Pahami Downtrend Saham supaya Bisa Menghindari Rugi
Isi Artikel
Ketika mendengar istilah downtrend saham, apa yang muncul di pikiranmu?
Ya, dari kata down dan trend saja, kebanyakan orang akan langsung mengaitkan atau menebaknya sebagai keadaan penurunan dalam harga saham.
Akan tetapi, penurunan seperti apa yang dimaksud? Apa artinya kalau kamu adalah seorang investor yang mau melakukan trading saham?
Tenang, Glints sudah menyiapkan ulasan lengkapnya khusus buatmu. Disimak sampai akhir, ya!
Apa Itu Downtrend Saham?
Downtrend adalah pola pergerakan harga saham di pasar yang terus menurun dalam jangka waktu lama. Pola pergerakan ini bisa dipantau melalui trendline.
Trendline menggambarkan pola pergerakan harga di pasar saham. Bisa naik, turun, atau datar. Maka, ada juga yang dinamakan uptrend (naik) dan sideways (datar).
Mengutip Investopedia, kondisi pasar bisa dikatakan mengalami downtrend apabila tampak titik puncak (peak) dan titik palung (trough) yang semakin menurun secara berturut-turut dalam rentang waktu lama.
Ilustrasi berikut adalah bentuk downtrend.
Ada dua titik puncak (lower high) dan dua titik palung (lower low) yang masing-masing lebih rendah daripada titik sebelumnya. Ini berarti tren harganya turun terus.
Meskipun ada kenaikan, titik puncaknya tidak lebih tinggi daripada titik puncak sebelumnya. Dengan kata lain, sebetulnya trennya masih turun terus.
Inilah yang dimaksud dengan downtrend saham.
Penyebab Downtrend Saham
Kalau kamu mengamati adanya downtrend, ini berarti harga pasarnya sedang turun terus.
Keadaan ini bisa terjadi kalau di pasar ada lebih banyak penawaran daripada permintaan.
Maksudnya, lebih banyak kuantitas sekuritas yang ditawarkan daripada pembeli yang tertarik. Kalaupun ada pembeli, sekuritas yang dibeli jumlahnya hanya sedikit.
Biasanya downtrend juga terjadi mengikuti perkembangan berita atau informasi seputar perusahaan, keadaan ekonomi, dan situasi lainnya.
Ya, kejadian tertentu bisa membuat orang-orang menjual saham bersamaan. Akibatnya, penawarannya pun melebihi permintaan di pasar.
Melansir dari Corporate Finance Institute, kalau downtrend berlangsung dalam jangka waktu panjang, dampaknya akan besar.
Bisa terjadi krisis ekonomi yang menimbulkan penggangguran, penurunan daya beli masyarakat, dan lain-lain.
Ketika Downtrend, Apa yang Harus Dilakukan?
Menurut pusat edukasi dan komunitas trader Babypips, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan atau hindari ketika ada sinyal downtrend saham.
Berikut tips dan trik yang sudah Glints rangkum untukmu.
1. Melakukan short selling
Hati-hati, short selling biasanya dilakukan oleh investor yang sudah berpengalaman dalam trading.
Caranya, kamu akan meminjam saham dan langsung menjualnya kembali. Namun, dengan perjanjian bahwa suatu saat nanti kamu akan membeli kembali saham yang dijual tersebut.
Kalau trennya turun terus, kamu pun akan dapat untung dari selisih harga jual saham dengan harga beli di kemudian hari.
2. Jual saham sebelum turunnya makin drastis
Perhatikan trennya. Investor juga bisa melakukan analisis teknikal dengan menghitung nilai moving average harga saham.
Bila setelah diamati, kamu menebak kondisi ke depannya akan terus turun, langsung jual sahamnya sebelum turun secara drastis.
3. Memprediksi uptrend
Kalau kamu memiliki saham yang sekarang turun terus, coba analisis apakah ada peluang harganya naik lagi ke depannya.
Kalau melihat kemungkinannya, kamu bisa menunggu dulu sampai muncul uptrend dan harganya naik baru menjual saham tersebut.
Apa pun keputusanmu, pastikan kamu sudah mempertimbangkannya dengan hati-hati, ya.
Itu dia pengertian downtrend saham dan cara menghindari kerugian dalam situasi ini.
Ingin tahu tips saham dan investasi lainnya? Ayo baca lebih banyak artikel di Glints Blog!
Kamu bisa baca beragam artikel tentang investasi, budgeting, saham, hingga tips mengenai pengelolaan keuangan pribadi, semuanya tersedia untukmu.
Tunggu apa lagi? Ayo temukan kumpulan artikel terbarunya di sini sekarang juga!