Hindari Keputusan Investasi yang Salah, Lakukan Analisis dengan Moving Average

Diperbarui 20 Jan 2023 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Untuk bisa melakukan investasi saham dengan baik dan benar, moving average adalah konsep atau hitungan yang wajib kamu pahami terlebih dahulu.

    Tak perlu bingung kalau saat ini kamu belum mengerti tentang moving average.

    Di artikel berikut ini, Glints akan menjelaskan mulai dari apa itu moving average hingga bagaimana aplikasinya dalam saham untukmu.

    Jadi, pastikan baca sampai akhir agar benar-benar paham, ya.

    Apa Itu Moving Average?

    moving average adalah

    © Midwestcollegiateconference.com

    Sebetulnya, moving average adalah perhitungan dalam statistik.

    Melansir Investopedia, moving average digunakan untuk menganalisis data point dengan membuat rata-rata dari beberapa subset yang berbeda.

    Subset ini diperoleh dari full data set yang sudah ada.

    Nah, perhitungan ini pun digunakan dalam dunia finansial, khususnya untuk saham.

    Moving average sering digunakan oleh para investor sebagai indikator saat melakukan analisis teknikal.

    Investor maupun trader mempertimbangkan moving average suatu saham untuk mengetahui harga rata-ratanya.

    Selain itu, dengan melihat moving average, kita bisa melihat arah tren saham.

    Kurva moving average akan bergerak ke atas jika harganya naik atau uptrend.

    Sebaliknya, kurva moving average akan bergerak ke bawah saat harga saham downtrend.

    Menurut Corporate Finance Institute, indikator ini disebut moving average (rata-rata bergerak) karena perhitungannya terus dilakukan berdasarkan data harga terbaru yang selalu berubah-ubah.

    Saat ini, moving average merupakan indikator analisis teknikal yang paling populer digunakan dan wajib dikuasai investor pemula sekalipun.

    Baca Juga: Ingin Terjun ke Dunia Saham? Pahami 5 Risiko Menabung Saham Ini

    Jenis-Jenis Moving Average

    moving average adalah

    © Personal-financial.com

    Secara umum, moving average dibagi ke dalam dua jenis, yaitu simple moving average (SMA) dan exponential moving average (EMA).

    1. Simple moving average

    Simple moving average adalah bentuk paling sederhana dari moving average.

    SMA dihitung dengan rumus sebagai berikut:

    SMA = (A1 + A2 + ……….An) / n

    A adalah nilai rata-rata di n.

    Sementara, n sendiri adalah jumlah periode waktu.

    2. Exponential moving average

    Exponential moving average adalah indikator yang lebih responsif terhadap informasi atau perubahan baru. 

    Untuk menghitung exponential moving average, ada 3 tahap yang harus kamu lakukan.

    Pertama, hitung SMA untuk satu periode.

    Lalu, hitung multiplier atau pengali untuk perhitungan exponential moving average dengan rumus:

    Multiplier = [2/(Periode waktu + 1)]

    Sebagai contoh, jika periode waktunya adalah 10, rumusnya akan menjadi:

    Multiplier = [2/(10+1)] = 0.1818

    Setelah itu, tahap terakhir yang harus kamu lakukan adalah melakukan perhitungan dengan rumus EMA sebagai berikut:

    EMA sekarang = [Harga Closing – EMA Periode Waktu Sebelumnya] x Multiplier + EMA Periode Waktu Sebelumnya

    Baca Juga: Serangkaian Istilah Saham yang Perlu Diperlajari Sebelum Berinvestasi

    Simple Moving Average vs Exponential Moving Average

    moving average

    © Thecapitalist.com

    Manakah yang lebih baik digunakan untuk analisis saham antara simple moving average dan exponential moving average?

    Jawabannya adalah sama saja.

    Tidak ada yang lebih baik maupun lebih buruk.

    Hanya saja, keduanya memiliki sensitivitas terhadap perubahan harga yang sedikit berbeda.

    Exponential moving average adalah indikator yang cenderung lebih sensitif jika terjadi perubahan harga, sehingga ia lebih responsif.

    Akan tetapi, perhitungannya lebih rumit dibanding simple moving average.

    Sebagai investor atau trader yang baik, disarankan untuk mempertimbangkan keduanya sebelum mengambil keputusan.

    Kekurangan Moving Average

    © Toptenreviews.com

    Meskipun secara umum moving average merupakan indikator yang baik untuk analisis teknikal, ada beberapa kekurangan yang perlu diketahui.

    Moving average dihitung berdasarkan data historis.

    Ini berarti, perhitungannya hanya menyimpulkan tren berdasarkan informasi harga di masa yang sudah lalu.

    Selain itu, kekurangan lainnya dari moving average adalah tidak dipertimbangkannya faktor lain yang bisa memengaruhi performa saham di waktu mendatang.

    Kompetitor baru, permintaan dan persediaan barang di industrinya, dan perubahan struktur manajerial perusahaan hanya akan dipertimbangkan dalam analisis fundamental.

    Baca Juga: Mudahkan Analisis Investasimu, Apa Itu Indeks Saham?

    Para investor dan trader perlu mengingat bahwa moving average bukanlah satu-satunya indikator yang bisa digunakan untuk analisis.

    Jadi, penting untuk tahu indikator analisis lainnya yang bisa melengkapi proses pertimbangan sebelum berinvestasi.

    Nah, kalau ingin berdiskusi lebih lanjut soal moving average dengan para pengguna Glints yang berpengalaman dalam bidang saham, kamu bisa cek Glints Komunitas.

    Di sana, ada kanal personal finance di mana kamu bisa bebas mengobrol soal berbagai aspek saham secara gratis.

    Yuk, klik di sini untuk mulai obrolannya hari ini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.5 / 5. Jumlah vote: 6

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait