B2C (Business to Consumer), Model Penjualan Langsung Tanpa Perantara

Diperbarui 25 Jan 2021 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    B2C atau business to consumer adalah salah satu model penjualan yang paling populer. Kamu juga pasti pernah berhubungan langsung dengan perusahaan yang menerapkan B2C.

    Model penjualan yang satu ini berkebalikan dengan B2B (business to business). Keduanya memiliki prinsip dan cara kerja yang sangat berbeda.

    Sebenarnya, apa itu B2C dan mengapa banyak perusahaan menggunakannya?

    Dalam artikel ini, Glints akan mengupas tuntas segala hal yang berkaitan dengan B2C. Yuk, simak penjelasannya!

    Baca Juga: Memahami Sales Funnel dan Penerapannya dalam Bisnismu

    Pengertian B2C

    b2c adalah

    © Freepik.com

    Ketika kamu pergi ke mal dan membeli suatu barang, di saat itulah kamu mendukung penerapan model B2C (business to consumer) perusahaan.

    Apa itu B2C?

    Menurut Investopedia, B2C adalah proses penjualan produk dan jasa secara langsung dari bisnis ke konsumen yang merupakan end user (pengguna akhir).

    Adapun menurut TechTarget, B2C adalah model retail di mana produk berpindah langsung dari bisnis ke end user yang membeli produk atau jasa untuk penggunaan pribadi.

    Jadi, tidak ada perantara antara perusahaan dengan pelanggan. Perusahaan menyalurkan produk atau jasanya langsung kepada pelanggan.

    B2C sudah berkembang sejak lama. Jika kamu membeli pakaian di mal, makan di restoran, dan membeli sayur di pasar, hal tersebut dapat dikatakan sebagai B2C.

    Bahkan, ketika kamu berobat ke rumah sakit dan menggunakan jasa ojek online, perusahaan sedang menerapkan B2C denganmu.

    Seiring berkembangnya internet, B2C tidak sekadar bekerja secara tradisional. B2C juga berlaku pada sales produk secara online.

    Perusahaan bisa membuat online shop untuk menjangkau pelanggannya langsung secara online. Bahkan, bisnis UMKM pun bisa menjalani B2C secara online.

    Salah satu hal yang bisa dilakukan bisnis UMKM dengan B2C adalah berjualan lewat e-commerce.

    E-commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan Amazon memberikan kesempatan bagi pelaku bisnis kecil dan menengah untuk turut menerapkan model penjualan B2C.

    Baca Juga: Pengertian Point of Sales dan Fungsinya Bagi Bisnismu

    Tipe-Tipe B2C

    apa saja cara mengatasi godaan belanja online saat wfh

    © Freepik.com

    Ada berbagai tipe B2C yang dapat dijalankan secara online. Beberapa tipe ini sering juga disebut sebagai tipe e-commerce.

    Dari sekian banyak tipe tersebut, lima tipe B2C yang paling populer adalah sebagai berikut.

    1. Penjual langsung

    Tipe B2C yang paling umum adalah penjual langsung atau direct seller. Penjual yang dimaksud bisa berupa perusahaan besar hingga bisnis rumahan.

    Mereka memanfaatkan berbagai platform online untuk menawarkan produk atau jasanya kepada pelanggan, seperti Instagram dan Facebook.

    Beberapa dari mereka juga membangun website khusus untuk menjual produk dan jasanya.

    Contoh: Thisisapril.com, Ikea.com

    2. Perantara online

    Berbeda dengan model B2C sebelumnya, perantara online tidak memiliki produk secara langsung. Mereka hanya menyediakan platform untuk menghubungkan penjual dengan pembeli.

    Perantara online biasanya mendapat untung dari komisi setiap penjualan perusahaan.

    Contoh: Trivago.com, Etsy.com

    3. Berbasis periklanan

    Model B2C lainnya adalah website atau e-commerce yang berbasis periklanan.

    Biasanya, perusahaan membuat konten yang berkualitas untuk menarik pengunjung website dan meningkatkan traffic website.

    Tingginya traffic tersebut dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menjual slot iklan yang dapat diisi oleh informasi penjualan produk atau jasa.

    Semakin tinggi traffic website, perusahaan bisa memasang harga yang lebih tinggi pula untuk setiap slot iklan.

    Contoh: situs media online

    4. Berbasis komunitas

    B2C juga dapat dilakukan melalui komunitas online. Ada banyak komunitas di Facebook, Kaskus, dan platform-platform serupa.

    Komunitas tersebut menjadi tempat berkumpulnya masyarakat yang memiliki ketertarikan dalam bidang yang sama, seperti fotografi, traveling, dan sepeda.

    Oleh karena itu, kamu bisa menjual produk atau jasamu langsung kepada komunitas yang punya ketertarikan pada industrimu.

    Contoh: Facebook, Kaskus

    5. Berbasis biaya

    Tipe B2C yang satu ini mengandalkan subscription berbayar, berbeda dengan tipe B2C berbasis periklanan yang tetap menyuguhkan konten secara gratis.

    Biasanya, perusahaan memiliki konten yang hanya bisa dinikmati oleh pelanggan yang berlangganan. Kebanyakan perusahaan dengan model B2C ini bergerak di bidang media.

    Contoh: situs media online, Netflix, Hulu.

    Baca Juga: Pelajari 5 Strategi yang Dapat Membantu Peningkatan Sales Growth

    Tantangan B2C

    b2c adalah

    © Freepik.com

    Salah satu tantangan terbesar B2C adalah mempertahankan stabilitas penjualan. Perusahaan yang menerapkan model penjualan B2C tentu saja sangat bergantung pada pelanggan.

    Jika kondisi ekonomi melemah, seperti dampak pandemi Covid-19, daya beli masyarakat pun turut melemah.

    Model penjualan B2B mungkin juga terdampak. Namun, sebagai contoh, perusahaan tetap bisa bertahan karena masih ada banyak permintaan periklanan dan pemasaran.

    Sementara itu, B2C terdampak secara langsung karena mengandalkan pembelian dari pelanggan, seperti ditulis The Balance Small Business.

    Oleh karena itu, perusahaan perlu menargetkan pelanggan yang tepat. Setelah itu, perusahaan juga harus membangun brand loyalty agar pelanggan tetap setia pada brand mereka.

    Tantangan lainnya dari perusahaan B2C adalah kompetitor, seperti dikutip dari Business News Daily.

    Perusahaan B2C umumnya memiliki kompetitor yang jauh lebih banyak daripada perusahaan B2B. Kamu harus membuat produk atau jasamu menonjol dan unggul daripada brand lainnya.

    Dalam hal digital, kamu bisa membuat tampilan website dan aplikasi yang lebih menarik dan user-friendly.

    Selain itu, kamu perlu memaksimalkan search engine optimization (SEO) agar produk atau jasamu mudah ditemukan pelanggan melalui search engine.

    Baca Juga: Yuk, Pahami Istilah Sales Qualified Lead (SQL) Secara Lebih Dalam

    Demikian penjelasan Glints tentang apa itu B2C. Kesimpulannya, B2C adalah model penjualan yang dilakukan langsung dari perusahaan ke pelanggan.

    Siapa pun bisa menjalankan model B2C, termasuk para pelaku bisnis kecil dan menengah.

    Selain B2C, kamu juga bisa mempelajari berbagai strategi lainnya di bidang sales dan product di kelas online Glints ExpertClass, lho!

    Di sana, kamu bisa mendapat penjelasan dan bertanya langsung pada para pakar di bidangnya.

    Menarik, bukan? Yuk, segera sign up dan ikuti kelasnya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.9 / 5. Jumlah vote: 8

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait