Sales Reporting: Definisi, Jenis, dan Cara Membuatnya
Jika kamu bekerja di bidang sales, kemampuan sales reporting adalah sesuatu yang penting untuk dikuasai.
Jangan khawatir kalau belum tahu bagaimana melakukannya dengan baik.
Dalam artikel ini, Glints akan menjelaskan lengkap tentang laporan sales mulai dari definisi, jenis-jenis yang harus kamu ketahui, hingga cara membuatnya.
Yuk, langsung saja simak di bawah ini!
Isi Artikel
Apa Itu Sales Reporting?
Menurut Business News Daily, sales reporting merupakan aktivitas melaporkan aktivitas sales.
Nah, laporan ini menggunakan dokumen yang disebut sales report.
Laporan tersebut berisi informasi tentang berapa jumlah sales yang berhasil dilakukan, jumlah leads, revenue, dan biaya dalam suatu periode tertentu.
Dalam reporting, kamu juga sebaiknya dapat menyajikan analisis dari data-data tersebut.
Dari analisis itu, kamu dapat menjelaskan pada atasan bagaimana performa sales-mu.
Sales reporting adalah hal yang penting.
Pasalnya, dengan informasi ini, perusahaan dapat memperkirakan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan bisnisnya.
Selain itu, data tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah penjualan di waktu-waktu mendatang.
Terakhir, laporan penjualan ini juga memudahkan para salesperson untuk memahami konsumen.
Jenis-Jenis Sales Report
1. Sales forecast
Tipe sales reporting ini tujuannya adalah melaporkan prediksi jumlah penjualan dalam periode tertentu.
Ini sangat penting, khususnya pada musim spesifik, misalnya waktu akhir tahun dan Natal, Lebaran, dan lainnya.
Pasalnya, pada masa ini, penjualan mungkin meningkat atau bahkan membludak.
2. Sales funnel report
Laporan ini menunjukkan seberapa dekat seorang lead menuju ke pembelian produk atau jasa perusahaanmu.
Sales funnel membantu salesperson untuk memahami bagaimana cara terbaik untuk me-nurture lead dan membujuk mereka untuk melakukan pembelian.
3. Conversion report
Dalam sales, konversi berarti seorang lead telah melakukan pembelian.
Nah, sales reporting jenis conversion adalah laporan yang menunjukkan informasi tentang kontak, berapa banyak lead yang dihasilkan, berapa yang dikonversi, dan informasi relevan lainnya.
4. Opportunity score report
Opportunity score report adalah laporan berdasarkan metrik Einstein opportunity score.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi lead mana yang penting untuk jadi prioritas dalam upaya sales.
5. Sales call report
Ini merupakan laporan mengenai keluhan dari konsumen.
Dari sales reporting yang satu ini, informasi yang didapatkan adalah tentang performa serta kualitas lead yang ada.
Cara Membuat Sales Report
Melakukan sales reporting adalah hal yang butuh ketelitian.
Nah, inilah langkah-langkah membuatnya.
1. Putuskan jenis laporan
Pertama, ketahui dulu jenis laporan apa yang akan kamu buat.
Dengan begitu, isi dan arahnya akan lebih jelas.
Jika sudah mengetahui jenis sales report yang harus disajikan, kamu akan lebih mudah menentukan elemen apa saja yang harus dimasukkan dalam laporan tersebut.
2. Pikirkan tampilan laporan
Sebagai laporan, sebuah sales report harus bisa dipahami siapa pun yang membacanya dengan baik.
Oleh karena itu, laporan ini harus lebih dari sekadar sajian angka saja.
Lebih baik jika kamu bisa menyajikan angka-angka dengan visualisasi yang mempermudah pemahaman pembacanya.
Hal ini disebut data visualization.
3. Pahami pembacanya
Satu laporan belum tentu cocok untuk diberikan pada semua orang yang terlibat dalam sales.
Jadi, mengetahui pembaca laporanmu adalah hal yang penting dalam sales reporting.
Tidak semua orang butuh semua informasi yang ada.
Misalnya, jika kamu melapor kepada head of sales, tentu semua data akan menjadi penting untuknya.
Akan tetapi, jika kamu melapor pada CEO atau CFO, data yang bermakna untuk mereka bisa jadi berbeda.
4. Kumpulkan informasi yang tepat
Berdasarkan pertimbangan sales reporting di poin 3, langkah selanjutnya adalah memasukkan informasi yang tepat sesuai dengan pembacanya.
Pastikan tidak ada data yang tidak penting atau tidak relevan dengan kondisi yang kamu laporkan.
5. Sajikan data
Setelah punya informasi yang relevan dan tahu bagaimana data tersebut harus disajikan, saatnya mulai menuangkannya dalam laporan.
Untuk hal ini, kamu bisa menggunakan tools-tools yang memudahkanmu, misalnya CRM tools.
Setelah itu, yang perlu kamu lakukan adalah membagikan laporan yang sudah dibuat.
Tentunya, pastikan tidak ada kesalahan atau ketidaktelitian, ya.
Lalu, Propeller juga mengingatkan bahwa kamu juga harus menginterpretasi data yang disajikan tersebut.
Nah, itulah tadi seputar sales reporting yang bisa Glints sampaikan.
Sudah cukup jelas, kan, apa itu pembuatan laporan dalam sales dan bagaimana cara melakukannya?
Jika ingin mendalami dunia sales lebih lagi, temukan artikel-artikel menarik lainnya di blog Glints, yuk!
Langsung klik tombol di bawah ini, ya.