Mengenal Marketing Automation dan Peran Pentingnya bagi Bisnis

Diperbarui 04 Agu 2021 - Dibaca 22 mnt

Isi Artikel

    Marketing automation bukanlah sebuah konsep baru. Menurut Marketo, konsep ini pertama kali terdengar pada tahun 1980-an. 

    Solusi seperti marketing automation memiliki popularitas tersendiri di tengah ketidakpastian ekonomi layaknya krisis finansial tahun 2008. 

    Saat badan-badan usaha memiliki kebutuhan untuk menyelaraskan dan melakukan optimasi proses-proses bisnis demi penghematan dan peningkatan revenue, maka investasi pada solusi seperti marketing automation menjadi sangat dibutuhkan.

    Di sini saya akan menjelaskan lebih lanjut seputar marketing automation, mulai dari pengertian, konsep menjalankan, dan serba-serbi lainnya yang perlu diketahui, terutama jika kamu ingin terjun ke dalam bidang ini.

    Apa Itu Marketing Automation?

    marketing automation adalah

    © Pexels.com

    Dalam artian sempitnya, marketing automation dapat dikatakan sebagai sebuah kategori software atau dalam artian yang lebih luas, bisa juga dikatakan sebagai suatu konsep perpaduan teknologi. 

    Implementasi konsep marketing automation tidak mutlak menggunakan satu buah software tertentu saja. Melainkan, perpaduan berbagai macam software atau aplikasi, bahkan platform pun dapat dilakukan dalam rangka merealisasikan konsep marketing automation.

    Fungsi utama dari marketing automation adalah penyelarasan, otomatisasi, serta pengukuran performa dari kegiatan-kegiatan dan proses-proses marketing secara khusus, serta kegiatan-kegiatan dan proses-proses bisnis secara lebih luas. 

    Sedangkan, tujuan utama dari marketing automation yaitu, untuk membantu perusahaan menambah revenue (keuntungan), dengan meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan-kegiatan serta proses-proses bisnis tersebut. 

    Nah, marketing automation dapat diterapkan dalam berbagai macam aspek selama berbasis digital. Jadi, tidak seperti mitos yang beredar bahwa marketing automation itu sama dengan email marketing.

    Untuk lebih jelasnya, agar teman-teman bisa mendapatkan gambaran mengenai konsep dasar marketing automation, saya memiliki dua contoh kasus dengan perbedaan yang cukup signifikan. 

    Contoh pertama adalah pemanfaatan marketing automation yang sudah lebih populer, dan contoh kedua adalah contoh yang belum populer, namun sangat mungkin untuk dilakukan.

    1. Pemanfaatan Marketing Automation untuk online shop

    Seorang pengguna  sedang browsing di online shop, kemudian ia memasukkan satu produk ke dalam shopping cart-nya. Namun, setelah 3 hari produk yang sudah dipilih belum juga ia check-out.

    Jika online shop tersebut menerapkan konsep marketing automation, maka sistem dapat menilai hal tersebut (belum checkout) sebagai pertanda bahwa pengguna perlu diingatkan untuk melanjutkan pembelian. 

    Alhasil, secara otomatis sistem akan mengirimkan pesan, baik melalui SMS ke nomor pengguna, email, in-app notification, atau mungkin pop-up notification dari aplikasi online shop tersebut. 

    Setelah diingatkan, harapannya adalah transaksi akan terselesaikan dan online shop tersebut akan mendapatkan keuntungan penjualan. Lalu, sistem mengirimkan nota transaksi dan pesan terima kasih.

    Katakanlah, pada suatu waktu yang akan datang, online shop tersebut memperkenalkan sebuah produk baru dengan kategori yang sama dengan produk yang pernah dibeli oleh sang pengguna.  

    Sistem otomatis akan mengirimkan email marketing kepada pengguna, karena sistem membaca bahwa pengguna memiliki kemungkinan untuk membeli produk baru tersebut.

    2. Game

    Ada seorang pemain game yang gemar memainkan suatu game online selama bertahun-tahun. Suatu saat, ia masuk ke level yang sangat sulit dan hanya bisa dilewati jika membeli senjata in-app purchase. 

    Pemain tersebut berulang kali mengunjungi in-game store dan melihat-lihat dagangan senjata, tapi ia tidak pernah melakukan pembelian.

    Sistem game yang terhubung dengan marketing automation mengidentifikasi kejanggalan tersebut.

    Setelah mempelajari data-data sang pemain, sistem menilai bahwa sang pemain ini adalah seseorang yang sangat loyal terhadap game (dinilai dari lamanya waktu bermain, antusiasme sharing di media sosial seperti mention, dan sebagainya).

    Dikarenakan loyalitasnya terhadap game yang ia mainkan, perusahaan game online tersebut bermaksud menawarkan senjata yang dibutuhkan secara gratis. Sang pemain kemudian didatangi sebuah NPC (Non Playable Character) atau mendapat pesan khusus dari game.

    Di dalam pesan tersebut, disebutkan bahwa ia akan mendapatkan hadiah khusus, jika ia mau menjadi evangelis dan mempromosikan perusahaan lewat beberapa posting di media sosial. 

    Semua kegiatan yang diceritakan di atas (analisa pergerakan bolak-balik pemain ke in-game store, loyalitas pemain, kedatangan NPC), dapat dilakukan secara otomatis andai game terhubung ke sistem marketing automation

    Sebagai contoh nyata dari ilustrasi tentang game di atas, video berikut menunjukkan bagaimana Salesforce, sebagai sebuah perusahaan yang menyediakan CRM dan juga Marketing Automation lewat Pardot, dapat dihubungkan dengan Minecraft.

    Dari kedua contoh kasus di atas, bisa dipahami bahwa marketing automation dapat dihubungkan ke apapun yang berbasis digital dan tidak terbatas pada konsep email marketing saja.

    Meskipun dengan cara yang berbeda, kedua contoh di atas memiliki satu kesamaan tujuan, yaitu menambah keuntungan untuk perusahaan.

    Pada contoh pertama, keuntungan finansial langsung didapatkan dari suksesnya penjualan. Pada contoh kedua, keuntungan finansial didapatkan dengan cara menghadirkan seorang evangelis baru yang akan mempromosikan game.

    Pada dasarnya, konsep marketing automation dapat digunakan oleh usaha dalam bidang dan industri apapun, dengan skala apapun. Namun, marketing automation sendiri paling tepat sasaran bila digunakan oleh usaha B2B (Business to Business). 

    Kegiatan pemasaran dan penjualan usaha B2B, umumnya mencakup serangkaian kegiatan dan proses yang kompleks dan panjang, serta memakan waktu hingga tahunan. Marketing automation dapat dimanfaatkan untuk membuat kegiatan dan proses yang dituju lebih efisien dan efektif.

    Baca Juga: Mengenal Facebook Ads Targeting dan Fitur-fiturnya

    Cara Kerja Marketing Automation

    pengertian marketing automation

    © Pexels.com

    Menurut Marketo, marketing automation baik dalam bentuk software atau konseptual, memiliki 3 komponen utama. Ketiga komponen tersebut adalah: 

    1. Engagement Hub

    Engagement Hub adalah komponen database dari marketing automation yang menyimpan data-data target komunikasi atau pemasaran (atau dalam istilah marketing, target komunikasi ini disebut dengan Leads).

    2. Automation engine

    Automation engine dibutuhkan untuk menghadirkan otomatisasi serangkaian proses dan kegiatan marketing secara khusus, dan bisnis pada umumnya.

    3. Analytics engine

    Setelah otomatisasi dari serangkaian proses dan kegiatan dilakukan, perlu dilakukan pengukuran performa dari otomatisasi. 

    Sebagai contoh, pada otomatisasi kegiatan komunikasi, perlu diukur seberapa efektifkah komunikasi tersebut diterima. Hal ini dikarenakan komunikasi yang dilakukan secara otomatis oleh software jelas berbeda dengan komunikasi yang dilakukan oleh manusia. 

    Maka dari itu, penting sekali untuk mengulas kembali performa, serta tetap aktif dalam memperbaiki sistem dan cara komunikasi otomatis yang digunakan. 

    Keunggulan Marketing Automation

    marketing automation untuk bisnis

    © Pexels.com

    Marketing Automation punya tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional demi mempercepat pertumbuhan revenue

    Berbagai riset menunjukkan bahwa pemanfaatan Marketing Automation memberikan antara lain dua keuntungan utama (jika diterapkan dengan tepat), yaitu:

    1. Peningkatan produktivitas

    Pada umumnya, otomatisasi memang akan menghadirkan peningkatan efisiensi dan efektivitas dari serangkaian proses yang ada. 

    Sebagai contoh hasilnya, kegiatan-kegiatan yang berbau administratif dan manual bisa dikurangi, serta kolaborasi antar tim atau departemen bisa lebih terarah dengan hadirnya penyederhanaan serangkaian proses yang ada, dan sebagainya. 

    Alhasil, ada waktu tambahan yang kini dapat dialokasikan untuk menyelesaikan pekerjaan lain. Jumlah waktu yang dipakai bisa lebih hemat yang mana dapat menjadi tolak ukur keberhasilan implementasi.

    2. Peningkatan keuntungan finansial perusahaan

    Kegiatan-kegiatan marketing dan sales dapat menjadi lebih terarah karena terdapat penyelarasan dan penyederhanaan dalam prosesnya. Hadirnya data hasil analisis proses dan kegiatan juga bermanfaat sebagai pembimbing. 

    Sebagai contoh, berdasarkan data yang ada dapat diketahui pesan komunikasi seperti apa yang paling cocok untuk segmen pasar tertentu. Hal ini secara tidak langsung akan berperan pada peningkatan revenue perusahaan.

    Peningkatan produktivitas sebagaimana dijelaskan, tentu juga akan berperan pada peningkatan revenue perusahaan. Jumlah peningkatan revenue dapat langsung dijadikan sebagai tolak ukur untuk pengukuran keberhasilan implementasi.

    Baca Juga: Panduan Memaksimalkan Digital Marketing Funnel

    Best Practice dalam Memulai Penggunaan Marketing Automation

    © Pexels.com

    Perusahaan atau organisasi apapun dapat memanfaatkan marketing automation. 

    Dalam rangka memulai penggunaan marketing automation, Marketo berpendapat bahwa terdapat empat hal utama yang harus diperhatikan agar software atau konsep ini bisa dijalankan dan diimplementasikan secara optimal.

    Empat hal tersebut antara lain adalah:

    1. Lead generation

    “Apakah organisasi saya memiliki proses untuk atau mampu men-generate (mengumpulkan) Leads?”

    Marketing automation memang membantu Leads Generation. Meskipun begitu, kegiatan Leads Generation itu sendiri tidak bisa bergantung 100% pada marketing automation saja. 

    Jika organisasi kamu belum memiliki daftar kontak untuk dihubungi, atau belum siap untuk melakukan kegiatan pengumpulan kontak dan data target pasar, maka organisasi kamu belum siap untuk menggunakan marketing automation.

     2. Content

    Marketing automation punya fungsi untuk membantu komunikasi dengan target pasar. Maka dari itu, marketing automation sangat bergantung pada konten komunikasi. 

    Hal ini dikarenakan kekuatan utama marketing automation adalah memberikan pesan yang tepat, kepada orang yang tepat, di waktu yang tepat, dengan cara yang tepat, secara otomatis.

    Jika perusahaan atau organisasi kamu sudah memiliki content creator, maka kamu sudah siap untuk melakukan marketing automation dari aspek ini.

    3. Process

    Apakah perlu dilakukan perbaikan dari segi proses penjualan atau proses kolaborasi marketing dan sales?

    Jika organisasi atau perusahaan kamu sudah memiliki proses penjualan tertentu yang punya potensi perbaikan, maka marketing automation bisa jadi cocok untukmu..

    4. Terdapat alokasi resource

    Tak hanya empat poin di atas saja, diperlukan juga struktur organisasi yang jelas dalam menjalankan marketing automation. Demi marketing automation berjalan secara optimal, harus ada alokasi resource yang memadai. 

    Perlu dipastikan bahwa sebuah organisasi memiliki staf yang cukup atau bisa menambah staf untuk melaksanakan kegiatan marketing automation.

    Hal ini dikarenakan eksekusi kegiatan marketing automation sendiri idealnya dilakukan oleh satu tim atau lebih, bahkan hingga satu departemen khusus.

    Common Mistake Pemula

    © Pexels.com

    Setiap perusahaan dan organisasi yang ingin menggunakan atau menerapkan marketing automation   harus memperhatikan empat hal yang sudah dijelaskan di atas.

    Sedangkan untuk hal yang harus dihindari, saya memilih untuk menggambarkannya dengan kata euforia

    Mereka (perusahaan, organisasi, atau perorangan) yang baru terjun ke dunia marketing automation  memiliki kemungkinan untuk terbawa euforia. 

    Terdapat banyak badan usaha yang termakan propaganda keunggulan marketing automation dan langsung membeli software atau segera mengimplementasikannya. Padahal, pada kenyataannya mereka belum siap untuk menggunakannya.

    Euforia terburu-buru seperti ini telah banyak sekali terjadi dan mengakibatkan pemborosan biaya, bahkan kerusakan nama baik brand.

    Maka dari itu, perlu dipertimbangkan dengan matang empat poin best practice yang sudah dijelaskan di atas, agar marketing automation dapat dijalankan secara optimal dan tepat guna. 

    Skill yang Harus Dimiliki

    © Pexels.com

    Jika ingin menekuni marketing automation dan menjadi expert di bidang ini, dibutuhkan wawasan mengenai dua keilmuan yang cukup berbeda, yaitu bisnis dan teknologi.

    1. Business knowledge

    Pengetahuan akan bisnis—terutama di bidang marketing sangat penting dalam membantu menguasai software atau konsep dari marketing automation.

    Pasalnya, pengetahuan ini sangat diperlukan antara lain untuk mendesain interaksi ke target pasar, seperti pesan apa yang harus diberikan, bagaimana cara penyampaiannya, dan lain-lain. 

    Sudut pandang bisnis menjadi sangat krusial karena dibutuhkan pemahaman tentang apa yang sebenarnya harus dilakukan bisnis dalam rangka meningkatkan revenue.

    2. Tech knowledge

    Marketing automation sebagaimana telah disampaikan, adalah sebuah kategori software dalam artian sempit, juga konsep perpaduan teknologi dalam artian luas. 

    Tanpa wawasan teknis, maka pemanfaatannya pun tidak mungkin dilakukan. 

    Tech knowledge secara sempit dibutuhkan untuk mengoperasikan berbagai tools yang digunakan, serta mengimplementasikan otomatisasi proses dan analisa data. 

    Secara luas, tech knowledge dibutuhkan untuk mempertimbangkan optimasi lanjutan, otomatisasi lanjutan, integrasi beragam sistem, dan lain-lain. Skill programming dan pengolahan data pun sangat penting.

    Masih bicara mengenai tech knowledge, salah satu tolak ukur dari seorang marketing automation expert adalah penguasaan tools yang digunakan dalam praktiknya.

    Seorang expert diharapkan dapat menguasai dua sampai tiga core tools yang berbeda. Sebagai contoh, Marketo dan Hubspot. 

    Tak hanya itu, marketing automation expert juga harus menguasai analytics engine seperti Google Analytics, Tableau, dan masih banyak lagi.

    Baca Juga: Kupas Tuntas User Research dan Cara Menjalankannya

    Demikian penjelasan singkat saya mengenai marketing automation

    Untuk mengetahui lebih lanjut seputar bidang ini, kamu bisa mengikuti webinar Glints ExpertClass yang akan diadakan secara online.

    Tak cuma tentang marketing automation, Glints juga punya segudang webinar lainnya dengan topik beragam seputar dunia marketing.

    Yuk, cek kelas apa saja yang tersedia dan ikuti webinar serunya cukup dengan klik di sini!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Comments are closed.

      Artikel Terkait