Mengenal Generasi Milenial dan Segala Seluk-beluknya

Diperbarui 25 Jul 2021 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Sebenarnya siapa saja sih, yang masuk ke dalam generasi milenial? Apakah remaja yang baru berusia 20 tahun di tahun ini masuk ke dalamya?

    Lalu, apa sih yang membedakan generasi ini dari generasi-generasi sebelumnya? 

    Mungkin ini semua merupakan pertanyaan yang sudah lama berputar di kepalamu.

    Tenang saja, karena Glints sudah menyiapkan segala seluk-beluk mengenai generasi milenial yang perlu kamu ketahui.

    Yuk, simak lebih lanjut!

    Baca Juga: Kamu Generasi Milenial? Pahami 5 Tantangan Untukmu

    Siapa Saja Sih, Generasi Milenial?

    tantangan pekerjaan generasi milenial

    © Freepik

    Sampai sekarang, mungkin masih banyak orang yang belum tahu bahwa generasi milenial bukan hanya mereka yang lahir di tahun 90-an saja. 

    Bahkan, banyak yang tidak sadar bahwa mereka termasuk ke dalam golongan milenial.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center, generasi milenial adalah mereka yang lahir di antara tahun 1981 – 1996.

    Jika sebelumnya terdapat perdebatan mengenai tahun kelahiran generasi ini, Pew Research Center memutuskan bahwa orang yang lahir di tahun tersebut masuk ke dalam generasi milenial. 

    Kelahiran 1997 dan seterusnya sudah masuk ke dalam generasi selanjutnya, yaitu generasi Z. 

    Fakta Seputar Generasi Milenial

    milenial adalah

    © Pexels

    1. Generasi sandwich

    Di tahun 2020 ini, banyak dari generasi milenial yang juga masuk ke dalam sandwich generation

    Singkatnya, sandwich generation adalah mereka yang harus menjadi orang tua dan anak secara bersamaan.

    Mayoritas penyebabnya adalah kondisi finansial yang bisa dikatakan belum cukup mapan, namun sudah terlanjur mendirikan rumah tangga dan memiliki anak.

    Padahal, generasi sandwich ini belum siap secara finansial untuk bisa menghidupi anak dan keluarga. 

    2. Melek teknologi

    Dilansir dari Goldman Sachs Asset Management, generasi milenial merupakan generasi yang sangat melek gadget dan berbagai macam jenis teknologi.

    Pasalnya, sejak lahir, mereka sudah terpapar oleh teknologi dan internet. 

    Bisa dikatakan, pertumbuhan mereka berjalan seiringan dengan perkembangan teknologi dan juga internet.

    Bahkan, sudah banyak generasi milenial yang ikut mengembangkan teknologi yang sekarang digunakan. 

    Keberadaan teknologi di kehidupan milenial merupakan salah satu faktor yang membentuk pola pikir mereka, bagaimana mereka berkomunikasi satu sama lain dan mengambil keputusan.

    3. Sosial media merupakan portal utama

    Dilansir dari Business Insider, kaum milenial menggunakan sosial media sebagai portal utama untuk apapun itu.

    Baik sebagai tempat menyuarakan pendapat, menerima informasi, belajar, bahkan mneceritakan permasalahan pribadi. 

    Sama dengan poin sebelumnya, kebiasaan ini juga ikut membentuk cara berpikir dan juga cara mereka memandang dunia. 

    Pada akhirnya, apapun yang serba instan dan mudah didapatkan memiliki dampak buruk tersendiri.

    Baca Juga: Jangan Takut! Ini Pilihan Bijak Investasi untuk Pemula

    Apa yang Membedakan Generasi Ini?

    karakteristik generasi milenial

    © Unsplash

    Tentu saja generasi milenial berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya, yaitu generasi X dan baby boomer.

    Dilansir dari Business Insider Singapore, terdapat beberapa hal signifikan yang membedakan generasi ini dengan generasi X ataupun baby boomer. Beberapa di antaranya adalah:

    1. Lebih awas akan kesehatan

    Apakah kamu menyadari, bahwa beberapa tahun belakangan ini semakin meningkat tren akan makanan dan gaya hidup sehat?

    Mulai dari makanan serba organik dan natural, gluten-free, sampai orang-orang yang beralih menjadi vegetarian dan vegan.

    Hal ini dikarenakan menurut kaum milenial, gaya hidup dan apa yang dikonsumsi merupakan salah satu tolak ukur kesehatan yang paling utama. 

    Selain ‘mengatur’ pasar makanan, generasi ini juga memiliki concern tersendiri mengenai kebugaran tubuh.

    Dilansir dari Goldman Sachs Asset Management, concern ini sangat berpengaruh terhadap penjualan peralatan dan perlengkapan fitness. 

    Produk digital sebagai pendukung olahraga seperti Apple Watch, FitBit, dan lain-lain juga semakin populer di masyarakat. 

    2. Sulit membeli rumah

    Berhubungan dengan kondisi keuangan yang tidak begitu stabil, banyak dari generasi ini (terutama usia 20-30an) yang memilih untuk tetap tinggal bersama orang tua. 

    Jika tidak tinggal di rumah orang tua pun, hanya sedikit kalangan yang mampu untuk membeli rumah. 

    Tak hanya kondisi keuangan saja, stabilitas ekonomi terutama di masa-masa seperti sekarang ini juga seakan mencegah mereka untuk menuai apa yang sudah ditanam.

    Kombinasi antara gaji yang pas-pasan, ekonomi tidak stabil, dan harga properti yang terus-menerus naik, wajar saja jika banyak milenial yang memilih untuk menyewa apartemen.

    Selain karena tidak memiliki keuangan yang cukup stabil untuk membeli rumah, pilihan untuk menyewa apartemen atau kos di tengah kota juga tidak luput dari pertimbangan jarak ke tempat kerja.

    3. Tidak begitu cepat menikah

    Berbeda dengan generasi sebelumnya yang mungkin cenderung cepat untuk menikah muda, generasi milenial justru melakukan sebaliknya. 

    Dilansir dari Bentley University Newsroom, umur rata-rata perempuan dan laki-laki menikah pada tahun 1960-an adalah 20 dan 23. Sedangkan sekarang, angka tersebut naik menjadi 27 untuk perempuan dan 29 untuk laki-laki.

    Alasan atas hal ini pun beragam.

    Dilansir dari majalah TIME, riset yang dilakukan oleh Pew Research menunjukkan bahwa alasan utama milenial menunda pernikahan adalah stabilitas finansial.

    Semakin hari, semakin sulit bagi generasi ini untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang dapat memberikan mereka kehidupan ‘layak’.  Bahkan, untuk mendapat pekerjaan saja sudah sangat sulit.

    Dengan pertimbangan tersebut, wajar saja jika mereka memilih menunda untuk berkeluarga ataupun memiliki anak.

    Nah, hal ini yang kadang suka diperdebatkan oleh generasi boomer. Mungkin banyak yang merasakan, ketika pergi ke acara keluarga, hal yang pertama ditanyakan adalah kapan menikah?” atau sudah isi belum?”.

    Jika milenial cenderung berpikir realistis, generasi sebelumnya masih tertanam pikiran dan nilai seperti semakin banyak anak, semakin banyak juga rezekinya.

    4. Mencari pekerjaan yang bermakna

    Meskipun mencari pekerjaan di masa-masa seperti ini sulit, kaum milenial cenderung picky jika bicara tentang pekerjaan. 

    Pasalnya, mereka mencari pekerjaan yang bermakna dan tidak hanya 9 to 5 saja. 

    Jika mereka memilih untuk kerja kantoran, biasanya terdapat ambisi bahwa mereka harus mencapai satu posisi. Katakan lead atau bahkan manajer. 

    Nah, hal ini juga berpengaruh terhadap pola mereka yang terlihat terlalu mudah berganti pekerjaan.

    Bagi generasi milenial, lebih baik berpindah-pindah tempat kerja untuk mencari yang paling tepat, jika dibandingkan untuk menetap di satu perusahaan yang tidak nyaman. 

    Hal ini sangat bertolak belakang dengan generasi orang tua mereka yang cenderung menjunjung tinggi loyalitas terhadap suatu perusahaan.

    Baca Juga: Ingin Mulai Karier yang Tidak Sejalur dengan Jurusan Kuliah? Ikuti 5 Tips Ini

    Itu dia, beberapa fakta dan serba-serbi lainnya mengenai generasi milenial. 

    Jika bisa disimpulkan, tidak sedikit tantangan yang dihadapi oleh generasi ini. Mayoritas dari tantangan tersebut berasal dari sektor ekonomi negara, global, dan juga keuangan pribadi.

    Bagi kaum milenial yang sudah mulai memasuki dunia kerja, disarankan untuk mulai menabung dan berinvestasi untuk masa depan yang lebih cerah dan stabil.

    Nah, apakah kamu merupakan salah satu dari generasi ini? Jika iya, apakah kamu sedang mencari pekerjaan baru karena pekerjaan saat ini kurang sesuai dengan passion-mu?

    Di Glints, kamu bisa mencari dan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan passion dan keinginanmu.

    Jadi, tunggu apalagi? Yuk, segera sign up dan mulai meniti karier kamu dari sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 1 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait