Kamu Generasi Milenial? Pahami 5 Tantangan Untukmu

Diperbarui 18 Jul 2021 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Apakah kamu bagian dari generasi milenial? Apabila ya, ada berbagai tantangan generasi milenial yang harus kamu hadapi.

    Tantangan ini berbeda dengan tantangan yang dihadapi oleh generasi yang lahir sebelum atau sesudahnya.

    Untuk memahami lebih lanjut, Glints sudah merangkum berbagai informasi mengenai tantangan yang harus diahadapi generasi milenial.

    1. Ekonomi

    usaha-kesetaraan-kesenjangan-gaji-perempuan-dan-laki-laki

    © Freepik

    Tantangan generasi milenial pertama adalah berupa masalah ekonomi.

    Dilansir dari Bisnis, di usia produktif, milenial harus berhadapan dengan dampak dari krisis ekonomi terdahulu. Masalah ini di antaranya adalah kerugian modal dan tingginya angka pengangguran.

    Selain itu, menurut Tirto, milenial juga dihadapi dengan masalah ketimpangan ekonomi. Di tahun 2017, ketimpangan ini sempat turun, namun hanya sedikit.

    Belum lagi, adanya otomasi tenaga kerja juga bisa menjadi tantangan lainnya.

    Baca Juga: Ketahui Hal-Hal Ini Sebelum Mempekerjakan Generasi Millennial

    2. Pekerjaan

    tantangan pekerjaan generasi milenial

    © Freepik

    Dilansir dari Monster, ada beberapa tantangan generasi milenial di dunia kerja.

    Tantangan pertama sudah dibahas pada poin ekonomi, yaitu tingginya angka pengangguran. Selain itu, generasi milenial sering kali dikaitkan dengan berbagai stigma di tempat kerja.

    Milenial sering kali dikaitkan dengan orang yang bekerja dengan setengah-setengah dan hanya ingin bersenang-senang.

    Belum lagi, pemegang kebijakan di kantor sering kali berasal dari generasi sebelum milenial, yakni generasi X dan baby boomer.

    Perbedaan gaya kerja antargenerasi ini bisa menjadi tantangan generasi milenial di dunia kerja.

    3. Kepemilikan properti

    tantangan kepemilikan properti generasi milenial

    © Freepik

    Tentu saja, bukan rahasia lagi apabila tantangan generasi milenial adalah kepemilikan properti.

    Hal ini disampaikan oleh Khalawi Abdul Hamid, Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan, Kementerian PUPR, pada Tirto.

    Khalawi menyampaikan, hal ini terjadi karena konsumsi milenial yang tinggi, kenaikan upah yang rendah, hingga masalah suku bunga.

    Masalah konsumsi milenial juga disampaikan oleh Prita Ghozie, seorang perencana keuangan, pada Bisnis.

    Menurutnya, milenial sering kali mendahulukan berbagai pengeluaran untuk liburan, menonton konser, atau membeli barang-barang hiburan lainnya daripada membeli rumah.

    Baca Juga: Karakter Generasi Z Saat Masuk Dunia Kerja

    4. Finansial dan gaya hidup

    tantangan gaya hidup generasi milenial

    © Freepik

    Adanya teknologi yang mendorong penggunaan internet dan dunia digital ternyata memunculkan tantangan untuk generasi milenial.

    Kedua hal ini mendorong milenial untuk menjadi sangat konsumtif.

    Hal ini disampaikan oleh Ben Soebiakto, pengamat digital lifestyle, pada CNN Indonesia.

    Penetrasi internet pada generasi milenial sangat besar. Internet tidak hanya digunakan untuk komunikasi atau mengonsumsi konten, tetapi juga untuk memudahkan dan mempercepat transaksi.

    Ben juga menyampaikan, adanya peer pressure yang besar di lingkaran pertemanan juga mempengaruhi hal ini.

    Ia menilai, apabila seorang milenial sudah membeli barang atau jasa tertentu, maka milenial lain akan ikut membelinya.

    Selain peer pressure, milenial juga mudah dirayu oleh banyaknya influencer di media sosial.

    Hal ini juga dikonfirmasi oleh survei yang dilakukan oleh Deloitte. Milenial di seluruh dunia (kecuali Tiongkok) mudah membeli barang yang dilihat di sosial media.

    5. Kesehatan mental

    © Freepik

    Kesehatan mental juga menjadi salah satu tantangan generasi milenial, lho.

    Telah dibahas bahwa generasi milenial berpeluang menjadi generasi yang konsumtif karena tingginya penggunaan media sosial.

    Selain itu, penggunaan media sosial yang tinggi pada generasi inilah yang memicu terganggunya kesehatan mental milenal.

    Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Brian A. Primack bersama tim.

    Penelitian ini menemukan bahwa milenial yang menggunakan tujuh media sosial memiliki peluang besar untuk mengalami kecemasan dan depresi.

    Peluang ini meningkat sebesar tiga kali lipat dibandingkan dengan yang hanya memiliki 0-2 akun media sosial.

    Selain itu, Psycom mengungkapkan, melihat teman-teman meng-upload berbagai cerita dalam hidupnya membuat kita membanding-bandingkan hidup kita dengan orang lain.

    Kita bisa merasa bahwa orang lain memiliki hidup yang lebih baik, lebih pintar, lebih lucu, lebih menarik, memiliki lebih banyak teman, dan lain-lain.

    Hal ini bisa memicu turunnya percaya diri dan mempengaruhi kesehatan mental.

    Baca Juga: Kenalan Dengan Generasi Z dan Ekspektasi Karir Mereka

    Setelah mengetahui berbagai tantangan generasi milenial, jangan lupa selalu kembangkan diri agar kamu bisa menghadapinya dengan baik, ya.

    Apabila kamu ingin berdiskusi dengan sesama milenial profesional mengenai pengembangan diri dan pekerjaan, kamu bisa melakukannya di Glints Community. Daftar sekarang, yuk!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.4 / 5. Jumlah vote: 5

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait