7 Jenis Reksa Dana dan Tingkat Risikonya, Pilih yang Mana, ya?

Diperbarui 20 Jan 2023 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Reksa dana adalah instrumen investasi yang digadang-gadang cocok untuk pemula. Walau begitu, kamu tetap harus menyesuaikan pilihan jenis reksa dana yang sesuai denganmu.

    Memangnya, apa saja tipe reksa dana yang bisa kamu pilih? Glints punya daftarnya dalam artikel ini.

    Yuk, simak selengkapnya!

    1. Reksa dana pasar uang

    reksa dana pasar uang

    © Pixabay.com

    Pertama-tama, ada reksa dana pasar uang. Tipe reksa dana ini berisi produk-produk pasar uang, seperti:

    • deposito
    • surat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun

    Risiko reksa dana pasar uang sangatlah kecil. Itulah mengapa, produk investasi ini cocok untukmu yang profil risikonya sangat konservatif.

    Walau begitu, menurut Investopedia, reksa dana pasar uang juga bisa menjadi “tempat parkir” uangmu. 

    Kalau ada uang yang menganggur dan tak tahu harus diinvestasikan ke mana, belilah reksa dana pasar uang. Dengan begitu, uangmu bisa bertumbuh.

    Perlu diingat, risiko investasi yang kecil akan sejalan dengan potensi untung yang kecil. Ini juga berlaku untuk reksa dana pasar uang.

    Tertarik membeli produk yang satu ini? Pahami dulu semua tentangnya secara lebih mendalam, ya. 

    Glints punya artikel yang mengupas tuntas reksa dana pasar uang. Klik tombol di bawah ini dan baca gratis sekarang juga:

    KLIK DI SINI

    2. Reksa dana pendapatan tetap

    reksa dana pendapatan tetap

    © Freepik

    Selanjutnya, ada reksa dana pendapatan tetap. Melansir Otoritas Jasa Keuangan, mayoritas (minimal 80%) reksa dana ini berisi:

    • surat utang
    • obligasi
    • sukuk

    Risiko jenis reksa dana ini ada di tengah-tengah. Kamu yang berprofil risiko konservatif-moderat bisa mempertimbangkan investasi di instrumen ini.

    Masih ada banyak informasi soal reksa dana pendapatan tetap yang harus kamu pahami. Apa sajakah itu? Klik tombol di bawah dan baca penjelasan informasinya:

    SIMAK DI SINI

    3. Reksa dana saham

    reksa dana campuran

    © Freepik.com

    Kamu investor dengan profil risiko agresif? Coba lirik tipe reksa dana yang satu ini.

    Sebagian besar dana investasi reksa dana saham akan dimasukkan ke saham. Perlu diingat, sebagian besar yang dimaksud adalah minimal 80%, ya.

    Potensi keuntungan reksa dana ini besar. Walau begitu, risikonya besar pula.

    Jadi, sebelum membelinya, kamu harus paham seluk-beluk reksa dana saham dulu. Tenang saja, Glints punya artikel tentang instrumen investasi ini.

    Artikelnya dirangkum dari sumber tepercaya dan ditulis menggunakan kata-kata yang mudah dipahami. Langsung saja, klik tombol di bawah untuk membacanya:

    BACA ARTIKELNYA

    4. Reksa dana campuran

    balanced mutual funds

    © Freepik.com

    Ada juga jenis reksa dana yang bersifat campuran. Isi dari reksa dana ini adalah instrumen pasar uang, obligasi, dan saham.

    Walau begitu, proporsi maksimal dari masing-masing instrumen di atas adalah 79%. Supaya lebih jelas, Glints akan memberikan contoh.

    • reksa dana campuran A (sesuai ketentuan):
      • 30% pasar uang
      • 60% obligasi
      • 10% saham
    • reksa dana campuran B (belum sesuai ketentuan):
      • 80% pasar uang (seharusnya maksimal 79%)
      • 10% obligasi
      • 10% saham

    Instrumen yang satu ini cocok untukmu yang profil risikonya moderat. Jadi, sesuaikan dengan dirimu, ya.

    Jangan lupa, sebelum membelinya, pastikan kamu benar-benar tahu soal reksa dana campuran. Kalau belum paham, tinggal klik tombol di bawah untuk baca penjelasan lengkap tentangnya:

    BACA DI SINI

    5. Reksa dana syariah

    reksa dana syariah adalah

    © Freepik.com

    Ingin investasi sesuai aturan agama Islam? Coba pertimbangkan tipe reksa dana syariah.

    Sejatinya, reksa dana syariah bisa berbentuk pasar uang, pendapatan tetap, saham, ataupun syariah. Akan tetapi, reksa dana ini dikelola dengan prinsip syariah.

    Melansir Otoritas Jasa Keuangan, reksa dana yang satu ini dijamin prinsip syariahnya oleh Dewan Pengawas Syariah. Jadi, kamu tak perlu khawatir.

    Selain itu, apa lagi kelebihan dari reksa dana syariah? Yuk, ketahui jawabannya di artikel Glints! Klik tombol di bawah ini, ya:

    SIMAK DI SINI

    6. Reksa dana terproteksi

    reksa dana terproteksi

    © Freepik.com

    Selanjutnya, ada reksa dana terproteksi. Jenis reksa dana yang satu ini cocok untukmu yang khawatir soal turunnya nilai investasi.

    Uniknya, tak seperti tipe lainnya, reksa dana terproteksi punya tanggal jatuh tempo. Saat jatuh tempo tiba, nilai modal investasimu dijamin bisa tetap.

    Walau begitu, mengutip Otoritas Jasa Keuangan, kamu boleh saja mencairkan reksa dana sebelum tanggal jatuh tempo. Akan tetapi, tak ada jaminan nilai investasimu masih 100%.

    Ingin pelajari lebih lanjut soal reksa dana terproteksi? Klik tombol di bawah dan langsung baca artikel tentangnya, gratis.

    KLIK DI SINI

    7. Exchange traded fund

    ETF adalah

    © kiplinger.com

    Terakhir, ada exchange traded fund (ETF). Dana investasi ETF akan diinvestasikan di instrumen saham.

    Lantas, apa perbedaan ETF dan reksa dana saham?

    Menurut Bursa Efek Indonesia, kamu membeli reksa dana yang dikelola oleh Manajer Investasi. Sementara itu, ETF diperdagangkan oleh dealer ataupun broker saham.

    Harga reksa dana saham juga baru bisa dipastikan setiap akhir hari. Sementara itu, harga ETF bersifat real-time layaknya pasar saham.

    Selain itu, apa lagi perbedaan antara ETF dan reksa dana saham? Glints punya artikel yang membahasnya. Klik tombol di bawah dan baca sekarang:

    BACA DI SINI

    Demikian daftar jenis reksa dana yang bisa kamu pilih. Beli produk yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasimu, ya.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait