Portofolio Investasi: Definisi, Manfaat, dan Cara Membuatnya

Diperbarui 31 Jan 2023 - Dibaca 11 mnt

Portofolio investasi adalah salah satu hal yang penting dimiliki kalau kamu ingin main saham.

Dengan punya portofolio yang bagus, kamu bisa memaksimalkan keuntungan sekaligus meminimalkan risiko dalam berinvestasi.

Ingin tahu bagaimana apa saja manfaat dan cara buat portofolio investasi?

Yuk, simak paparan Glints berikut ini!

Apa Itu Portofolio Investasi?

sertifikasi manajer investasi

© Freepik.com

Apa yang ada di pikiranmu ketika mendengar soal portofolio?

Biasanya kita mengaitkan portofolio dengan kumpulan hasil karya, tulisan, atau dokumentasi pribadi yang memperlihatkan riwayat, kemampuan, serta pengalaman kerja selama ini. 

Portofolio dalam dunia saham (investment portfolio) memiliki konsep yang serupa.

Portofolio investasi adalah kumpulan aset dalam bentuk saham, obligasi, reksa dana, ekuitas, komoditas, deposito, uang tunai atau setaranya, bahkan bitcoin yang dimiliki perorangan atau suatu institusi.

Meski begitu, jenis instrumen yang dapat dimasukkan ke portofolio sebetulnya bukan cuma investasi di pasar modal.

Investasi yang bisa diportofoliokan juga mencakup real estate, barang seni, emas, dan bentuk penanaman modal lainnya.

Melihat jenisnya, investasi portofolio dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

  • Investasi strategis: pembelian aset karena ada potensi memperoleh income yield, berpotensi naik terus dalam jangka panjang, atau keduanya. Tujuannya adalah untuk menahan aset tersebut dalam waktu yang lama.
  • Investasi taktis: aktivitas jual beli aktif dengan harapan mencapai keuntungan jangka pendek.

Baca Juga: Tertarik Investasi Saham? Pelajari Analisis Fundamental dan Teknikal!

Apa Tujuan Punya Portofolio Investasi?

jenis investasi syariah

© Freepik.com

Mengutip Investopedia, kumpulan aset dalam portofolio investasi diharapkan bisa menghasilkan return atau keuntungan dalam jangka pendek maupun panjang.

Memiliki portofolio juga bisa mengurangi risiko kerugian saat kamu berinvestasi dengan melakukan diversifikasi.

Dengan diversifikasi kamu akan menaruh uang pada lebih dari satu jenis aset. Semakin banyak dan beragam aset yang kamu miliki, risiko kerugiannya cenderung makin rendah.

Kira-kira begini contohnya:

  • Kamu menanam seluruh modal untuk beli satu jenis saham A. Ketika ada unusual market activity atau down trend, pergerakan harga saham A bisa sewaktu-waktu ambruk dan berpotensi merugikan.
  • Tanpa cadangan investasi di tempat lain, kamu bisa kehilangan seluruh uang yang sudah ditanam itu.
  • Makanya, jika kamu membagi uangmu ke beberapa “pos”, baik itu dibelikan saham yang berbeda atau ditempatkan ke aset di luar saham seperti obligasi, kamu masih punya jaminan “simpanan uang”.
Baca Juga :  Tips Untuk Kamu yang Susah Bangun Pagi

Nah, contoh tersebut adalah bentuk dari manfaat portofolio investasi. Kamu jadi bisa menentukan kira-kira besaran pendapatan dan kerugian berdasarkan kumpulan aset yang telah dimiliki.

Baca Juga: Hati-hati! Ini 7 Ciri Investasi Bodong yang Wajib Kamu Waspadai

Bagaimana Cara Membuat Portofolio Investasi?

Kumpulan aset dalam portofoliomu bisa menghasilkan pertumbuhan jangka panjang yang konsisten.

Dengan kata lain, portofolio idealnya harus bisa memenuhi capital gain, alias keuntungan yang diperoleh di masa depan dari hasil penjualan aset, seperti saham, obligasi, dan properti.

Nah, cara paling mudah untuk membuat portofolio investasi adalah dengan strategi sistematis.

Strategi sistematis adalah membeli dan menahan aset untuk memperoleh keuntungan jangka panjang yang maksimal dengan tingkat risiko sekecil mungkin.

Masih dari Investopedia, berikut adalah cara membuat portofolio investasi dengan menggunakan pendekatan strategis:

1. Tentukan alokasi aset dengan tepat

fluktuasi harga bitcoin

© Freepik

Pertam kamu perlu tahu lebih dulu kondisi keuanganmu saat ini dan apa tujuanmu berinvestasi.

Beberapa hal yang juga harus dipertimbangkan sebelum membangun portofolio investasi adalah:

  • usia kamu saat ini
  • berapa banyak waktu yang kamu punya untuk berinvestasi
  • jumlah modal untuk berinvestasi, serta
  • kebutuhan pendapatan di masa depan

Gambarannya seperti berikut:

  • Pegawai fresh grad mungkin masih punya modal yang terbatas sehingga pilihan jenis asetnya juga terbatas. Tetapi, mereka masih bisa menahan aset dalam waktu lama karena kebutuhan untuk return-nya tidak terlalu darurat.
  • Sebaliknya, pegawai senior mungkin butuh aset yang bisa cepat menghasilkan return besar karena punya tanggungan keluarga dan sudah siap-siap pensiun.

Nah, setelah memastikan kondisi keuangan dan tujuan berinvestasi, selanjutnya kamu bisa mulai menentukan mau menaruh modal di jenis aset apa saja.

Baca Juga: Baru Lulus Kuliah? Ini Investasi yang Cocok Untukmu!

2. Tentukan “gaya” berinvestasimu

ostrich effect saat investasi

© Pexels.com

Hal kedua yang perlu kamu pertimbangkan adalah kepribadianmu dan seberapa besar toleransimu atas risiko serta kerugian.

Portofolio Agresif

Semua instrumen investasi pasti punya risiko. Namun, yang membedakan adalah tingkatannya.

Secara umum, semakin banyak risiko yang bisa kamu tanggung akan semakin agresif juga portofoliomu.

Dalam artian, isi portofoliomu bisa semakin beragam dengan tingkat risiko yang berbeda-beda pula.

Portofolio Pasif

Sebaliknya, semakin sedikit risiko yang dapat kamu toleransi, makin “kaku” isi portofoliomu. Gaya atau jenis ini disebut investasi pasif.

Tujuannya adalah untuk melindungi nilai asetmu. 

Nah, apakah kamu tipe orang yang nekad ambil risiko rugi di depan demi potensi keuntungan yang lebih besar nantinya? Atau kamu justru cenderung ragu-ragu dan overthinking?

3. Mulai isi portofoliomu

tips investasi emas untuk karyawan

© Freepik.com

Setelah tahu seperti apa strategimu menempatkan modal, sekarang kamu tinggal membaginya di antara kelas aset yang sesuai.

Baca Juga :  5 Aplikasi Forex yang Cocok Digunakan untuk Trader Pemula

Buat investor pemula, pengelompokan investasi yang paling mendasar adalah ekuitas dan obligasi.

Sementara kalau sudah lebih familier dengan dunia investasi, kamu bisa memecahnya lagi ke jenis-jenis aset lainnya yang punya potensi return and risk berbeda.

Sebagai contoh, kamu bisa membagi porsi ekuitas antara sektor industri dan perusahaan dari kapitalisasi pasar (market cap) yang berbeda.

Sementara untuk saham bisa kamu pecah menjadi saham asing dan domestik. Porsi obligasinya mungkin dipecah antara yang jangka panjang dan pendek. Begitu seterusnya.

4. Timbang bobot portofolio investasimu

tanda keuangan tidak sehat

© Pixabay.com

Setelah kamu bangun portofolio investasi yang mapan, langkah selanjutnya adalah menimbang dan menyeimbangkannya secara berkala.

Langkah ini penting karena perubahan pergerakan harga pasar dapat menyebabkan bobot modal awalmu berubah.

Untuk menilai alokasi aset aktual portofoliomu, kategorikan investasi secara kuantitatif dan tentukan proporsi nilainya terhadap keseluruhan.

Faktor-faktor yang berubah dari waktu ke waktu antara lain:

  • situasi keuangan kamu saat ini
  • kebutuhan masa depan
  • toleransi risikomu

Jika hal-hal ini berubah, kamu mungkin perlu ganti komposisi portofolio.

Jika toleransi risiko kamu turun (tidak lagi bisa menanggung risiko sebanyak sebelumnya) mungkin bijak untuk mengurangi jumlah ekuitas yang dimiliki.

Atau sebaliknya? Kondisi finansial kamu sekarang ini sudah lebih stabil sehingga juga siap untuk mengambil risiko yang lebih besar.

Jika ya, kamu mungkin bisa menaruh uang di saham berkapitalisasi kecil yang lebih fluktuatif.

Menyeimbangkan portofolio

Untuk menyeimbangkan kembali portofoliomu, tentukan posisi mana yang lebih berat dan kelompok aset mana yang “terlalu kurus”.

Katakanlah kamu memegang 30% dari aset saat ini dalam bentuk ekuitas berkapitalisasi kecil.

Padahal, idealnya alokasi aset kamu hanya sekitar 15% untuk di instrumen itu. Ini artinya porsi aset itu sudah berlebihan.

Rebalancing adalah langkah untuk menentukan berapa banyak dari aset yang perlu kamu kurangi dan alokasikan ke kelas lain.

Baca Juga: 8 Macam Aplikasi yang Memudahkan Kamu Berinvestasi

Itulah tadi serba-serbi serta beberapa cara yang bisa kamu gunakan untuk mulai membuat dan maintain portofolio investasi.

Satu hal yang perlu diingat juga, pastikan kamu memahami risikonya sebelum berinvestasi, ya! 

Selain tentang topik pembahasan di atas, kamu bisa mendapatkan lebih banyak insight dan update seputar keuangan dengan baca kumpulan artikel dari Glints, lho.

Kamu bisa akses secara gratis dengan klik di sini, lho. Yuk, baca sekarang juga!


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terkait

Glints TapLoker Icon