7 Perbedaan WFH vs WFO vs Hybrid, Mana yang Tepat Untukmu?

Diperbarui 28 Jun 2022 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Ada kantor yang skema kerjanya dari rumah, kantor, dan gabungan keduanya alias hybrid. Nah, di antara WFH vs WFO vs hybrid, mana skema kerja yang tepat untukmu?

    Supaya keputusanmu makin matang, coba pertimbangkan 7 poin dalam artikel ini. Yuk, simak selengkapnya!

    WFH vs WFO vs Hybrid

    WFH vs WFO vs Hybrid

    © Freepik.com

    1. Pekerjaanmu

    Pertimbangan sebelum memilih kerja WFH vs WFO vs hybrid yang pertama adalah jenis pekerjaan. 

    Beberapa pekerjaan memang harus dikerjakan di kantor. Mengutip The Muse, contoh pekerjaan itu adalah:

    • beberapa karier di bidang travel
    • beberapa karier di bidang perhotelan
    • tenaga kesehatan

    Mau tidak mau, kamu yang menjalani karier itu harus memilih WFO. 

    Tak hanya itu saja, lho. Ada juga pekerjaan yang sejatinya bisa dikerjakan di rumah, namun lebih baik dikerjakan di kantor. Beberapa contoh pekerjaan itu adalah:

    • desainer 3D yang membutuhkan komputer canggih (misalnya, komputer itu hanya ada di kantor)
    • pekerjaan di dunia kreatif yang membutuhkan diskusi panjang (jika dilakukan secara online, diskusi kurang kondusif karena anggota tim kerap kelelahan)

    Kamu yang punya pekerjaan tersebut bisa memilih skema kerja hybrid. Masuklah ke kantor kalau memang dibutuhkan. Jika tidak, kerjalah dari rumah.

    Terakhir, kalau tugas-tugasmu bisa diselesaikan dari rumah, WFH bisa dipertimbangkan.

    2. Energi untuk commuting

    Tak semua orang tinggal dekat dengan kantor. Kalau tempat tinggalmu jauh, kamu tentu harus commuting alias melakukan perjalanan pulang-pergi dari dan ke kantor.

    Proses commuting itu tak hanya memakan waktu, tetapi juga energi. Saat berangkat dari rumah dan sampai di kantor, energimu sudah tak penuh lagi.

    Inilah pertimbangan WFH vs WFO vs hybrid selanjutnya. Kalau kamu tak ingin commuting sama sekali, pilihlah skema kerja WFH.

    Tentu saja, tak berarti commuting sepenuhnya buruk. Mengutip Healthline, kamu bisa mengurangi energi selama commuting dengan naik transportasi publik alih-alih menyetir sendiri.

    Selain itu, melansir Reed, ada beberapa kegiatan produktif yang bisa kamu lakukan selama commuting, seperti:

    • mendengarkan podcast 
    • mendengarkan audiobook
    • membuat rencana harian
    Baca Juga: Kupas Tuntas Kerja Remote serta Jenis-jenis Pekerjaannya

    3. Biaya

    Selanjutnya, ada pertimbangan keuangan. Sebab, ada perbedaan biaya di antara WFH vs WFO vs hybrid.

    Seperti yang sudah Glints sebutkan, kamu tak perlu biaya commuting kalau kerja dari rumah. Tak hanya itu, kamu yang tinggal di luar kota tak perlu menyewa kos di dekat kantor.

    Sementara itu, kamu membutuhkan biaya ke kantor kalau menjalani skema WFO dan hybrid.

    Tentu saja, biaya ini sifatnya relatif. Kalau kamu WFO dengan kantor di sebelah rumah, tentu tak perlu ada pengeluaran untuk commuting.

    Jadi, sesuaikan dengan situasi dan kondisimu sendiri, ya. 

    Baca Juga: Pekerja Boleh WFH atau Kerja dari Kantor, Ketahui Plus Minus Hybrid Working

    4. Kebutuhanmu

    Pertimbangan WFH vs WFO vs hybrid selanjutnya adalah kebutuhanmu sendiri.

    Misalnya, karena memangkas waktu commuting, WFH banyak dipilih orang tua baru. Sebab, mereka jadi punya lebih banyak waktu untuk menemani anak.

    Ada juga rumah yang koneksi internetnya kurang stabil. Kalau kamu tinggal di rumah tersebut, tentu lebih nyaman kalau kerja dari luar rumah.

    Pada dasarnya, setiap orang punya kebutuhan yang berbeda. Jadi, sesuaikan saja dengan keadaanmu.

    5. Produktivitas

    Selanjutnya, ada produktivitas. Lagi-lagi, pertimbangan yang satu ini sifatnya relatif.

    Ada orang yang lebih produktif saat bekerja dari rumah. Sebab, mereka punya lebih banyak waktu luang untuk ikut webinar, mempelajari hal baru, dan lain-lain.

    Akan tetapi, ada orang yang merasa lebih produktif saat ke kantor. Sebab, kantor sangat minim distraksi.

    Ada juga orang yang suka kerja hybrid karena suasananya lebih bervariasi.

    Jadi, pilih saja skema kerja yang pas menurutmu. Tidak ada yang benar, tidak ada yang salah pula.

    Baca Juga: Semakin Menjamur, Ini 30 Kelebihan dan Kekurangan Jam Kerja yang Fleksibel

    6. Dress code

    Pertimbangan WFH vs WFO vs hybrid selanjutnya adalah dress code.

    Saat kerja dari rumah, kamu bisa mengenakan baju rumah saja. Sementara itu, dress code untuk ke kantor berbeda-beda, tergantung aturan perusahaan.

    Ada kantor yang membebaskan dress code karyawannya. Akan tetapi, ada pula kantor yang punya aturan berpakaian khusus.

    Kamu tinggal menyesuaikan semuanya dengan preferensi pribadi.

    7. Fleksibilitas

    Terakhir, ada pertimbangan fleksibilitas. 

    Saat kerja di rumah, kamu boleh kerja sambil duduk, berdiri, di meja kerja, di meja tamu, dan lain-lain. Semuanya terserah dirimu, asalkan pekerjaan bisa selesai dengan baik.

    Sementara itu, saat ke kantor, kamu tentu harus mengikuti sopan santun. Duduk di tempat yang sudah disediakan lalu selesaikan pekerjaanmu dari sana.

    Demikian penjelasan Glints soal WFH vs WFO vs hybrid

    Intinya, ketiganya punya plus-minus masing-masing. Pilihlah skema yang paling cocok dengan keadaan dan kebutuhanmu.

    Nah, kalau kamu mau sistem yang lebih fleksibel, bisa coba work from anywhere (WFA). Sistem ini membebaskanmu kerja di mana saja, mau di kantor, rumah, kafe, bahkan tempat liburan.

    Sekarang ini, sudah semakin banyak, lho, perusahaan Indonesia yang menerapkan sistem ini.

    Mau tahu seperti apa kelebihan WFA dibanding sistem lainnya? Mau tahu juga bagaimana cara dapat kerjanya?

    Temukan semuanya dalam e-book Glints, Panduan Work from Anywhere.

    Yuk, baca e-book-nya dengan isi formulir dan download e-book di sini! Gratis, lho!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 6

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait