Reksa Dana Saham: Arti, Kelebihan, Risiko, & Indikator Kesuksesannya
Isi Artikel
Ingin investasi saham tanpa repot? Membeli reksa dana saham adalah salah satu solusinya.
Dalam artikel ini, Glints akan menjelaskan apa itu reksa dana saham. Ada juga kelebihan, risiko, serta indikator yang bisa kamu pakai untuk memilihnya.
Langsung saja, simak selengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Reksa Dana Saham?
Sebelum memahami apa itu reksa dana saham, kamu harus tahu arti dari reksa dana.
Arti reksa dana
Mengutip Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, reksa dana adalah wadah yang dipakai untuk mengumpulkan dana dari pemodal. Nah, dana-dana itu akan diinvestasikan oleh seorang manajer investasi.
Supaya lebih jelas, Glints akan memberikan contoh. Misalnya, ada perusahaan manajer investasi X yang menjual reksa dana Y.
Si A, B, dan C membeli reksa dana tersebut. Nah, uang pembelian reksa dana itu akan dikelola dan diinvestasikan oleh manajer investasi X.
Dengan begitu, A, B, dan C tidak perlu banyak memusingkan dana investasi. Sudah ada X yang mengatur uang mereka.
Kalau investasinya untung, si A, B, dan C sebagai investor tentu mendapat untung.
Arti reksa dana saham
Reksa dana saham adalah reksa dana sebagian besar dananya diinvestasikan ke surat berharga alias saham.
Walau begitu, tak berarti seluruh dana investor harus masuk ke saham. Melansir Bursa Efek Indonesia, batas minimal saham di reksa dana ini adalah 80%.
Berikut contoh penggambarannya:
- reksa dana saham 1, 100% saham, sudah sesuai ketentuan
- reksa dana saham 2, 90% saham + 10% deposito, sudah sesuai ketentuan
- reksa dana saham 3, 80% saham + 10% deposito + 10% surat utang, sudah sesuai ketentuan
- reksa dana saham 4, 75% saham + 25% surat utang, belum sesuai ketentuan (saham minimal 80%)
Kelebihan dan Risiko Reksa Dana Saham
Beberapa kelebihan dan risiko reksa dana saham adalah:
Kelebihan
1. Modal yang dibutuhkan relatif kecil
Kamu hanya punya Rp10 ribu untuk investasi? Tenang saja, kamu bisa membeli reksa dana saham.
Walau modalmu hanya Rp10 ribu, uang tersebut akan digabung dengan uang dari investor lainnya. Meski relatif kecil, Rp10 ribumu bisa tumbuh.
2. Cocok untuk pemula
Kelebihan reksa dana saham selanjutnya adalah cocok untuk pemula. Sebab, kamu tak perlu memilih-milih saham yang potensial untuk dibeli.
Cukup percayakan uangmu pada manajer investasi. Dialah yang akan memilihkan saham untukmu dan investor lainnya.
3. Hemat waktu
Saat membeli saham, investor biasanya memantau kinerja saham tersebut. Langkah itu tentu membutuhkan waktu.
Kalau kamu membeli reksa dana saham, pantauan kinerja tak perlu dilakukan. Sebab, sudah ada manajer investasi yang melakukannya.
4. Bebas pajak
Keuntungan dari reksa dana saham selanjutnya adalah bebas dari pajak. Jadi, keuntunganmu tentu lebih besar dibanding produk investasi lain.
Misalnya, jika dibandingkan dengan investasi saham, investor akan dikenakan pajak 0,1% setiap penjualan.
Kemudian, ada pajak yang harus dibayarkan juga sebesar sebesar 10% saat investor menerima dividen.
5. Dapat dibeli dengan mudah
Investasi reksa dana pada umumnya terkenal karena dapat diakses dan dibeli oleh masyarakat dengan mudah.
Pasalnya, ada banyak bank hingga aplikasi online yang sudah menyediakan produk ini.
Kamu hanya perlu datang ke bank terdekat atau download aplikasi lewat smartphone dan bertransaksi membeli reksa dana pilihanmu.
Risiko
1. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan
Sebagian besar isi reksa dana saham adalah saham. Glints sudah sempat menyinggung ini di atas.
Nah, seperti dituliskan Investopedia, harga saham bisa naik dan turun. Itulah yang menjadi risiko investasi reksa dana saham.
Hari ini, kamu bisa membelinya dengan harga Rp100 ribu. Dengan harga itu, kamu mendapatkan 20 unit reksa dana saham.
Keesokan harinya, unit milikmu tentu tetap 20. Akan tetapi, karena harga saham pilihan Manajer Investasi turun, nilai 20 unit tersebut menjadi Rp98 ribu.
2. Risiko likuiditas
Setelah membeli reksa dana, uangmu akan diinvestasikan. Pencairan uang itu tentu membutuhkan waktu. Inilah yang menjadi risiko selanjutnya.
Walau begitu, OJK telah menetapkan batas pencairan reksa dana terlama, yakni 7 hari.
3. Tidak dijamin pemerintah
Salah satu risiko yang harus diperhatikan dari reksa dana saham adalah kerugian tidak adanya jaminan dari pemerintah.
Jadi, jika terjadi kebangkrutan bank, investor pasti akan mendapatkan kerugian. Nah, kerugian ini tidaklah ditanggung oleh bank tersebut atau OJK.
Hal ini berbeda dengan misalnya investasi obligasi yang dijamin langsung oleh pemerintah.
4. Risiko wanprestasi
Reksa dana pada umumnya memiliki risiko wanprestasi atau gagal bayar.
Hal ini bisa terjadi saat manajer investasi tidak bisa memenuhi kewajibannya karena kelalaian atau hal merugikan lainnya.
Alhasil, bisa saja uang yang sudah diinvestasikan tidak dapat kembali kepada investor atau dapat terjadi kerugian besar.
Indikator Kesuksesan Reksa Dana Saham
Di Indonesia, ada banyak sekali reksa dana saham yang bisa kamu beli. Agar tak bingung memilih, coba analisis kinerja mereka di masa lalu.
Untuk melakukan analisis itu, kamu bisa melihat data reksa dana terkait. Berikut data yang bisa kamu cek:
1. Asset under management
Indikator kesuksesan reksa dana saham yang pertama adalah asset under management (AUM). Dalam bahasa Indonesia, AUM disebut dengan total dana kelolaan.
Definisinya cukup sederhana. Melansir The Balance, AUM adalah total aset yang ada di dalam suatu instrumen investasi.
Misalnya, si D, E, dan F membeli reksa dana saham Z 1 tahun yang lalu. Rincian jumlah investasi mereka yakni:
- D, Rp1 juta
- E, Rp1,5 juta
- F, Rp2,5 juta
Otomatis, 1 tahun yang lalu, AUM reksa dana saham Z adalah:
- = jumlah investasi D + jumlah investasi E + jumlah investasi F
- = Rp1.000.000 + Rp1.500.000 + Rp2.500.000
- = Rp5.000.000
Setelah dikelola selama setahun, reksa dana itu punya keuntungan Rp500 ribu. Otomatis, AUM Z bertambah menjadi Rp5.500.000.
2. Expense ratio
Ada juga expense ratio. Rasio yang satu ini menunjukkan “biaya” yang dibutuhkan Manajer Investasi untuk mengelola dana investor.
Beberapa contohnya yakni:
- biaya jual-beli saham
- biaya bank kustodian (tempat dana dari investor disimpan)
- biaya operasional Manajer Investasi
- dan lain-lain
Mengutip NerdWallet, expense ratio memang tak kamu bayarkan layaknya biaya administrasi.
Expense ratio langsung dipotong dari asset under management. Jadi, saat membeli reksa dana, kamu sebenarnya sudah membayar expense ratio.
3. Maximum drawdown
Indikator kesuksesan reksa dana saham selanjutnya adalah maximum drawdown.
Melansir Investopedia, maximum drawdown adalah persentase penurunan harga reksa dana dari titik tertinggi hingga titik terendah.
Misalnya, reksa dana saham X harganya naik-turun. Selama setahun, harga tertingginya adalah Rp100 ribu per unit. Sementara itu, harga terendahnya adalah Rp30 ribu.
Itu berarti, maximum drawdown reksa dana saham X dalam setahun adalah:
- = (harga terendah – harga tertinggi) / harga tertinggi
- = (Rp30.000 – Rp100.000) / Rp100.000
- = -Rp70.000 / Rp100.000
- = -0,7%
Maximum drawdown adalah indikator potensi kerugian sebuah reksa dana saham.
Perlu diingat, indikator di atas bukanlah jaminan kesuksesan reksa dana. Walau begitu, data-datanya tetap bisa menjadi pertimbangan untukmu.
Rekomendasi Reksa Dana Saham Terbaik 2023
Jika kamu sedang mencari. Berikut adalah beberapa pilihan reksa dana saham terbaik di tahun 2023.
1. Cipta Saham Unggulan
Pertama, ada produk investasi Cipat Saham Unggulan. Produk investasi ini memiliki return 5,22% dalam bulan pertama.
Kemudian, return pada 1 tahun adalah 21,32% dan kemudian 3 tahun sebesar 87,42%.
2. Cipta Saham Unggulan Syariah
Seperti namanya, produk investasi ini adalah bentuk syariah dari Cipta Saham Unggulan.
Return yang mungkin diperoleh oleh investor dari produk ini pada bulan pertama sebesar 5,50%.
Lalu, pada 1 tahun akan naik menjadi 17, 53% dan 82,78% pada tahun ke-3.
3. Sucorinvest Equity Fund
Produk yang dimiliki Sucor Asset Management satu ini cukup menguntungkan karena dapat memberikan return 53, 53% dalam 3 tahun.
Dana yang sudah dikelola dari produk ini juga sudah mencapai Rp3,33 triliun.
4. TRIM Kapital
Selanjutnya ada TRIM Syariah Saham yang sudah diluncurkan sejak 2006 silam.
Secara return, dalam 3 tahun kamu bisa saja mendapatkan untung sebesar 50,95%.
Demikian penjelasan Glints soal apa itu reksa dana saham.
Perlu diingat, melansir Axis Mutual Funds, instrumen investasi ini tergolong berisiko moderat sampai tinggi. Jadi, sesuaikan dengan profil risiko dan tujuan keuanganmu, ya.
Kalau memang produk ini kurang pas denganmu, tenang saja. Masih ada jenis reksa dana lainnya yang risikonya lebih rendah.
Ingin mempelajari apa saja pilihannya? Yuk, klik link di bawah ini untuk membaca artikel seputar jenis reksa dana lain: