Mengenal Experiential Marketing, Strategi Pemasaran Produk Melalui Pengalaman Berkesan

Diperbarui 19 Apr 2021 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Seiring bertambahnya kompetitor, para marketer terus berusaha mencari teknik marketing terbaik bagi perusahaannya. Ada satu jenis pemasaran yang bisa membuat brand-mu menonjol dibanding brand lainnya, yaitu experiential marketing.

    Jenis marketing yang satu ini tidak hanya dilakukan satu arah dari perusahaan ke pelanggan. Lebih dari itu, pelanggan bisa merasakan langsung apa yang ditawarkan oleh brand-mu.

    Tertarik untuk mempelajari experiential marketing lebih lanjut? Yuk, simak penjelasan Glints berikut ini!

    Baca Juga: Ikuti 7 Tren Marketing di Tahun 2020-2021 Ini agar Bisnis Makin Maju

    Apa Itu Experiential Marketing?

    experiential marketing

    © tagbin.in

    Kamu mungkin sudah sering mendengar istilah digital marketing, social media marketing, dan email marketing. Saat ini, tiga jenis marketing tersebut memang sedang diminati oleh para marketer.

    Namun, ketiga strategi tersebut memiliki kelemahan yang sama, yaitu mengandalkan marketing secara satu arah. Di sana, tidak banyak interaksi langsung antara perusahaan dengan pelanggan.

    Padahal, dikutip dari Econsultancy, 48% orang lebih tertarik membeli sebuah produk jika mereka telah mencoba produk tersebut.

    Berdasarkan data tersebut, kamu bisa melihat bahwa pelanggan menyukai interaksi dengan sebuah produk. Jika merasa cocok, barulah mereka akan membelinya.

    Nah, untuk mengakomodasi keinginan pelanggan tersebut, kamu bisa memanfaatkan experiential marketing. 

    Dilansir dari Eventbrite, experiential marketing adalah strategi pemasaran yang membuat pelanggan mendapat pengalaman menggunakan suatu brand. Definisi ini serupa dengan asal kata ‘experiential’, yaitu experience atau pengalaman.

    Beberapa orang menyebut experiential marketing dengan istilah live marketing atau event marketing.

    Pada experiential marketing, pelanggan akan merasakan pengalaman yang tidak terlupakan dengan brand-mu.

    Apabila berhasil, jenis marketing yang satu ini bisa menanamkan pandangan positif pada mereka.

    Pengalaman tersebut kemudian akan menciptakan ikatan dan brand loyalty yang lebih kuat antara brand dengan pelanggan. 

    Biasanya, experiential marketing memanfaatkan berbagai hal yang bisa mendukung pengalaman pelanggan, seperti sampel produk, pengalaman 3D, acara, dan sebagainya, seperti ditulis Sense Marketing.

    Semua itu bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan brand-mu.

    Baca Juga: Online Marketing vs Offline Marketing, Mana yang Lebih Baik?

    Tipe Experiential Marketing

    experiential marketing

    © ntu.edu.sg

    1. Workshop

    Salah satu tipe experiential marketing yang paling umum adalah kelas dan workshop. Umumnya, workshop dilakukan secara tatap muka di suatu tempat.

    Kamu bisa membuka kelas atau workshop yang terkait dengan brand-mu. 

    Sebagai contoh, kamu memiliki brand florist. Kamu bisa membuka workshop pembuatan bucket bunga. Dengan begitu, kamu bisa mendekatkan pelanggan pada apa yang brand-mu suguhkan.

    Kamu juga bisa membuat kelas dan workshop online, seperti webinar.

    2. Event pop-up

    Selain workshop, kamu juga bisa menggelar event pop-up untuk brand-mu. Acara yang dimaksud bisa beragam, seperti instalasi seni, pertunjukan live, dan bazar.

    Pada dasarnya, tujuan dari event pop-up adalah menyempurnakan pengalaman sehari-hari pelanggan, seperti dikutip dari Single Grain.

    Biasanya, event pop-up akan berlangsung pada periode waktu yang singkat. Dengan demikian, pelanggan akan merasa harus mendatangi acaramu sebelum periode tersebut selesai.

    3. Single-person event

    Experiential marketing tidak melulu soal jumlah pengunjung yang besar. Lebih dari itu, kamu harus bisa memastikan bahwa setiap orang mendapat pengalaman yang tidak terlupakan dari brand-mu.

    Salah satu tipe experiential marketing yang bisa kamu lakukan adalah single-person event.

    Tips yang satu ini pernah dilakukan oleh Coca-Cola ketika bekerja sama dengan peluncuran film James Bond. 

    Perusahaan minuman asal Amerika Serikat ini memberikan tantangan kepada pelanggan untuk mendatangi sebuah vending machine.

    Dalam perjalanan pelanggan ke vending machine tersebut, mereka akan menemukan berbagai rintangan khas James Bond.

    4. Pameran produk

    Jika kamu memberikan sentuhan kreatif pada sebuah pameran produk, pelanggan akan mendapat pengalaman yang tidak terlupakan terkait brand-mu.

    Kamu bisa mengedukasi pelanggan tentang produk yang kamu luncurkan sekaligus memberikan kesan yang menarik pada mereka.

    Pasalnya, 65% pelanggan setuju bahwa pameran bisa membuat mereka mengerti tentang produk yang ditawarkan daripada jenis marketing lainnya.

    Baca Juga: Perhatikan Perbedaan Marketing dan Branding Demi Kemajuan Bisnismu

    Demikian penjelasan dari Glints mengenai experiential marketing. Dengan jenis marketing yang satu ini, pelanggan bisa merasakan langsung produk atau jasa yang kamu tawarkan. Menarik, bukan?

    Selain experiential marketing, ada banyak jenis marketing lainnya yang bisa kamu pilih, lho. Kamu bisa mempelajari berbagai teknik marketing di kelas online Glints ExpertClass!

    Di sana, kamu bisa mendapat penjelasan langsung dan berdiskusi dengan para pakar di bidang marketing.

    Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, segera sign up dan ikuti kelasnya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.8 / 5. Jumlah vote: 4

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait