• Blog
    • Bidang Profesi
      • Marketing
      • Tech & Data
      • Media & Communications
      • Business Dev & Sales
      • Product
      • Design
    • Tips Karier
      • Mengawali Karier
      • Dunia Kerja
    • Konten Eksklusif
      • Artikel Expert
      • Panduan
      • Laporan
    • Dari Glints
      • Panduan Komunitas & Konten
      • Campaign Berlangsung
      • Kabar Produk
      • Kabar Glints
  • Lowongan Kerja
  • Glints ExpertClass
  • Glints Community
  • Dunia Kerja
  • Produktivitas
  • Tips Karier

Ketahui Berbagai Karakteristik Milenial di Dunia Kerja

Diperbarui 25 Jul 2021 - Dibaca 8 mnt
Khairina F. Hidayati Former content writer at Glints, currently designing digital products with words.

Isi Artikel

    Layaknya generasi lainnya, terdapat ciri khas milenial di dunia kerja. Mulai dari ciri-ciri hingga ekspektasi karier milenial di tempat kerja.

    Bagaimana penjelasannya? Selain itu, apa trik yang bisa dilakukan saat milenial harus bekerja sama dengan generasi lainnya?

    Glints sudah merangkum informasi lengkapnya hanya untukmu.

    Karakteristik Milenial di Dunia Kerja

    karakteristik milenial di dunia kerja

    © Freepik

    Milenial memiliki serangkaian kebiasaan kerja. Dirangkum dari berbagai sumber seperti Forbes dan The Balance Careers, ini adalah ciri khas milenial di tempat kerja:

    1. Idealis

    Milenial sadar akan pentingnya corporate social responsibility (CSR) alias tanggung jawab sosial perusahaan.

    Mereka cenderung memilih perusahaan yang CSR-nya sejalan dengan idealismenya. Apabila milenial merasa bahwa idealismenya sudah tidak sejalan dengan perusahaan, ia cenderung memilih untuk meninggalkan perusahaan tersebut.

    Tak hanya itu, generasi milenial juga lebih memilih untuk bekerja dengan bayaran yang tidak terlalu tinggi, namun memiliki kontribusi yang besar pada dunia.

    2. Berpikiran terbuka

    Milenial adalah generasi yang adaptif, karena mereka memiliki pola pikir yang terbuka.

    Mereka cenderung mengabaikan latar belakang perbedaan budaya, bahkan nama almamater.

    Hal yang penting bagi milenial adalah kreativitas dan komunitas, selalu ingin bekerja sama dengan orang lain untuk mendapat hasil yang maksimal, serta senang dengan siapa pun yang bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

    3. Ramah teknologi

    Bukan rahasia lagi bahwa milenial di dunia kerja terampil dalam menggunakan teknologi.

    Milenial tumbuh bersama dengan teknologi, sehingga cenderung senang memanfaatkan teknologi di dunia kerja.

    Berkomunikasi dengan bantuan internet, menggunakan komputer, serta memanfaatkan ponsel pintar adalah hal yang lumrah.

    4. Menyukai perubahan

    Karena memiliki pikiran yang terbuka, generasi milenial di dunia kerja juga menyukai perubahan yang ada.

    Hal yang baru dan lebih baik terus-menerus dicari oleh generasi ini.

    Oleh karena itu, generasi milenial di dunia kerja sering kali diberi label sebagai generasi “kutu loncat”.

    Maksudnya, mereka sering kali berpindah kerja dalam waktu yang sangat singkat.

    Akan tetapi, dengan durasi perpindahan kerja ini, milenial menjadi generasi yang memiliki banyak pengalaman di usia yang muda.

    Baca Juga: 7 Alasan Milenial Kurang Tertarik dengan Pekerjaan Kantoran

    Ekspektasi Dunia Kerja di Mata Milenial

    ekspektasi dunia kerja di mata milenial

    © Freepik

    Setelah membaca berbagai karakteristik dan hal-hal yang bisa ditawarkan oleh milenial di dunia kerja, ini adalah beberapa hal yang diinginkan oleh milenial dalam karier:

    1. Work-life balance

    Laporan survei yang diadakan oleh PwC ternyata menunjukkan bahwa milenial ingin memiliki keseimbangan antara dunia profesional dan personal, alias work-life balance.

    Dalam survei ini, 95% responden milenial merasa bahwa work-life balance adalah hal yang penting.

    Sayangnya, berdasarkan survei tersebut, belum semua milenial bisa mendapatkan ini di tempat kerja.

    Bahkan, agar mencapai keseimbangan ini, PwC menyarankan pernghargaan kerja berdasarkan hasil, bukan jam kerja.

    2. Atasan yang ramah

    Dilansir dari CNBC, saat memulai karier yang baru, milenial ingin memiliki atasan yang ramah dan mudah dicari saat ditanya mengenai sesuatu.

    Pemberian pengarahan dan training oleh atasan menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh milenial dalam memilih tempat kerja.

    Meski ingin diberi pengarahan, milenial juga ingin dipercaya oleh atasannya bahwa ia dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik.

    Atasan seperti ini lebih disukai daripada atasan yang sering kali melakukan micro-management.

    3. Mendapat ilmu baru

    Dikutip dari The Muse, milenial di tempat kerja juga menginginkan pembimbingan dan ilmu baru.

    Hal ini terjadi karena beberapa milenial mulai bekerja di saat ada krisis ekonomi tahun 2008, dan memiliki berbagai tantangan yang harus diselesaikan.

    Selain itu, milenial juga ingin sering diberi masukan dan pengarahan mengenai pekerjaannya.

    Pertukaran ilmu ini dipercaya dapat menjembatani jarak antara milenial dan generasi di atasnya, yaitu baby boomer dan generasi X.

    Baca Juga: 5 Cara Merekrut Milenial Terbaik untuk Perusahaan Anda

    Milenial dan Generasi Lainnya

    milenial dan generasi lainnya

    © Freepik

    Milenial di dunia kerja tentu tidak bisa sendiri, ia harus bekerja sama dengan generasi lainnya. Lalu, bagaimana perbedaan milenial dan generasi lain mempengaruhi pekerjaan, dan apa cara yang tepat mengatasi masalah ini?

    1. Milenial dan baby boomer

    Meski generasi tepat di atas milenial adalah generasi X, milenial di tempat kerja sering kali dibandingkan dengan baby boomer, generasi di atas generasi X.

    Dilansir dari Forbes, hal ini terjadi karena penyerahan tongkat estafet generasi X dan baby boomer tidak terlalu memunculkan perubahan signifikan.

    Sementara itu, apabila dibandingkan dengan milenial, perbedaan karakteristik mereka sangat jauh.

    Dikutip dari The Balance Careers, baby boomer di tempat kerja biasanya merupakan orang yang pekerja keras. Definisi mereka mengenai bekerja keras adalah terbiasa memiliki jam kerja lebih dari seharusnya.

    Selain itu, menurut Tech Republic, pemanfaatan teknologi di perusahaan hanya sedikit mempengaruhi keputusan baby boomers apakah mereka mau bekerja di tempat itu atau tidak.

    Sebesar 51% milenial menggunakan software pengolahan dokumen online, sementara, hanya 33% baby boomer yang melakukannya.

    Meski ada perbedaan ini, Investopedia mengungkapkan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendamaikan perbedaan ini.

    Hal pertama yang sebaiknya dilakukan adalah mengenalkan keduanya secara lebih dalam.

    Saat usia semakin tua, seseorang biasanya memilih untuk berkumpul besama orang yang seusia.

    Akan tetapi, apabila baby boomer diminta untuk berinteraksi lebih sering dengan milenial, mereka bisa memiliki waktu lebih banyak untuk mengobrol dan berkenalan.

    Salah satu cara untuk melakukannya adalah memberlakukan reversed mentoring, yaitu milenial mengajari baby boomer untuk, misalnya, menyelesaikan masalah teknis, atau hal lainnya.

    Selain itu, membentuk tim yang beranggotakan keduanya juga dapat menyelesaikan masalah ini.

    Hal ini juga dapat diselesaikan dengan mengurangi senioritas dari baby boomer. Usia yang sudah senior dan pengalaman yang lebih banyak terkadang memunculkan senioritas di tempat kerja.

    2. Milenial dan generasi Z

    Selain generasi yang berada di atasnya, generasi milenial di tempat kerja juga harus bekerja sama dengan generasi yang berada di bawahnya. Generasi ini adalah generasi Z.

    Dilansir dari Forbes, generasi Z cenderung menginginkan rasa aman, sehingga sedikit lebih pragmatis mengenai pekerjaan daripada generasi milenial.

    Berbeda dengan milenial dan baby boomer, meski masih ada perbedaan ciri-ciri, milenial dan generasi Z cenderung mudah bekerja bersama-sama.

    Melansir laporan yang dibuat oleh Randstad, kombinasi generasi Z dan milenial di tempat kerja disebut dengan collaboration generations, atau generasi kolaborasi.

    Kedua generasi ini dipercaya mampu melakukan kooperasi. Kerja sama ini muncul karena keduanya sama-sama menyukai komunikasi dan kolaborasi.

    Mereka juga sama-sama menyukai feedback dan saran masukan yang konstan, bukan secara berkala.

    Kemiripan ini tentu akan memudahkan kolaborasi bersama untuk mencapai tujuan bersama.

    Baca Juga: Generasi Cashless: Apa Saja Pro dan Kontranya?

    Itu dia beragam informasi mengenai milenial di dunia kerja. Dengan memahami karakter milenial, kita bisa lebih mudah bekerja bersamanya.

    Apabila kamu ingin mendapat lebih banyak informasi seputar dunia kerja dan pengembangan karier, kamu bisa mendapatkannya di Glints.

    Daftar sekarang, yuk!

    • The Rise Of The Millennial, And Why They're Changing Work For The Better
    • The Common Characteristics of Millenial Professionals
    • Millennials at work Reshaping the workplace
    • What millennials want most of all when they start a new job
    • What Millennials Really Need (Hint: It's Not Feedback)
    • The Clash Of The Baby Boomers And Millennials: How Can We All Get Along?
    • Baby Boomers in the Workplace
    • How Are Baby Boomers and Millennials In the Workplace?
    • 8 Ways Generation Z Will Differ From Millennials In The Workplace
    • Gen Z and Millennials collide at work

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Generasi Milenial milenial milenial di dunia kerja

    Comments are closed.

    Artikel Terkait

    • Dunia Kerja 8 Tips Risk Taking yang Harus Dicoba agar Karier Gemilang

      Khairina F. Hidayati 22 Jun 2022
    • Dunia Kerja 7 Perbedaan WFH vs WFO vs Hybrid, Mana yang Tepat Untukmu?

      Khairina F. Hidayati 06 Jun 2022
    • Dunia Kerja Self-sabotage: Apa Itu, Dampak, Contoh, dan Tips Menghindarinya

      Khairina F. Hidayati 04 Jun 2022
    • Dunia Kerja 9 Cara Jitu Menghadapi Rekan Kerja Sensitif atau Mudah Tersinggung

      Khairina F. Hidayati 03 Jun 2022
    Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
    Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
    Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
    Kategori Topik
    • Tips Karier
    • Bidang Profesi
    • Konten Eksklusif
    • Kabar Glints
    Media Sosial
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
    • LinkedIn
    Solusi Glints
    • Lowongan Kerja
    • Glints ExpertClass
    • Glints Community

    • Blog
      • Bidang Profesi
        • Marketing
        • Tech & Data
        • Media & Communications
        • Business Dev & Sales
        • Product
        • Design
      • Tips Karier
        • Mengawali Karier
        • Dunia Kerja
      • Konten Eksklusif
        • Artikel Expert
        • Panduan
        • Laporan
      • Dari Glints
        • Panduan Komunitas & Konten
        • Campaign Berlangsung
        • Kabar Produk
        • Kabar Glints
    • Lowongan Kerja
    • Glints ExpertClass
    • Glints Community



    • Dunia Kerja
    • Produktivitas
    • Tips Karier

    Ketahui Berbagai Karakteristik Milenial di Dunia Kerja

    Diperbarui 25 Jul 2021 - Dibaca 8 mnt
    Khairina F. Hidayati Former content writer at Glints, currently designing digital products with words.

    Isi Artikel

      Layaknya generasi lainnya, terdapat ciri khas milenial di dunia kerja. Mulai dari ciri-ciri hingga ekspektasi karier milenial di tempat kerja.

      Bagaimana penjelasannya? Selain itu, apa trik yang bisa dilakukan saat milenial harus bekerja sama dengan generasi lainnya?

      Glints sudah merangkum informasi lengkapnya hanya untukmu.

      Karakteristik Milenial di Dunia Kerja

      karakteristik milenial di dunia kerja

      © Freepik

      Milenial memiliki serangkaian kebiasaan kerja. Dirangkum dari berbagai sumber seperti Forbes dan The Balance Careers, ini adalah ciri khas milenial di tempat kerja:

      1. Idealis

      Milenial sadar akan pentingnya corporate social responsibility (CSR) alias tanggung jawab sosial perusahaan.

      Mereka cenderung memilih perusahaan yang CSR-nya sejalan dengan idealismenya. Apabila milenial merasa bahwa idealismenya sudah tidak sejalan dengan perusahaan, ia cenderung memilih untuk meninggalkan perusahaan tersebut.

      Tak hanya itu, generasi milenial juga lebih memilih untuk bekerja dengan bayaran yang tidak terlalu tinggi, namun memiliki kontribusi yang besar pada dunia.

      2. Berpikiran terbuka

      Milenial adalah generasi yang adaptif, karena mereka memiliki pola pikir yang terbuka.

      Mereka cenderung mengabaikan latar belakang perbedaan budaya, bahkan nama almamater.

      Hal yang penting bagi milenial adalah kreativitas dan komunitas, selalu ingin bekerja sama dengan orang lain untuk mendapat hasil yang maksimal, serta senang dengan siapa pun yang bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

      3. Ramah teknologi

      Bukan rahasia lagi bahwa milenial di dunia kerja terampil dalam menggunakan teknologi.

      Milenial tumbuh bersama dengan teknologi, sehingga cenderung senang memanfaatkan teknologi di dunia kerja.

      Berkomunikasi dengan bantuan internet, menggunakan komputer, serta memanfaatkan ponsel pintar adalah hal yang lumrah.

      4. Menyukai perubahan

      Karena memiliki pikiran yang terbuka, generasi milenial di dunia kerja juga menyukai perubahan yang ada.

      Hal yang baru dan lebih baik terus-menerus dicari oleh generasi ini.

      Oleh karena itu, generasi milenial di dunia kerja sering kali diberi label sebagai generasi “kutu loncat”.

      Maksudnya, mereka sering kali berpindah kerja dalam waktu yang sangat singkat.

      Akan tetapi, dengan durasi perpindahan kerja ini, milenial menjadi generasi yang memiliki banyak pengalaman di usia yang muda.

      Baca Juga: 7 Alasan Milenial Kurang Tertarik dengan Pekerjaan Kantoran

      Ekspektasi Dunia Kerja di Mata Milenial

      ekspektasi dunia kerja di mata milenial

      © Freepik

      Setelah membaca berbagai karakteristik dan hal-hal yang bisa ditawarkan oleh milenial di dunia kerja, ini adalah beberapa hal yang diinginkan oleh milenial dalam karier:

      1. Work-life balance

      Laporan survei yang diadakan oleh PwC ternyata menunjukkan bahwa milenial ingin memiliki keseimbangan antara dunia profesional dan personal, alias work-life balance.

      Dalam survei ini, 95% responden milenial merasa bahwa work-life balance adalah hal yang penting.

      Sayangnya, berdasarkan survei tersebut, belum semua milenial bisa mendapatkan ini di tempat kerja.

      Bahkan, agar mencapai keseimbangan ini, PwC menyarankan pernghargaan kerja berdasarkan hasil, bukan jam kerja.

      2. Atasan yang ramah

      Dilansir dari CNBC, saat memulai karier yang baru, milenial ingin memiliki atasan yang ramah dan mudah dicari saat ditanya mengenai sesuatu.

      Pemberian pengarahan dan training oleh atasan menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh milenial dalam memilih tempat kerja.

      Meski ingin diberi pengarahan, milenial juga ingin dipercaya oleh atasannya bahwa ia dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik.

      Atasan seperti ini lebih disukai daripada atasan yang sering kali melakukan micro-management.

      3. Mendapat ilmu baru

      Dikutip dari The Muse, milenial di tempat kerja juga menginginkan pembimbingan dan ilmu baru.

      Hal ini terjadi karena beberapa milenial mulai bekerja di saat ada krisis ekonomi tahun 2008, dan memiliki berbagai tantangan yang harus diselesaikan.

      Selain itu, milenial juga ingin sering diberi masukan dan pengarahan mengenai pekerjaannya.

      Pertukaran ilmu ini dipercaya dapat menjembatani jarak antara milenial dan generasi di atasnya, yaitu baby boomer dan generasi X.

      Baca Juga: 5 Cara Merekrut Milenial Terbaik untuk Perusahaan Anda

      Milenial dan Generasi Lainnya

      milenial dan generasi lainnya

      © Freepik

      Milenial di dunia kerja tentu tidak bisa sendiri, ia harus bekerja sama dengan generasi lainnya. Lalu, bagaimana perbedaan milenial dan generasi lain mempengaruhi pekerjaan, dan apa cara yang tepat mengatasi masalah ini?

      1. Milenial dan baby boomer

      Meski generasi tepat di atas milenial adalah generasi X, milenial di tempat kerja sering kali dibandingkan dengan baby boomer, generasi di atas generasi X.

      Dilansir dari Forbes, hal ini terjadi karena penyerahan tongkat estafet generasi X dan baby boomer tidak terlalu memunculkan perubahan signifikan.

      Sementara itu, apabila dibandingkan dengan milenial, perbedaan karakteristik mereka sangat jauh.

      Dikutip dari The Balance Careers, baby boomer di tempat kerja biasanya merupakan orang yang pekerja keras. Definisi mereka mengenai bekerja keras adalah terbiasa memiliki jam kerja lebih dari seharusnya.

      Selain itu, menurut Tech Republic, pemanfaatan teknologi di perusahaan hanya sedikit mempengaruhi keputusan baby boomers apakah mereka mau bekerja di tempat itu atau tidak.

      Sebesar 51% milenial menggunakan software pengolahan dokumen online, sementara, hanya 33% baby boomer yang melakukannya.

      Meski ada perbedaan ini, Investopedia mengungkapkan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendamaikan perbedaan ini.

      Hal pertama yang sebaiknya dilakukan adalah mengenalkan keduanya secara lebih dalam.

      Saat usia semakin tua, seseorang biasanya memilih untuk berkumpul besama orang yang seusia.

      Akan tetapi, apabila baby boomer diminta untuk berinteraksi lebih sering dengan milenial, mereka bisa memiliki waktu lebih banyak untuk mengobrol dan berkenalan.

      Salah satu cara untuk melakukannya adalah memberlakukan reversed mentoring, yaitu milenial mengajari baby boomer untuk, misalnya, menyelesaikan masalah teknis, atau hal lainnya.

      Selain itu, membentuk tim yang beranggotakan keduanya juga dapat menyelesaikan masalah ini.

      Hal ini juga dapat diselesaikan dengan mengurangi senioritas dari baby boomer. Usia yang sudah senior dan pengalaman yang lebih banyak terkadang memunculkan senioritas di tempat kerja.

      2. Milenial dan generasi Z

      Selain generasi yang berada di atasnya, generasi milenial di tempat kerja juga harus bekerja sama dengan generasi yang berada di bawahnya. Generasi ini adalah generasi Z.

      Dilansir dari Forbes, generasi Z cenderung menginginkan rasa aman, sehingga sedikit lebih pragmatis mengenai pekerjaan daripada generasi milenial.

      Berbeda dengan milenial dan baby boomer, meski masih ada perbedaan ciri-ciri, milenial dan generasi Z cenderung mudah bekerja bersama-sama.

      Melansir laporan yang dibuat oleh Randstad, kombinasi generasi Z dan milenial di tempat kerja disebut dengan collaboration generations, atau generasi kolaborasi.

      Kedua generasi ini dipercaya mampu melakukan kooperasi. Kerja sama ini muncul karena keduanya sama-sama menyukai komunikasi dan kolaborasi.

      Mereka juga sama-sama menyukai feedback dan saran masukan yang konstan, bukan secara berkala.

      Kemiripan ini tentu akan memudahkan kolaborasi bersama untuk mencapai tujuan bersama.

      Baca Juga: Generasi Cashless: Apa Saja Pro dan Kontranya?

      Itu dia beragam informasi mengenai milenial di dunia kerja. Dengan memahami karakter milenial, kita bisa lebih mudah bekerja bersamanya.

      Apabila kamu ingin mendapat lebih banyak informasi seputar dunia kerja dan pengembangan karier, kamu bisa mendapatkannya di Glints.

      Daftar sekarang, yuk!

      • The Rise Of The Millennial, And Why They're Changing Work For The Better
      • The Common Characteristics of Millenial Professionals
      • Millennials at work Reshaping the workplace
      • What millennials want most of all when they start a new job
      • What Millennials Really Need (Hint: It's Not Feedback)
      • The Clash Of The Baby Boomers And Millennials: How Can We All Get Along?
      • Baby Boomers in the Workplace
      • How Are Baby Boomers and Millennials In the Workplace?
      • 8 Ways Generation Z Will Differ From Millennials In The Workplace
      • Gen Z and Millennials collide at work

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Generasi Milenial milenial milenial di dunia kerja

      Comments are closed.

      Artikel Terkait

      • Dunia Kerja 8 Tips Risk Taking yang Harus Dicoba agar Karier Gemilang

        Khairina F. Hidayati 22 Jun 2022
      • Dunia Kerja 7 Perbedaan WFH vs WFO vs Hybrid, Mana yang Tepat Untukmu?

        Khairina F. Hidayati 06 Jun 2022
      • Dunia Kerja Self-sabotage: Apa Itu, Dampak, Contoh, dan Tips Menghindarinya

        Khairina F. Hidayati 04 Jun 2022
      • Dunia Kerja 9 Cara Jitu Menghadapi Rekan Kerja Sensitif atau Mudah Tersinggung

        Khairina F. Hidayati 03 Jun 2022
      Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
      Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
      Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
      Kategori Topik
      • Tips Karier
      • Bidang Profesi
      • Konten Eksklusif
      • Kabar Glints
      Media Sosial
      • Facebook
      • Twitter
      • Instagram
      • LinkedIn
      Solusi Glints
      • Lowongan Kerja
      • Glints ExpertClass
      • Glints Community

      • Blog
        • Bidang Profesi
          • Marketing
          • Tech & Data
          • Media & Communications
          • Business Dev & Sales
          • Product
          • Design
        • Tips Karier
          • Mengawali Karier
          • Dunia Kerja
        • Konten Eksklusif
          • Artikel Expert
          • Panduan
          • Laporan
        • Dari Glints
          • Panduan Komunitas & Konten
          • Campaign Berlangsung
          • Kabar Produk
          • Kabar Glints
      • Lowongan Kerja
      • Glints ExpertClass
      • Glints Community



      • Dunia Kerja
      • Produktivitas
      • Tips Karier

      Ketahui Berbagai Karakteristik Milenial di Dunia Kerja

      Diperbarui 25 Jul 2021 - Dibaca 8 mnt
      Khairina F. Hidayati Former content writer at Glints, currently designing digital products with words.

      Isi Artikel

        Layaknya generasi lainnya, terdapat ciri khas milenial di dunia kerja. Mulai dari ciri-ciri hingga ekspektasi karier milenial di tempat kerja.

        Bagaimana penjelasannya? Selain itu, apa trik yang bisa dilakukan saat milenial harus bekerja sama dengan generasi lainnya?

        Glints sudah merangkum informasi lengkapnya hanya untukmu.

        Karakteristik Milenial di Dunia Kerja

        karakteristik milenial di dunia kerja

        © Freepik

        Milenial memiliki serangkaian kebiasaan kerja. Dirangkum dari berbagai sumber seperti Forbes dan The Balance Careers, ini adalah ciri khas milenial di tempat kerja:

        1. Idealis

        Milenial sadar akan pentingnya corporate social responsibility (CSR) alias tanggung jawab sosial perusahaan.

        Mereka cenderung memilih perusahaan yang CSR-nya sejalan dengan idealismenya. Apabila milenial merasa bahwa idealismenya sudah tidak sejalan dengan perusahaan, ia cenderung memilih untuk meninggalkan perusahaan tersebut.

        Tak hanya itu, generasi milenial juga lebih memilih untuk bekerja dengan bayaran yang tidak terlalu tinggi, namun memiliki kontribusi yang besar pada dunia.

        2. Berpikiran terbuka

        Milenial adalah generasi yang adaptif, karena mereka memiliki pola pikir yang terbuka.

        Mereka cenderung mengabaikan latar belakang perbedaan budaya, bahkan nama almamater.

        Hal yang penting bagi milenial adalah kreativitas dan komunitas, selalu ingin bekerja sama dengan orang lain untuk mendapat hasil yang maksimal, serta senang dengan siapa pun yang bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

        3. Ramah teknologi

        Bukan rahasia lagi bahwa milenial di dunia kerja terampil dalam menggunakan teknologi.

        Milenial tumbuh bersama dengan teknologi, sehingga cenderung senang memanfaatkan teknologi di dunia kerja.

        Berkomunikasi dengan bantuan internet, menggunakan komputer, serta memanfaatkan ponsel pintar adalah hal yang lumrah.

        4. Menyukai perubahan

        Karena memiliki pikiran yang terbuka, generasi milenial di dunia kerja juga menyukai perubahan yang ada.

        Hal yang baru dan lebih baik terus-menerus dicari oleh generasi ini.

        Oleh karena itu, generasi milenial di dunia kerja sering kali diberi label sebagai generasi “kutu loncat”.

        Maksudnya, mereka sering kali berpindah kerja dalam waktu yang sangat singkat.

        Akan tetapi, dengan durasi perpindahan kerja ini, milenial menjadi generasi yang memiliki banyak pengalaman di usia yang muda.

        Baca Juga: 7 Alasan Milenial Kurang Tertarik dengan Pekerjaan Kantoran

        Ekspektasi Dunia Kerja di Mata Milenial

        ekspektasi dunia kerja di mata milenial

        © Freepik

        Setelah membaca berbagai karakteristik dan hal-hal yang bisa ditawarkan oleh milenial di dunia kerja, ini adalah beberapa hal yang diinginkan oleh milenial dalam karier:

        1. Work-life balance

        Laporan survei yang diadakan oleh PwC ternyata menunjukkan bahwa milenial ingin memiliki keseimbangan antara dunia profesional dan personal, alias work-life balance.

        Dalam survei ini, 95% responden milenial merasa bahwa work-life balance adalah hal yang penting.

        Sayangnya, berdasarkan survei tersebut, belum semua milenial bisa mendapatkan ini di tempat kerja.

        Bahkan, agar mencapai keseimbangan ini, PwC menyarankan pernghargaan kerja berdasarkan hasil, bukan jam kerja.

        2. Atasan yang ramah

        Dilansir dari CNBC, saat memulai karier yang baru, milenial ingin memiliki atasan yang ramah dan mudah dicari saat ditanya mengenai sesuatu.

        Pemberian pengarahan dan training oleh atasan menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh milenial dalam memilih tempat kerja.

        Meski ingin diberi pengarahan, milenial juga ingin dipercaya oleh atasannya bahwa ia dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik.

        Atasan seperti ini lebih disukai daripada atasan yang sering kali melakukan micro-management.

        3. Mendapat ilmu baru

        Dikutip dari The Muse, milenial di tempat kerja juga menginginkan pembimbingan dan ilmu baru.

        Hal ini terjadi karena beberapa milenial mulai bekerja di saat ada krisis ekonomi tahun 2008, dan memiliki berbagai tantangan yang harus diselesaikan.

        Selain itu, milenial juga ingin sering diberi masukan dan pengarahan mengenai pekerjaannya.

        Pertukaran ilmu ini dipercaya dapat menjembatani jarak antara milenial dan generasi di atasnya, yaitu baby boomer dan generasi X.

        Baca Juga: 5 Cara Merekrut Milenial Terbaik untuk Perusahaan Anda

        Milenial dan Generasi Lainnya

        milenial dan generasi lainnya

        © Freepik

        Milenial di dunia kerja tentu tidak bisa sendiri, ia harus bekerja sama dengan generasi lainnya. Lalu, bagaimana perbedaan milenial dan generasi lain mempengaruhi pekerjaan, dan apa cara yang tepat mengatasi masalah ini?

        1. Milenial dan baby boomer

        Meski generasi tepat di atas milenial adalah generasi X, milenial di tempat kerja sering kali dibandingkan dengan baby boomer, generasi di atas generasi X.

        Dilansir dari Forbes, hal ini terjadi karena penyerahan tongkat estafet generasi X dan baby boomer tidak terlalu memunculkan perubahan signifikan.

        Sementara itu, apabila dibandingkan dengan milenial, perbedaan karakteristik mereka sangat jauh.

        Dikutip dari The Balance Careers, baby boomer di tempat kerja biasanya merupakan orang yang pekerja keras. Definisi mereka mengenai bekerja keras adalah terbiasa memiliki jam kerja lebih dari seharusnya.

        Selain itu, menurut Tech Republic, pemanfaatan teknologi di perusahaan hanya sedikit mempengaruhi keputusan baby boomers apakah mereka mau bekerja di tempat itu atau tidak.

        Sebesar 51% milenial menggunakan software pengolahan dokumen online, sementara, hanya 33% baby boomer yang melakukannya.

        Meski ada perbedaan ini, Investopedia mengungkapkan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendamaikan perbedaan ini.

        Hal pertama yang sebaiknya dilakukan adalah mengenalkan keduanya secara lebih dalam.

        Saat usia semakin tua, seseorang biasanya memilih untuk berkumpul besama orang yang seusia.

        Akan tetapi, apabila baby boomer diminta untuk berinteraksi lebih sering dengan milenial, mereka bisa memiliki waktu lebih banyak untuk mengobrol dan berkenalan.

        Salah satu cara untuk melakukannya adalah memberlakukan reversed mentoring, yaitu milenial mengajari baby boomer untuk, misalnya, menyelesaikan masalah teknis, atau hal lainnya.

        Selain itu, membentuk tim yang beranggotakan keduanya juga dapat menyelesaikan masalah ini.

        Hal ini juga dapat diselesaikan dengan mengurangi senioritas dari baby boomer. Usia yang sudah senior dan pengalaman yang lebih banyak terkadang memunculkan senioritas di tempat kerja.

        2. Milenial dan generasi Z

        Selain generasi yang berada di atasnya, generasi milenial di tempat kerja juga harus bekerja sama dengan generasi yang berada di bawahnya. Generasi ini adalah generasi Z.

        Dilansir dari Forbes, generasi Z cenderung menginginkan rasa aman, sehingga sedikit lebih pragmatis mengenai pekerjaan daripada generasi milenial.

        Berbeda dengan milenial dan baby boomer, meski masih ada perbedaan ciri-ciri, milenial dan generasi Z cenderung mudah bekerja bersama-sama.

        Melansir laporan yang dibuat oleh Randstad, kombinasi generasi Z dan milenial di tempat kerja disebut dengan collaboration generations, atau generasi kolaborasi.

        Kedua generasi ini dipercaya mampu melakukan kooperasi. Kerja sama ini muncul karena keduanya sama-sama menyukai komunikasi dan kolaborasi.

        Mereka juga sama-sama menyukai feedback dan saran masukan yang konstan, bukan secara berkala.

        Kemiripan ini tentu akan memudahkan kolaborasi bersama untuk mencapai tujuan bersama.

        Baca Juga: Generasi Cashless: Apa Saja Pro dan Kontranya?

        Itu dia beragam informasi mengenai milenial di dunia kerja. Dengan memahami karakter milenial, kita bisa lebih mudah bekerja bersamanya.

        Apabila kamu ingin mendapat lebih banyak informasi seputar dunia kerja dan pengembangan karier, kamu bisa mendapatkannya di Glints.

        Daftar sekarang, yuk!

        • The Rise Of The Millennial, And Why They're Changing Work For The Better
        • The Common Characteristics of Millenial Professionals
        • Millennials at work Reshaping the workplace
        • What millennials want most of all when they start a new job
        • What Millennials Really Need (Hint: It's Not Feedback)
        • The Clash Of The Baby Boomers And Millennials: How Can We All Get Along?
        • Baby Boomers in the Workplace
        • How Are Baby Boomers and Millennials In the Workplace?
        • 8 Ways Generation Z Will Differ From Millennials In The Workplace
        • Gen Z and Millennials collide at work

        Seberapa bermanfaat artikel ini?

        Klik salah satu bintang untuk menilai.

        Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

        Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

        We are sorry that this post was not useful for you!

        Let us improve this post!

        Tell us how we can improve this post?


        Generasi Milenial milenial milenial di dunia kerja

        Comments are closed.

        Artikel Terkait

        • Dunia Kerja 8 Tips Risk Taking yang Harus Dicoba agar Karier Gemilang

          Khairina F. Hidayati 22 Jun 2022
        • Dunia Kerja 7 Perbedaan WFH vs WFO vs Hybrid, Mana yang Tepat Untukmu?

          Khairina F. Hidayati 06 Jun 2022
        • Dunia Kerja Self-sabotage: Apa Itu, Dampak, Contoh, dan Tips Menghindarinya

          Khairina F. Hidayati 04 Jun 2022
        • Dunia Kerja 9 Cara Jitu Menghadapi Rekan Kerja Sensitif atau Mudah Tersinggung

          Khairina F. Hidayati 03 Jun 2022
        Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
        Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
        Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
        Kategori Topik
        • Tips Karier
        • Bidang Profesi
        • Konten Eksklusif
        • Kabar Glints
        Media Sosial
        • Facebook
        • Twitter
        • Instagram
        • LinkedIn
        Solusi Glints
        • Lowongan Kerja
        • Glints ExpertClass
        • Glints Community
        Scroll Up