Diversifikasi: Apa itu, Cara Kerja, Kelebihan, dan Kekurangannya

Diperbarui 20 Jun 2023 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Bagi kamu yang tertarik mencoba berinvestasi, maka diversifikasi adalah hal yang perlu dipahami terlebih dahulu. Pasalnya, melakukan investasi cukup berisiko apalagi jika belum pernah melakukannya.

    Melakukan investasi memang bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menyiapkan keuangan yang lebih baik di masa depan.

    Namun, sebelum memutuskan untuk segera mencobanya sebaiknya kamu mencari tahu lebih banyak soal instrumen investasi yang ingin dicoba.

    Selain itu, banyak pula pakar yang menyarankan untuk melakukan diversifikasi portofolio agar investasi yang dilakukan bisa lebih aman.

    Jadi, apa sebenarnya diversifikasi itu? Mengapa hal yang satu ini penting untuk diketahui sebelum melakukan investasi?

    Jika penasaran dengan jawabannya, simak dulu penjelasan yang sudah Glints persiapkan di bawah ini, ya.

    Baca Juga: Pahami Investasi Jangka Panjang agar Bisa Kaya di Hari Tua

    Apa Itu Diversifikasi?

    Sederhananya, diversifikasi adalah teknik mengurangi risiko saat melakukan investasi.

    Teknik tersebut bisa dilakukan dengan mengalokasikan investasi ke berbagai instrumen keuangan, industri, dan kategori lainnya.

    Hal tersebut bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan karena investasi dilakukan di beberapa area berbeda.

    Investopedia juga menyebutkan bahwa sebagian besar profesional setuju bahwa diversifikasi adalah komponen terpenting untuk mencapai tujuan jangka panjang.

    Meskipun dengan melakukan diversifikasi portofolio tidak selalu menjamin investor terhindar dari kerugian, tapi hal yang satu ini dapat meminimalisirnya.

    Melakukan diversifikasi portofolio juga disebut menguntungkan karena aset yang diinvestasikan tidak berkorelasi satu sama lain.

    Misalnya, saat nilai salah satu aset menurun, maka investor masih bisa menutup kerugian dengan aset lain yang mendapatkan keuntungan.

    Jadi, risiko mengalami kerugian yang sangat besar memang akan diminimalisir dengan melakukan diversifikasi portofolio.

    Memahami Cara Kerja Diversifikasi dalam Investasi

    The Balance menyebutkan bahwa diversifikasi adalah campuran aset mulai dari saham, obligasi, komoditas, hingga masih banyak lainnya.

    Salah satu alasan mengapa teknik diversifikasi bisa mengurangi risiko kerugian saat berinvestasi yaitu karena aset tersebut akan menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap peristiwa ekonomi yang sama.

    Misalnya, kamu melakukan investasi saham maka akan mendapatkan banyak keuntungan di saat perekonomian tengah tumbuh dengan baik.

    Sementara itu, saat perekonomian melemah maka instrumen investasi lain seperti obligasi atau sekuritas akan lebih menguntungkan.

    Tujuan dari melakukan diversifikasi adalah untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dan menghindari ancaman kerugian.

    Itulah mengapa, jika ingin melakukan hal yang satu ini kamu perlu mencari tahu info dan tips diversifikasi portofolio terlebih dahulu.

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat akan melakukan diversifikasi adalah dengan mengenali risk tolerance, menentukan alokasi aset, hingga selalu memantau nilai instrumen investasi.

    Ingatlah dalam melakukan diversifikasi sebaiknya mengalokasikan pada aset yang tidak memiliki korelasi.

    Semakin jauh korelasi dari aset yang diinvestasikan maka akan semakin baik hasilnya.

    Kelebihan dan Kekurangan Diversifikasi

    © Freepik.com

    Setelah membaca penjelasan di atas, mungkin diversifikasi portofolio tampak seperti strategi untuk berinvestasi yang sangat baik.

    Namun, sebenarnya ada beberapa kelebihan dan kekurangan saat kita melakukan hal yang satu ini, lho.

    Penasaran apa saja kelebihan dan kekurangan dari diversifikasi? Berikut ini penjelasannya.

    Kelebihan

    1. Mengurangi Risiko

    Kelebihan pertama dari melakukan diversifikasi adalah dapat mengurangi risiko saat melakukan sebuah investasi.

    Sebenarnya risiko tidak bisa dihilangkan sepenuhnya saat melakukan hal yang satu ini. Namun, risiko tersebut mampu dikurangi dengan sangat baik sehingga tidak akan membuat investor mengalami kerugian yang besar.

    Risiko itu pun bisa dikurangi seiring berjalannya waktu. Misalnya, saat melakukan investasi saham dan keadaan pasar masih cukup lemah. 

    Hal itu memang tidak akan menguntungkan, tapi jika portofolio disimpan cukup lama tentunya risiko yang dialami tidak terlalu tinggi.

    Karena itu, menurut Financial Alliance hal penting yang perlu diperhatikan dalam disertifikasi portofolio adalah mempertahankannya dalam jangka waktu panjang. 

    Hal tersebut berguna untuk mengurangi risiko secara signifikan, meskipun tidak sepenuhnya menghilangkannya.

    2. Lebih menguntungkan

    Kelebihan selanjutnya dari melakukan diversifikasi adalah investor berkesempatan besar bisa mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi.

    Hal itu disebabkan investasi di jenis aset yang berbeda dapat meningkatkan keuntungan lebih banyak.

    Misalnya, ada seseorang yang berinvestasi pada saham dan emas. Kedua hal tersebut tentunya tidak berkorelasi sama sekali.

    Jadi, saat pasar saham sedang mengalami penurunan, ia masih tetap untung dari investasi emas yang dilakukannya.

    3. Membantu menemukan strategi investasi paling cocok

    Karena akan mempelajari dan menggunakan ragam produk investasi, tentu dengan diversifikasi kamu akan mengenal strategi investasi yang paling cocok untukmu sendiri.

    Sebagai investor, kamu akan menjadi lebih tahu cara membagi dana investasimu ke berbagai produk investasi.

    Dengan begitu, kamu bisa lebih efektif dan sukses menjangkau tujuan investasi yang ingin dicapai.

    Kekurangan

    1. Membatasi peluang pertumbuhan

    Selain kelebihan, melakukan diversifikasi tentunya juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah membatasi peluang seorang investor untuk tumbuh.

    Salah satu cara untuk menjadi seorang investor yang profesional adalah dengan berani mengambil risiko yang besar. Pasalnya investasi yang cukup berisiko hasilnya akan lebih menguntungkan.

    Dilansir dari Brandon Gaille, diversifikasi adalah pendekatan untuk investasi yang agak konservatif karena potensi keuntungannya cukup terbatas.

    Memang salah satu tujuan dari melakukan diversifikasi portofolio adalah untuk meminimalkan kerugian. Dengan begitu, keuntungan yang didapatkan tidak sebesar seperti saat melakukan investasi penuh pada suatu aset tertentu.

    2. Modal awal yang relatif lebih besar

    Setiap produk investasi tentu memiliki modal awal yang berbeda-beda. Ada yang memerlukan modal mulai dari puluhan ribu hingga jutaan.

    Jika kamu ingin memilih berinvestasi pada banyak instrumen, modal yang harus dikeluarkan pasti relatif besar juga.

    Oleh karena itu, pikirkan baik-baik bagaimana dan di mana kamu akan menempatkan modal awal sebelum melakukan diversifikasi.

    3. Proses yang dilakukan lebih kompleks

    Kekurangan selanjutnya dari diversifikasi adalah prosesnya yang lebih kompleks. Memang jelas berinvestasi pada beberapa aset sekaligus tentunya lebih rumit daripada hanya berinvestasi pada satu jenis aset tertentu saja.

    Misalnya, kamu memiliki uang 200 juta rupiah yang ingin diinvestasikan, tentunya akan lebih mudah saat semua uang tersebut diinvestasikan pada satu aset saja.

    Namun, jika kamu memecahnya menjadi 10 investasi yang berbeda dengan masing-masing senilai 20 juta rupiah, tentunya akan lebih merepotkan.

    Belum lagi nanti masih ada biaya tambahan dari setiap investasi tersebut sehingga perlu mengeluarkan lebih banyak biaya.

    Baca Juga: Ingin Investasi? Pelajari 13 Istilah Berikut Beserta Pengertiannya!

    Strategi Melakukan Diversifikasi Investasi

    1. Kenali profil risiko pribadi

    Profil risiko merujuk kepada kemampuan seseorang menerima risiko investasi yang akan dilakukan. Umumnya, profil risiko terbagi menjadi tiga kategori, yaitu konservatif, moderat, dan agresif.

    Dalam kategori konservatif, investor tidak ingin investasinya terkena risiko kerugian yang terlalu tinggi. Ia ingin angkanya lebih stabil walau hasilnya relatif lebih rendah.

    Kemudian, kategori moderat adalah untuk investor yang mampu menerima risiko kerugian yang cukup besar. Namun, ia tetap berhati-hati dalam memilih aset investasi.

    Untuk tipe agresif, investor berani mengambil risiko yang relatif tinggi sehingga bisa mendapat return yang besar pula.

    Kalau dirimu sendiri termasuk tipe yang mana, ya?

    2. Pilih produk sesuai profil risiko

    Setelah mengetahui profil risikomu, langkah selanjutnya adalah memilih produk investasi yang cocok dengan profil tersebut.

    Jika ingin bermain aman dan masuk kategori konservatif, kamu lebih baik memilih produk yang risikonya rendah reksadana pasar uang, deposito, dan lainnya.

    Untuk yang mungkin bisa menerima risiko lebih besar, dapat melakukan investasi dengan risiko tinggi seperti saham, crypocurrency, dan forex.

    3. Rutin rebalancing

    Saat kondisi pasar tidak terlalu seimbang, itulah tanda kamu mungkin harus melakukan rebalancing atau menyeimbangkan portofolio investasi yang kamu miliki.

    Saat melakukan rebalancing, kamu akan menyesuaikan kembali dana yang sudah diinvestasikan ke satu produk ke produk yang lain.

    Dengan begitu, kamu bisa menurunkan risiko kerugian saat kondisi pasar sedang tidak baik dan memindahkannya ke produk yang lebih aman.

    Begitu pula di saat ada kondisi pasar yang sedang baik, kamu bisa memindahkan sebagian aset lain ke produk yang bisa lebih menguntungkan.

    Keuntungan yang didapatkan nanti bisa digunakan kembali sebagai modal pada produk yang dipindahkan sebelumnya.

    Contoh Diversifikasi Investasi

    Agar kamu lebih mudah mengerti konsep diversifikasi portofolion investasi, Glints akan berikan sebuah ilustrasi.

    Misalnya, Andi memiliki uang Rp3.000.000 untuk diinvestasikan. Ia ingin melakukan diversifikasi agar meminimalisir risiko kerugian.

    Ia mengalokasikan dana sebesar Rp500.000 untuk investasi pada reksadana pasar uang.

    Lalu, ia juga menaruh uang sebesar Rp1.500.000 untuk investasi reksadana saham.

    Terakhir ia juga menaruh uang sebesar Rp1.000.000 dalam investasi obligasi.

    Ia memilih untuk melakukan pembagian-pembagian ini untuk bisa mencapai tujuan membeli rumah di kemudian hari.

    Pembagian aset investasi inilah yang disebut dengan diversifikasi investasi.

    Baca Juga: Ingin Berinvestasi dengan Mudah? Coba Aplikasi-Aplikasi Ini!

    Demikianlah penjelasan mengenai diversifikasi portofolio yang perlu kamu pahami sebelum mulai mencobanya saat melakukan investasi.

    Perlu diingat bahwa diversifikasi portofolio adalah teknik yang bertujuan untuk mengurangi risiko saat berinvestasi.

    Jadi, mendapatkan keuntungan hingga berkali lipat memang bukanlah fokus dari melakukan teknik investasi yang satu ini.

    Nah, setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan dari diversifikasi, kamu bisa mulai menentukan apakah teknik investasi ini cocok kamu gunakan atau tidak.

    Jika kamu masih bingung dan ragu, tak perlu khawatir, kamu bisa mempelajari lebih dalam tentang investasi terlebih dahulu melalui artikel-artikel yang ada di Glints Blog!

    Ada beberapa artikel tentang teknik dalam dunia investasi hingga pertimbangan sebelum mengambil keputusan investasi.

    Tertarik? Ayo temukan dan baca kumpulan artikelnya di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait