Bundle Pricing: Apa itu, Jenis Strategi, Kelebihan, dan Kekurangannya

Tayang 25 Jun 2022 - Dibaca 9 mnt

Dalam ranah bisnis, bundle pricing merupakan salah satu strategi penjualan yang cukup sering diterapkan.

Dengan menggunakan taktik ini, sebuah bisnis bisa meningkatkan penjualan sejumlah produk mereka secara sekaligus.

Di sisi lain, konsumen bisa mendapatkan harga yang lebih miring ketimbang membeli produk-produk yang dijadikan satu paket tersebut secara terpisah.

Nah, untuk mengetahui lebih jauh apa itu bundle pricing, jenis-jenis strategi yang bisa diterapkan, serta kelebihan dan kekurangannya, kamu bisa baca artikel ini lebih lanjut.

Baca Juga: Perencanaan Taktis: Definisi, Elemen, dan Cara Menyusunnya

Apa Itu Bundle Pricing?

© Freepik.com

Melansir Indeed, bundle pricing adalah sebuah strategi bisnis di mana perusahaan akan mengelompokkan beberapa produk dalam satu paket dan menjualnya dalam satu harga.

Produk-produk yang dijual menjadi sebuah bundle atau paket tersebut akan tercatat sebagai satu produk tersendiri.

Strategi price bundling ini bisa memberikan benefit bagi perusahaan karena produk yang di-bundling akan memiliki value lebih ketimbang menjualnya secara satuan.

Fokus dari price bundling tidak lain digunakan untuk menyeimbangkan consumer surplus dan asumsi jumlah dana yang sudah dianggarkan consumer untuk membeli sebuah produk.

Consumer surplus sendiri merupakan perbedaan antara harga yang sanggup dibayarkan consumer dengan harga yang dipatok oleh perusahaan untuk sebuah produk.

Jika harga yang ditawarkan lebih murah ketimbang dana yang sudah dianggarkan, maka consumer akan menilai produk tersebut penawaran yang menarik.

Nah, penerapan strategi bundle ini bisa mengatasi problem consumer surplus tadi sekaligus menawarkan harga diskon pada konsumen.

Baca Juga: Mengenal Value Based Selling, Pengertian dan 6 Prinsip Pentingnya

Jenis-Jenis Strategi Bundle Pricing

Bundle pricing terbagi atas dua jenis strategi utama yaitu pure bundling dan mixed bundling.

Meski menyasar pada objektif yang sama, yakni meningkatkan penjualan, kedua jenis strategi tadi memiliki benefit dan fitur yang berbeda ketika diterapkan.

Berikut ini merupakan deskripsi dari dua strategi yang dimaksud yang dirangkum dari Indeed.

1. Pure bundling

bundle pricing

© Freepik.com

Pure bundling adalah satu strategi sales di mana bisnis mencoba menjual produk tertentu secara eksklusif, namun dikemas dalam satu paket bersama produk lain.

Dalam beberapa kasus, produk eksklusif tersebut tidak dapat dibeli secara satuan dan hanya dijual dalam bentuk bundle saja.

Jadi, konsumen yang tertarik membeli produk eksklusif tersebut harus membeli juga produk lain yang masuk dalam bundling.

Jika dijabarkan, pure bundling memiliki tiga turunan strategi yang antara lain adalah sebagai berikut.

Leader bundling

Leader bundling adalah strategi penjualan bundling dengan cara menempatkan produk populer dari lini bisnismu untuk dijual secara paket dengan produk yang kurang populer.

Produk populer tersebut bisa mempengaruhi konsumen untuk membeli bundle yang kamu tawarkan. Jadi, produk yang kurang populer dapat meningkat angka penjualannya.

Joint bundling

Joint bundling adalah strategi penjualan paket dengan cara menggabungkan dua produk menjadi satu bundle.

Mixed-leader bundling

Strategi ini hampir mirip dengan leader bundling, karena menempatkan produk populer untuk dijual sepaket dengan produk kurang populer.

Yang menjadi pembedanya adalah mixed-leader bundling masih memberikan konsumen alternatif untuk membeli produk yang ada dalam paket secara terpisah.

2. Mixed bundling

bundle pricing

© Freepik.com

Mixed bundling dikenal juga dengan nama custom bundling.

Ini merupakan strategi penjualan di mana bisnis menawarkan konsumen untuk dapat memilih paket bundling atau membeli produk-produk yang ada dalam paket secara ecer.

Lewat strategi ini, perusahaan memang akan mendapatkan pemasukan yang lebih sedikit ketimbang menjual produk-produk yang ada dalam paket secara ecer.

Namun, taktik ini berpotensi untuk meningkatkan angka penjualan dari masing-masing produk yang dipaketkan.

Dari sisi konsumen, membeli produk mixed bundling akan membuat mereka mendapatkan diskon. Satu hal yang tidak akan mereka dapatkan ketika membelinya secara ecer.

Kelebihan dan Kekurangan Bundle Pricing

Berikut ini sejumlah kelebihan dan kekurangan dari penerapan strategi price bundling yang dirangkum dari Indeed dan HubSpot.

Kelebihan bundle pricing

© Freepik.com

1. Cara efektif mengenalkan produk baru

Jika lini bisnismu sudah memiliki produk yang laris dibeli konsumen, maka kamu dapat memanfaatkan produk populer tersebut untuk memperkenalkan produk yang baru dirilis.

Strategi leader bundle sangat cocok untuk diaplikasikan dalam kasus seperti ini.

Jadi, konsumen bisa mendapatkan benefit berupa harga yang miring dan bisnismu dapat mengenalkan produk terbarunya.

2. Dapat menjual produk yang kurang populer

Terkadang, perusahaan mengalami situasi yang sulit untuk bisa menjual produk-produk yang kurang begitu populer dari lini bisnisnya.

Eksekusi yang tepat dari strategi price bundling dapat membantu mengatasi hal semacam ini.

Jadi, stok yang berlebih yang ada di gudang dapat berkurang dan arus kas perusahaan dapat berjalan lebih lancar.

3. Meningkatkan customer spending

Produk yang dijual secara paket sering kali bisa menggoda konsumen untuk membelanjakan uang mereka lebih banyak dari anggaran yang sudah dicanangkan sebelumnya.

Apalagi, ketika konsumen mendapati harga satuan dari produk yang dijual secara paket tidak menguntungkan untuk diambil.

4. Menarik pembeli baru atau pembeli yang selektif

Strategi price bundling boleh dibilang akan selalu menarik pembeli.

Bahkan, strategi ini bisa menarik pembeli yang selektif dalam urusan membelajakan dana yang mereka miliki.

Selain itu, kamu juga dapat menarik konsumen baru yang sebelumnya tidak pernah membeli produk bisnismu.

Jika ada deal yang menarik, umumnya konsumen akan mengabarkan informasi tersebut pada orang-orang terdekat mereka.

5. Memungkinkan personalisasi harga

Beberapa penerapan strategi bundling memungkinkan konsumen untuk memilih sejumlah barang yang mereka butuhkan untuk dibeli menjadi satu paket.

Saat menerapkan strategi semacam itu, biasanya perusahaan akan memberikan harga yang lebih miring ketimbang menjualnya secara satuan.

Personalisasi harga semacam ini dapat meningkatkan angka penjualan dan meningkatkan angka kepuasan konsumen pada perusahaan.

Omong-omong, sudah tahukah kamu indikator dan metode pengukuran kepuasan konsumen?

Kalau belum, kamu bisa baca penjelasannya dengan klik button di bawah ini.

KLIK DI SINI

6. Dapat mengurangi bujet pemasaran

Bujet pemasaran juga dapat diperkecil ketika lini bisnis memutuskan untuk menjual produk secara paket.

Yang semula harus membayar iklan untuk dua produk, kini marketer hanya perlu untuk mengiklankan satu produk saja setelah ada program penjualan secara bundle.

Oh ya, kalau kamu sedang mencari bagaimana cara untuk menghemat budget marketing, Glints punya satu artikel yang bisa menambah insight-mu.

Untuk membacanya, klik button di bawah ini ya!

BACA ARTIKELNYA

Kekurangan bundle pricing

© Freepik.com

1. Dapat menunda bahkan membatalkan pembelian konsumen

Jika tidak dieksekusi dengan tepat, strategi bundle pricing bisa membuat sejumlah konsumen menunda bahkan membatalkan pembeliannya.

Beberapa konsumen mungkin akan lebih memilih membeli produk secara satuan karena produk bundling dinilai tidak memberikan keuntungan untuk mereka.

Ada juga konsumen yang kemudian lebih memilih untuk berbelanja produk serupa di kompetitor karena dinilai memberikan tawaran yang lebih baik.

2. Menurunkan profit penjualan sejumlah produk

Penerapan strategi ini juga mengharuskan bisnis untuk memangkas profit mereka untuk penjualan produk-produk yang dipasarkan dalam bentuk paket.

Maka dari itu, memilih produk-produk mana yang sesuai untuk dijual secara bundle menjadi salah satu keputusan vital untuk memperkecil risiko kerugian bisnis.

3. Menimbulkan persepsi tertentu pada produk atau perusahaan

Ketika menemui produk bundle, beberapa konsumen mungkin akan mulai membuat asumsi-asumsi tertentu.

Asumsi tersebut bisa ditujukan pada produk-produk yang dijual secara paket maupun asumsi untuk perusahaan yang memproduksi atau menjualnya.

Jika asumsi yang muncul tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan, maka hal tersebut punya potensi untuk merugikan bisnis.

Salah satu cara pencegahan munculnya asumsi-asumsi semacam itu adalah menerapkan strategi bundle yang matang atau minim risiko.

4. Membuat konsumen membeli barang yang tidak akan terpakai

Price bundling memang bisa menjadi cara yang baik untuk memperkenalkan produk baru pada konsumen.

Namun, saat produk yang dijual secara paket tidak begitu populer, pembelian produk bundle bisa membuat konsumen merasa membelanjakan uang mereka untuk sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak dibutuhkan.

Agar hal semacam itu tidak terjadi, bisnis perlu memastikan rancangan strategi bundle yang mereka buat sudah tepat untuk dijalankan.

Baca Juga: Sales Reporting: Definisi, Jenis, dan Cara Membuatnya

Itulah yang harus kamu ketahui dari bundle pricing. Langkah ini bisa jadi strategi jitu untuk meningkatkan penjualan dan profit perusahaan.

Di sisi lain, ketika perencanaan dan pengaplikasiannya tidak tepat, strategi ini bisa membuat kerugian tertentu untuk bisnis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik salah satu bintang untuk menilai.

Nilai rata-rata 3 / 5. Jumlah vote: 2

Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terkait