Nostalgia Marketing: Apa Itu dan 6 Kiat Menerapkannya

Tayang 27 Des 2021 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Brand-mu ingin mencuri hati para milenial? Nostalgia marketing bisa menjadi strategi yang paling efektif untuk digunakan.

    Menurut data sensus penduduk 2020 saat ini jumlah generasi milenial di Indonesia mencapai 25,87%. Mereka rata-rata sudah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri.

    Itulah mengapa banyak brand yang menjadikan milenial sebagai target pasarnya. 

    Lantas, apa itu nostalgia marketing dan bagamana cara mempraktikkannya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

    Baca Juga: 13 Strategi Pemasaran Terbaik yang Dapat Dimanfaatkan oleh Marketer

    Apa Itu Nostalgia Marketing?

    nostalgia marketing

    © Pexels.com

    Nostalgia marketing adalah strategi yang memanfaatkan konsep positif dan keakraban dari dekade sebelumnya, melansir AdRoll.

    Hal yang satu ini dilakukan untuk membangun kepercayaan dan menghidupkan kembali memori target pasar dengan keadaan mereka di masa lampau.

    Jadi, tujuan utama dari strategi ini adalah membentuk kampanye yang mengaitkan brand dengan sesuatu yang sudah disukai dan diingat oleh pelanggan dengan masa lalunya.

    Menurut HubSpot terdapat sebuah studi yang menemukan bahwa perasaan nostalgia dapat membuat seseorang bersedia menghabiskan uang lebih banyak untuk membeli barang dan jasa.

    Itulah mengapa selama beberapa tahun terakhir banyak brand yang akhirnya mencoba menerapkan strategi nostalgia marketing dengan target pasar utama adalah generasi milenial.

    Baca Juga: 5 Konsep Penting dalam Manajemen Pemasaran dan Contoh Strateginya

    Cara Menerapkannya

    menerapkan nostalgia marketing

    © Pexels.com

    Menyadur Sprout Social, berikut ini beberapa cara efektif menerapkan nostalgia marketing:

    1. Manfaatkan media sosial

    Media sosial dan generasi milenial sudah melekat dan sulit dipisahkan. Karena itulah, kamu bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menarik hati mereka.

    Kamu bisa menyiapkan kampanye nostalgia marketing lewat media sosial. Dengan begitu, akan lebih mudah untuk menggaet minat dari para milenial.

    Saat mampu membawa kenangan masa lalu dari pelanggan, tentu brand akan terus dibicarakan. Dengan begitu, brand awareness pun akan semakin meningkat.

    Setelah melakukan kampanye, terus pantau bagaimana opini pelanggan mengenai brand dengan cara melakukan social listening. Jika kampanye sukses, tentu mereka akan memberikan pendapat yang positif.

    2. Pastikan kampanye yang dilakukan relevan dengan audiens

    Supaya strategi nostalgia marketing bisa lebih efektif, pastikan bahwa kampanye yang dilakukan relevan dengan target pelanggan.

    Cari tahu apa yang bisa membuat target audiensmu merasa bernostalgia. Lalu, cari tahu bagaimana konten yang tepat untuk meraih perhatian mereka.

    Jadi, perlu dilakukan riset terlebih dahulu untuk mencari tahu usia, minat, hingga peristiwa penting yang pernah dialami oleh pelanggan.

    Dengan menyiapkan buyer persona, tentu akan lebih mudah untuk menyiapkan kampanye yang sesuai dengan preferensi mereka.

    3. Perkenalkan kembali produk yang dulu pernah populer

    Tren belanja memang akan cepat berubah. Hal itu yang menyebabkan sebuah brand memutuskan untuk berhenti meluncurkan suatu produk tertentu.

    Namun, setelah beberapa tahun pastinya ada orang-orang yang merasa rindu dengan jenis produk tersebut.

    Bahkan, mereka biasanya akan bersedia mengeluarkan sejumlah uang demi membeli produk tersebut.

    Nah, kamu bisa memanfaatkan hal itu untuk memperkenalkan kembali produk tersebut. Misalnya, kamu bisa membuat varian baru atau versi upgrade dari jenis produk tersebut.

    4. Perhatikan detail dengan cermat

    Saat ingin membangkitkan memori audiens, pastikan kamu memperhatikan detail-detailnya.

    Misalnya, brand ingin membuat iklan untuk produk makanan bertema tahun 90-an. Tentunya, kamu harus paham seperti apa tone warna atau jenis pengambilan gambar yang populer kala itu.

    Selain itu, pastikan font tulisan juga cocok digunakan dengan iklan dengan tema tahun 90-an.

    Jangan sampai kamu menggunakan font yang terlalu modern sehingga tema 90-an akan kurang menonjol.

    5. Jangan dipaksakan

    Nostalgia adalah suatu pengalaman emosional yang bisa membuat seseorang terikat dengan brand, produk, musik, atau film favorit.

    Ada banyak hal yang bisa memicu nostalgia, misalnya dari melihat suatu gambar atau mendengarkan musik tertentu. Meski begitu, dalam menerapkan strategi marketing ini tidaklah mudah.

    Pasalnya, mendesain ulang memori seseorang tidaklah gampang. Bahkan, jika menerapkannya dengan cara yang salah, maka bisa membuat pelanggan tidak bisa menerimanya.

    Itulah mengapa, sebelum mencoba melakukan strategi ini, pastikan bahwa produk yang ingin kamu tawarkan bisa sesuai dengan tema nostalgia yang membangkitkan memori audiens.

    6. Tetap kreatif

    Kreativitas sangat dibutuhkan dalam nostalgia marketing. Pasalnya, tidak mudah untuk membuat suatu konten yang bisa membangkitkan kenangan masa lalu.

    Selain itu, mungkin kamu juga akan kesulitan mendapatkan lisensi untuk menggunakan suatu nama acara, karakter, atau brand tertentu yang ada di masa lalu.

    Karena itu, diperlukan kreativitas untuk memberikan unsur-unsur yang diperlukan dalam kampanye agar tema nostalgia lebih meyakinkan.

    Baca Juga: 7 Strategi Jitu untuk Maksimalkan Pemasaran di LinkedIn

    Demikianlah penjelasan yang sudah Glints siapkan mengenai nostalgia marketing dan seperti apa acara menyiapkan strateginya.

    Ada begitu banyak jenis strategi marketing yang bisa kamu coba untuk mengambil hati audiens. Berikut ini beberapa contohnya:

    Selain artikel-artikel di atas, kamu juga bisa membaca informasi menarik lainnya seputar bidang marketing di Glints Blog.

    Yuk, klik tombol di bawah ini untuk membaca artikel informatif lainnya!

    BACA ARTIKELNYA

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait