Branding Merchandise: Apa Itu dan Bagaimana Cara Melakukannya?

Diperbarui 02 Jan 2024 - Dibaca 14 mnt

Isi Artikel

    Branding merchandise dapat membuat suatu bisnis dikenal lebih luas dan lebih dekat oleh masyarakat.

    Sebagai contoh, apa kamu punya jersey klub olahraga favorit atau photocard artis K-Pop idola? Itu merupakan sebagian dari produk merchandise branding yang umum kita temui.

    Menurut 99designs, merchandise branding bisa menjadi jembatan komunikasi antara bisnis dengan grass root atau akar rumput yang ada di masyarakat. 

    Efeknya, bisnis akan mendapatkan rekognisi yang lebih baik, serta pengguna merchandise bisa merasa menjadi bagian dari brand atau bisnis tersebut.

    Nah, di artikel ini, Glints akan mengajak kamu berdiskusi lebih jauh mengenai apa itu merchandise branding dan bagaimana cara melakukannya.

    Langsung saja yuk kita mulai pembahasannya.

    Baca Juga: 8 Tools Marketing Analyst untuk Buat Strategi Pemasaran Efektif

    Apa Itu Branding Merchandise?

    Melansir 99designs, branding merchandise sederhananya adalah proses branding dengan menggunakan merchandise.

    Produk merchandise biasanya berupa kaos, stiker, jaket, topi, atau barang-barang sejenisnya.

    Masing-masing produk itu lazimnya diberi cetakan logo atau identitas tertentu yang merepresentasikan suatu bisnis.

    Beberapa bisnis ada pula yang melakukan merchandise branding dengan membuat figur maskot atau membuat produk-produk untuk dikonsumsi (misalnya: air mineral).

    Secara konsep, branding merupakan bagian dari upaya komunikasi suatu pihak (dalam konteks ini bisnis) kepada publik.

    Di fase awal, bisnis akan berusaha membuat atau memilih desain tertentu sebagai brand identity mereka untuk dipublikasi kepada pembeli, vendor, investor, brand partner, atau kompetitor.

    Desain brand identity biasanya mencakup logo, palet warna, dan brand voice

    Setelah dipublikasikan, desain brand identity tadi akan mulai dipersepsikan oleh publik.

    Efektivitas dari upaya branding akan diuji di fase “persepsi publik” ini.

    Persepsi yang dilakukan oleh publik akan memosisikan bisnis pada titik tertentu “di pasar dan di industri”.

    Semakin baik upaya branding-nya, maka semakin jelas pesan yang akan diterima dan dipersepsikan oleh publik.

    Nah, upaya branding yang baik bisa mengamankan posisi bisnis “di pasar dan di industri” yang sudah diincar dari awal.

    Baca Juga: Video Email Marketing: Apa itu dan 7 Tips Menggunakannya

    Cara Melakukan Branding Merchandise

    branding merchandise

    © Freepik.com

    Di bagian ini, Glints akan membagikan 5 cara melakukan merchandise branding yang dirangkum dari 99designs. Berikut penjelasannya.

    1. Definisikan bisnis yang akan di-branding

    Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mendefinisikan bisnis yang hendak kita branding

    Sejumlah pertanyaan ini bisa mengerucutkan seperti apa desain branding yang cocok untuk dijadikan blueprint:

    • Image bisnis: Bisnismu ingin terkesan serius atau menyenangkan?
    • Harga produk: Produk yang ditawarkan bisnismu tergolong murah, menengah, atau mahal?
    • Tawaran menarik: Apa hal menarik yang ingin ditawarkan bisnismu kepada customer?
    • Beda dengan kompetitor: Apa hal yang membedakan bisnismu dengan bisnis kompetitor-kompetitor lain? (Salah cara yang bisa kamu pakai adalah metode competitive analysis)
    • Cara bersaing yang dipilih: Cara seperti apa yang dipilih bisnis dan brand-mu untuk bersaing di pasar?
    • Value: Apa value yang ditawarkan oleh bisnismu?
    • Vibes: Apakah bisnismu tergolong modern atau old-school?
    • Size: Seberapa besar bisnis-mu saat ini?

    Jawaban dari poin-poin di atas bisa menjadi pedoman utama kamu dalam melakukan perencanaan dan eksekusi upaya merchandise branding. Utamanya menentukan brand identity.

    2. Mengetahui detail customer bisnis kita

    Langkah kedua, kita perlu mengetahui detail customer bisnis kita.

    Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini bisa membantu mendeskripsikan tentang detail-detail yang dimaksud:

    • Apa hal yang dihargai customer bisnismu?
    • Apa hal yang diharapkan customer dari bisnis kita?
    • Cara komunikasi seperti apa yang diharapkan oleh customer?
    • Apakah hal yang akan customer nikmati dari produk merchandise bisnis kita?
    • Apakah fitur dari merchandise yang diproduksi bisnis kita akan berguna untuk customer?

    Mengetahui detail-detail tersebut bisa jadi cara kita untuk menyempurnakan desain brand identity kita.

    Jadi, nantinya merchandise branding yang kita lakukan akan punya koneksi yang lebih kuat dengan customer.

    3. Merancang persona visual

    Persona visual yang tepat bisa menguatkan ikatan customer dengan brand identity kita.

    Beberapa hal berikut ini merupakan elemen-elemen dari persona visual yang bisa kita rancang dan terapkan pada produk merchandise branding:

    • Tipografi: Pemilihan font punya peranan krusial dalam bagaimana publik menerima brand bisnis atau produkmu. Sebagai contoh, jika kamu mengaplikasikan “uppercase“, tipografi tersebut akan merepresentasikan kesan lantang, tegas dan berani.
    • Warna: Warna bisa memberikan pengaruh psikologis pada seseorang. Misalnya, warna putih bisa merepresentasikan ketulusan, kebersihan, atau awal yang baru. Jadi, pastikan memilih palet warna yang tepat, ya.
    • Bentuk dan grafis: Pemilihan bentuk dan grafis pada logo ataupun material lain untuk merchandise menjadi elemen penting berikutnya. Contohnya, bidang segitiga bisa menjadi simbol aksi dan gerakan. Sedangkan, bidang persegi dekat sebagai simbol batas dan stabilitas.
    • Brand voice: Brand voice biasanya akan muncul pada pembuatan copy. Pemilihan bahasa tertentu bisa memperkuat branding yang sedang kamu upayakan. Misalnya, pemilihan bahasa informal bisa memperkuat kesan santai dan fleksibel dari brand-mu.

    4. Gaya merchandise yang konsisten

    Setelah tiga hal tersebut rampung, kini saatnya kita melakukan publikasi dan penerapan desain brand identity yang sudah dirancang. Termasuk untuk keperluan pembuatan merchandise.

    Melansir 99designs, branding merchandise yang sukses sangat bergantung dengan konsistensi.

    Jika merchandise terbaru bisnismu berbeda gayanya dengan rilisan sebelumnya, maka butuh waktu yang sedikit lama bagi publik untuk bisa menerima perubahan tersebut.

    Supaya mengetahui betapa pentingnya konsistensi dalam branding merchandise, mungkin ada pentingnya bagi kita untuk mempelajari salah satu contohnya. 

    Kamu pernah melihat kaos bertuliskan I Love NY, bukan? 

    Nah, logo ikonik I ♥ NY itu merupakan brand identity untuk mempromosikan wisata di kawasan kota New York.

    Logo tersebut sudah aktif digunakan sejak tahun 1976 hingga sekarang. Salah satunya digunakan untuk keperluan pembuatan bermacam-macam jenis produk merchandise.

    Penggunaan logo tersebut secara konsisten menyebabkan merchandise yang memampang logo I ♥ NY banyak diburu oleh orang sampai saat ini. 

    Bahkan, beberapa dari kita mungkin merasa tidak afdol kalau ke New York tanpa membeli kaos atau merchandise jenis lain yang memampang logo I ♥ NY.

    5. Memilih jenis produk merchandise yang cocok

    Hal penting selanjutnya ketika mengupayakan aksi branding merchandise adalah memilih jenis produk merchandise yang cocok.

    Untuk menentukan jenis merchandise mana yang pas, kita bisa merujuk pada data “detail customer bisnis kita” yang sebelumnya sudah dibuat.

    Tentukan “seperti apa customer kita”, karena salah satu goal dari branding merchandise adalah memberikan sesuatu yang memiliki value pada target pasar atau customer.

    Beberapa jenis produk merchandise yang populer diproduksi antara lain:

    • kaos
    • topi
    • bolpoin
    • notepad
    • mug
    • botol air minum
    • tote bag
    • kalender
    • jam dinding

    Semua barang yang disebutkan di atas memang sangat cocok menjadi merchandise bisnis yang kita usung.

    Namun, jika baru memulai untuk memproduksi merchandise, sangat penting untuk menyesuaikan dengan anggaran yang sudah diberikan oleh manajemen.

    Selain itu, kita perlu untuk menghindari produksi merchandise yang kurang bermanfaat bagi customer. 

    Di pasaran, kita mungkin melihat banyak bisnis yang secara sederhana hanya menempelkan begitu saja logo mereka di kaos, stiker, atau mug.

    Agar merchandise bisnis bisa lebih baik, luangkan waktumu untuk menganalisis audiens secara menyeluruh. Baru, kamu bisa menentukan produk mana yang sebenarnya mereka butuhkan dan inginkan.

    Bisa jadi customer lebih suka merchandise berupa kaos dan mug. Akan tetapi, ada juga customer yang mungkin lebih memilih tote bag, jaket, jam dinding atau bahkan produk-produk jenis lainnya.

    Baca Juga: Service Marketing: Definisi, Manfaat, dan Karakteristiknya

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan kalau branding merchandise boleh jadi hal yang sepele namun bisa memiliki dampak yang baik untuk bisnis.

    Agar pembuatan merchandise branding bisa sesuai target, pastikan kamu membuat perencanaan dan melakukan eksekusi dengan tepat, ya?

    Oh ya, kamu bisa menemukan artikel-artikel lain yang bisa membuat wawasan marketing-mu bertambah di Glints Blog.

    Semua informasinya dirangkum dari sumber terpercaya yang pastinya bisa membuat kamu menjadi marketer andal.

    Klik di sini untuk baca arikelnya sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait