing flywheel.

    Dalam marketing flywheel, tugas tim marketing pada tahap engage adalah untuk membangun hubungan baik dengan konsumen dengan tujuan upselling.

    Selain itu, marketing perusahaan juga akan bekerja sama dengan konsumen untuk membuat ulasan maupun user-generated content lainnya.

    Hal ini dinilai lebih efektif untuk meyakinkan lead baru untuk mencoba produkmu dibanding strategi marketing biasa.

    Hubungan perusahaan dengan konsumen harus terus dijaga agar roda flywheel terus berputar dan menghasilkan konsumen baru.

    Baca Juga: Ikuti 7 Tren Marketing di Tahun 2020-2021 Ini agar Bisnis Makin Maju

    Itulah penjelasan Glints mengenai marketing flywheel.

    Seperti yang sudah Glints jelaskan, marketing funnel sejatinya bisa diganti dengan flywheel.

    Namun, tahukah kamu? Bahwa ada strategi jitu lainnya yang bisa diterapkan oleh perusahaan?

    Nah, penasaran apa saja? Bila ya, segera kunjungi Glints ExpertClass. Di sana, para pakar dan ahli pemasaran siap membagikan ilmu mereka untukmu di kelas kategori marketing.

    Menarik bukan? Yuk, cek kelasnya dan daftar sekarang juga!

    • The Flywheel
    • Marketing 101: Flywheel vs Funnel

    beginner marketing flywheel

    Comments are closed.

    Artikel Terkait

    • Mengawali Karier Content Creator dan Influencer: Apa Bedanya dan Mana yang Cocok Untukmu?

      Nadiyah Rahmalia 24 Mei 2022
    • Bidang Profesi GPU (Graphics Processing Unit): Definisi, Fungsi, dan Tipe-tipenya

      Nadiyah Rahmalia 23 Mei 2022
    • Mengawali Karier 5 Cara Mudah jadi Digital Nomad, Bisa Kerja dari Mana Saja!

      Nadiyah Rahmalia 22 Mei 2022
    • Dunia Kerja 10 Cara Mengatasi Hari Buruk di Kantor agar Langsung Semangat Lagi

      Nadiyah Rahmalia 22 Mei 2022
    Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
    Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
    Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
    Kategori Topik
    • Tips Karier
    • Bidang Profesi
    • Konten Eksklusif
    • Kabar Glints
    Media Sosial
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
    • LinkedIn
    Solusi Glints
    • Lowongan Kerja
    • Glints ExpertClass
    • Glints Community

    • Blog
      • Bidang Profesi
        • Marketing
        • Tech & Data
        • Media & Communications
        • Business Dev & Sales
        • Product
        • Design
      • Tips Karier
        • Mengawali Karier
        • Dunia Kerja
      • Konten Eksklusif
        • Artikel Expert
        • Panduan
        • Laporan
      • Dari Glints
        • Panduan Komunitas & Konten
        • Campaign Berlangsung
        • Kabar Produk
        • Kabar Glints
    • Lowongan Kerja
    • Glints ExpertClass
    • Glints Community



    • Bidang Profesi
    • Growth Marketing
    • Marketing

    Marketing Flywheel, Strategi Pemasaran yang Jadi Tandingan Marketing Funnel

    Diperbarui 02 Sep 2021 - Dibaca 6 mnt
    Nadiyah Rahmalia Engineering graduate with expertise in content writing and SEO; an aspiring digital/content marketer striving to create and share meaningful works.

    Isi Artikel

      Sejak pertama muncul di tahun 2018, marketing flywheel adalah sebuah strategi pemasaran yang dipercaya mampu menggantikan marketing funnel.

      Bagi kamu yang belum tahu, selama ini, berbagai bisnis dan perusahaan memang lebih sering menggunakan marketing funnel.

      Marketing flywheel kemudian makin populer dan banyak dipertimbangkan oleh para marketer karena dipercaya tidak hanya bisa menghasilkan pelanggan, tetapi juga menumbuhkan loyalitas berkelanjutan.

      Tentu saja, hal ini sangat penting bagi perusahaan agar keuntungan dapat terus didapatkan.

      Oleh karena itu, yuk, pahami lebih lanjut mengenai marketing flywheel di artikel Glints berikut ini!

      Baca Juga: Inbound vs Outbond Marketing: Pelajari Perbedaannya di Sini!

      Apa Itu Marketing Flywheel?

      marketing flywheel

      © Freepik.com

      Marketing flywheel merupakan sebuah model strategi marketing yang berfokus pada pengalaman pelanggan.

      Strategi ini mampu menunjukkan bagaimana bisnis mampu bertumbuh pesat jika mengedepankan kepuasan pelanggan alih-alih hany menetapkan target penjualan.

      Seperti flywheel atau roda yang bisa meningkatkan momentum sebuah mesin, flywheel dalam marketing pun bekerja dengan mengumpulkan pelanggan setia untuk menggerakkan bisnis.

      Pada pusat proses proses kerja flywheel, konsumen menjadi fokus utama dan kegiatan lainnya berputar mengelilingi titik tengah tersebut.

      Karena diibaratkan sebagai roda, strategi flywheel harus terus berputar.

      Menurut HubSpot, jumlah energi atau momentum yang dihasilkan sebuah flywheel bergantung pada tiga hal.

      Ketiga hal itu adalah seberapa cepat kamu memutarnya, berapa banyak hambatan atau gesekan yang terjadi, dan berapa besarnya.

      Agar pemasaran bisnis bisa sukses, strategi yang disusun harus mengacu pada tiga hal ini.

      Perbedaan Marketing Flywheel dan Marketing Funnel

      marketing flywheel

      © Wvo.com

      Dunia marketing telah mempercayai strategi marketing funnel sejak sebagai pedoman untuk kesuksesan pemasaran bisnis.

      Namun, menurut Trust Radius, marketing funnel yang memprioritaskan pelanggan sebagai output adalah salah satu kekurangan yang cukup berbahaya.

      Sebab, ketika output sudah didapatkan, mereka keluar begitu saja dari funnel dan tidak lagi dianggap penting.

      Namun, dengan marketing flywheel, pelanggan menjadi input yang paling penting dan diletakkan pada pusat model strategi marketing ini.

      Pelanggan dianggap sebagai energi yang menggerakkan pertumbuhan bisnis.

      Bisnis yang menggunakan flywheel akan terus berusaha untuk meningkatkan kepuasan konsumen untuk mendatangkan lebih banyak lead dan menambah keuntungan.

      Marketing flywheel adalah strategi yang lebih efektif mengundang pembelian berulang dibanding marketing funnel biasa.

      Baca Juga: Ingin Memahami Digital Marketing? Ini Panduan Belajar Lengkapnya Khusus Para Pemula

      Tahapan Marketing Flywheel

      marketing flywheel

      © Freepik.com

      1. Attract

      Tahap attract pada marketing funnel adalah saatnya marketer berusaha mendatangkan calon pelanggan sebanyak-banyaknya.

      Orang yang berusaha didatangkan harus sesuai dengan bisnis dan rencana marketing yang sudah dirancang.

      Biasanya, untuk menarik lebih banyak orang, kamu bisa mencoba beberapa taktik seperti membuat artikel blog dan strategi content marketing lainnya.

      2. Engage

      Ketika orang sudah mulai mengetahui bisnismu dalam tahap attract, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah memberi lebih banyak informasi dan konten. 

      Konten yang bagus bisa meyakinkan mereka dan membuat calon konsumen untuk mencoba produk yang ditawarkan lebih lanjut.

      Sebagian besar marketer setuju untuk melakukan otomatisasi pada tahap engage dalam marketing flywheel, contohnya dengan mengirimkan email newsletter.

      Pada tahap ini, marketer perlu berkomunikasi dengan tim sales untuk mengetahui apa yang calon konsumen inginkan.

      3. Delight

      Tahap delight adalah tahap utama yang membedakan marketing funnel dengan marketing flywheel.

      Dalam marketing flywheel, tugas tim marketing pada tahap engage adalah untuk membangun hubungan baik dengan konsumen dengan tujuan upselling.

      Selain itu, marketing perusahaan juga akan bekerja sama dengan konsumen untuk membuat ulasan maupun user-generated content lainnya.

      Hal ini dinilai lebih efektif untuk meyakinkan lead baru untuk mencoba produkmu dibanding strategi marketing biasa.

      Hubungan perusahaan dengan konsumen harus terus dijaga agar roda flywheel terus berputar dan menghasilkan konsumen baru.

      Baca Juga: Ikuti 7 Tren Marketing di Tahun 2020-2021 Ini agar Bisnis Makin Maju

      Itulah penjelasan Glints mengenai marketing flywheel.

      Seperti yang sudah Glints jelaskan, marketing funnel sejatinya bisa diganti dengan flywheel.

      Namun, tahukah kamu? Bahwa ada strategi jitu lainnya yang bisa diterapkan oleh perusahaan?

      Nah, penasaran apa saja? Bila ya, segera kunjungi Glints ExpertClass. Di sana, para pakar dan ahli pemasaran siap membagikan ilmu mereka untukmu di kelas kategori marketing.

      Menarik bukan? Yuk, cek kelasnya dan daftar sekarang juga!

      • The Flywheel
      • Marketing 101: Flywheel vs Funnel

      beginner marketing flywheel

      Comments are closed.

      Artikel Terkait

      • Mengawali Karier Content Creator dan Influencer: Apa Bedanya dan Mana yang Cocok Untukmu?

        Nadiyah Rahmalia 24 Mei 2022
      • Bidang Profesi GPU (Graphics Processing Unit): Definisi, Fungsi, dan Tipe-tipenya

        Nadiyah Rahmalia 23 Mei 2022
      • Mengawali Karier 5 Cara Mudah jadi Digital Nomad, Bisa Kerja dari Mana Saja!

        Nadiyah Rahmalia 22 Mei 2022
      • Dunia Kerja 10 Cara Mengatasi Hari Buruk di Kantor agar Langsung Semangat Lagi

        Nadiyah Rahmalia 22 Mei 2022
      Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
      Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
      Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
      Kategori Topik
      • Tips Karier
      • Bidang Profesi
      • Konten Eksklusif
      • Kabar Glints
      Media Sosial
      • Facebook
      • Twitter
      • Instagram
      • LinkedIn
      Solusi Glints
      • Lowongan Kerja
      • Glints ExpertClass
      • Glints Community

      • Blog
        • Bidang Profesi
          • Marketing
          • Tech & Data
          • Media & Communications
          • Business Dev & Sales
          • Product
          • Design
        • Tips Karier
          • Mengawali Karier
          • Dunia Kerja
        • Konten Eksklusif
          • Artikel Expert
          • Panduan
          • Laporan
        • Dari Glints
          • Panduan Komunitas & Konten
          • Campaign Berlangsung
          • Kabar Produk
          • Kabar Glints
      • Lowongan Kerja
      • Glints ExpertClass
      • Glints Community



      • Bidang Profesi
      • Growth Marketing
      • Marketing

      Marketing Flywheel, Strategi Pemasaran yang Jadi Tandingan Marketing Funnel

      Diperbarui 02 Sep 2021 - Dibaca 6 mnt
      Nadiyah Rahmalia Engineering graduate with expertise in content writing and SEO; an aspiring digital/content marketer striving to create and share meaningful works.

      Isi Artikel

        Sejak pertama muncul di tahun 2018, marketing flywheel adalah sebuah strategi pemasaran yang dipercaya mampu menggantikan marketing funnel.

        Bagi kamu yang belum tahu, selama ini, berbagai bisnis dan perusahaan memang lebih sering menggunakan marketing funnel.

        Marketing flywheel kemudian makin populer dan banyak dipertimbangkan oleh para marketer karena dipercaya tidak hanya bisa menghasilkan pelanggan, tetapi juga menumbuhkan loyalitas berkelanjutan.

        Tentu saja, hal ini sangat penting bagi perusahaan agar keuntungan dapat terus didapatkan.

        Oleh karena itu, yuk, pahami lebih lanjut mengenai marketing flywheel di artikel Glints berikut ini!

        Baca Juga: Inbound vs Outbond Marketing: Pelajari Perbedaannya di Sini!

        Apa Itu Marketing Flywheel?

        marketing flywheel

        © Freepik.com

        Marketing flywheel merupakan sebuah model strategi marketing yang berfokus pada pengalaman pelanggan.

        Strategi ini mampu menunjukkan bagaimana bisnis mampu bertumbuh pesat jika mengedepankan kepuasan pelanggan alih-alih hany menetapkan target penjualan.

        Seperti flywheel atau roda yang bisa meningkatkan momentum sebuah mesin, flywheel dalam marketing pun bekerja dengan mengumpulkan pelanggan setia untuk menggerakkan bisnis.

        Pada pusat proses proses kerja flywheel, konsumen menjadi fokus utama dan kegiatan lainnya berputar mengelilingi titik tengah tersebut.

        Karena diibaratkan sebagai roda, strategi flywheel harus terus berputar.

        Menurut HubSpot, jumlah energi atau momentum yang dihasilkan sebuah flywheel bergantung pada tiga hal.

        Ketiga hal itu adalah seberapa cepat kamu memutarnya, berapa banyak hambatan atau gesekan yang terjadi, dan berapa besarnya.

        Agar pemasaran bisnis bisa sukses, strategi yang disusun harus mengacu pada tiga hal ini.

        Perbedaan Marketing Flywheel dan Marketing Funnel

        marketing flywheel

        © Wvo.com

        Dunia marketing telah mempercayai strategi marketing funnel sejak sebagai pedoman untuk kesuksesan pemasaran bisnis.

        Namun, menurut Trust Radius, marketing funnel yang memprioritaskan pelanggan sebagai output adalah salah satu kekurangan yang cukup berbahaya.

        Sebab, ketika output sudah didapatkan, mereka keluar begitu saja dari funnel dan tidak lagi dianggap penting.

        Namun, dengan marketing flywheel, pelanggan menjadi input yang paling penting dan diletakkan pada pusat model strategi marketing ini.

        Pelanggan dianggap sebagai energi yang menggerakkan pertumbuhan bisnis.

        Bisnis yang menggunakan flywheel akan terus berusaha untuk meningkatkan kepuasan konsumen untuk mendatangkan lebih banyak lead dan menambah keuntungan.

        Marketing flywheel adalah strategi yang lebih efektif mengundang pembelian berulang dibanding marketing funnel biasa.

        Baca Juga: Ingin Memahami Digital Marketing? Ini Panduan Belajar Lengkapnya Khusus Para Pemula

        Tahapan Marketing Flywheel

        marketing flywheel

        © Freepik.com

        1. Attract

        Tahap attract pada marketing funnel adalah saatnya marketer berusaha mendatangkan calon pelanggan sebanyak-banyaknya.

        Orang yang berusaha didatangkan harus sesuai dengan bisnis dan rencana marketing yang sudah dirancang.

        Biasanya, untuk menarik lebih banyak orang, kamu bisa mencoba beberapa taktik seperti membuat artikel blog dan strategi content marketing lainnya.

        2. Engage

        Ketika orang sudah mulai mengetahui bisnismu dalam tahap attract, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah memberi lebih banyak informasi dan konten. 

        Konten yang bagus bisa meyakinkan mereka dan membuat calon konsumen untuk mencoba produk yang ditawarkan lebih lanjut.

        Sebagian besar marketer setuju untuk melakukan otomatisasi pada tahap engage dalam marketing flywheel, contohnya dengan mengirimkan email newsletter.

        Pada tahap ini, marketer perlu berkomunikasi dengan tim sales untuk mengetahui apa yang calon konsumen inginkan.

        3. Delight

        Tahap delight adalah tahap utama yang membedakan marketing funnel dengan marketing flywheel.

        Dalam marketing flywheel, tugas tim marketing pada tahap engage adalah untuk membangun hubungan baik dengan konsumen dengan tujuan upselling.

        Selain itu, marketing perusahaan juga akan bekerja sama dengan konsumen untuk membuat ulasan maupun user-generated content lainnya.

        Hal ini dinilai lebih efektif untuk meyakinkan lead baru untuk mencoba produkmu dibanding strategi marketing biasa.

        Hubungan perusahaan dengan konsumen harus terus dijaga agar roda flywheel terus berputar dan menghasilkan konsumen baru.

        Baca Juga: Ikuti 7 Tren Marketing di Tahun 2020-2021 Ini agar Bisnis Makin Maju

        Itulah penjelasan Glints mengenai marketing flywheel.

        Seperti yang sudah Glints jelaskan, marketing funnel sejatinya bisa diganti dengan flywheel.

        Namun, tahukah kamu? Bahwa ada strategi jitu lainnya yang bisa diterapkan oleh perusahaan?

        Nah, penasaran apa saja? Bila ya, segera kunjungi Glints ExpertClass. Di sana, para pakar dan ahli pemasaran siap membagikan ilmu mereka untukmu di kelas kategori marketing.

        Menarik bukan? Yuk, cek kelasnya dan daftar sekarang juga!

        • The Flywheel
        • Marketing 101: Flywheel vs Funnel

        beginner marketing flywheel

        Comments are closed.

        Artikel Terkait

        • Mengawali Karier Content Creator dan Influencer: Apa Bedanya dan Mana yang Cocok Untukmu?

          Nadiyah Rahmalia 24 Mei 2022
        • Bidang Profesi GPU (Graphics Processing Unit): Definisi, Fungsi, dan Tipe-tipenya

          Nadiyah Rahmalia 23 Mei 2022
        • Mengawali Karier 5 Cara Mudah jadi Digital Nomad, Bisa Kerja dari Mana Saja!

          Nadiyah Rahmalia 22 Mei 2022
        • Dunia Kerja 10 Cara Mengatasi Hari Buruk di Kantor agar Langsung Semangat Lagi

          Nadiyah Rahmalia 22 Mei 2022
        Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
        Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
        Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
        Kategori Topik
        • Tips Karier
        • Bidang Profesi
        • Konten Eksklusif
        • Kabar Glints
        Media Sosial
        • Facebook
        • Twitter
        • Instagram
        • LinkedIn
        Solusi Glints
        • Lowongan Kerja
        • Glints ExpertClass
        • Glints Community
        Scroll Up