E-Commerce: Definisi, Jenis, Contoh, Kelebihan dan Kekurangannya

Diperbarui 21 Sep 2022 - Dibaca 11 mnt

Isi Artikel

    Mungkin, e-commerce adalah istilah yang cukup sering kamu dengar belakangan ini. Namun, apakah kamu sudah tahu apa sih artinya e-commerce?

    Kenapa di era ini, namanya sering disebut-sebut?

    Untuk memahaminya lebih jauh, ayo simak pembahasan dari Glints berikut ini!

    Apa Itu E-Commerce?

    ecommerce di indonesia

    © nitsan.in

    Sebelum masuk lebih dalam, kita bahas definisinya terlebih dulu.

    Dikutip dari Perpustakaan University of North Texas, e-commerce adalah semua transaksi yang terjadi melalui alat elektronik apa pun, seperti telepon, televisi, komputer, dan yang paling populer belakangan, yaitu internet.

    E-commerce adalah singkatan dari istilah electronic commerce.

    E-commerce dipercaya sebagai model transaksi di masa depan, karena semakin lama, semakin banyak orang yang menggunakan internet.

    Nah, e-commerce artinya tak selalu berkaitan tentang aktivitas jual-beli, loh. Ternyata, yang juga termasuk dalam transaksi ini adalah:

    • pabrik yang menggunakan internet untuk mengecek kesediaan barang di gudang
    • orang yang mengambil uang melalui ATM
    • dan lain-lain

    Sejarah E-Commerce

    marketing mix shopping online

    © Pixabay.com

    Berdasarkan paparan dari Prasetyo Budi Widagdo, e-commerce berawal dari tahun 1970-an, bersamaan dengan kemunculan electronic fund transfer, sebuah layanan pengiriman uang melalui saluran elektronik.

    Pada saat itu, hanya sedikit perusahaan yang menggunakannya. Sehingga e-commerce pun belum umum digunakan.

    Seiring berjalannya waktu, muncul electronic data intercharge. Electronic commerce pun terus berkembang.

    Perusahaan manufaktur, hingga reservasi perjalanan, mulai memanfaatkan model perdagangan elektronik ini.

    Hingga pada tahun 1990, internet mulai dikomersilkan, perdagangan elektronik kian membesar, sehingga muncul istilah electronic commerce.

    E-commerce berkembang pesat, salah satunya di Indonesia. Beberapa contoh startup unicorn Indonesia juga merupakan electronic commerce, lho.

    Saat ini, e-commerce telah berkembang macam dan jenisnya, hingga memiliki beragam model bisnis dan beragam barang/jasa yang ditawarkan.

    Baca Juga: Ini Dia 5 Contoh Startup Surabaya yang Berkembang Pesat

    Manfaat E-Commerce

    Berikut adalah manfaat electronic commerce baik bagi pihak penjual maupun pembeli.

    1. Kenyamanan berbelanja

    Ada banyak sekali kenyamanan berbelanja yang dapat dirasakan oleh konsumen, seperti:

    • Bisa melakukan transaksi selama 24 jam.
    • Proses jual beli yang lebih sederhana.
    • Proses pengiriman yang lebih mudah dan tak terhalang oleh batasan geografi.

    2. Pengalaman pelanggan yang dipersonalisasi

    Kebutuhanmu dan kebutuhan temanmu pasti berbeda, meskipun kalian memiliki usia dan latar belakang yang sama.

    Nah, manfaat e-commerce selanjutnya adalah mampu menghadirkan rekomendasi produk dan penawaran yang berbeda pula bagi setiap orang.

    Artinya, e-commerce mampu membuat personalisasi customer experience yang semakin menambah kenyamanan berbelanja.

    Hal ini juga bermanfaat bagi penjual karena mereka bisa menjangkau target audiens secara spesifik dan mampu menawarkan apa yang benar-benar mereka cari.

    3. Global marketplace

    Apakah kamu pernah berbelanja di Shopee dari toko yang berlokasi di luar negeri?

    Manfaat selanjutnya ialah akses untuk menjangkau pasar ke berbagai negara.

    Pelanggan dari luar negeri kini bisa membeli produkmu dengan sangat mudah. Konsumen pun kini memiliki lebih banyak pilihan karena bisa membeli produk dari luar negeri.

    4. Customer base yang luas

    Terkadang, tak semua pelaku bisnis mampu mengembangkan website-nya sendiri dari nol.

    Apalagi jika customer base yang dimiliki masih sangat kecil lingkupnya.

    Dengan adanya e-commerce, produkmu bisa mendapatkan eksposur yang jauh lebih tinggi karena platform mereka telah memiliki customer base yang luas.

    Terlebih lagi, banyak konsumen yang telah mengasosiasikan nama besar e-commerce dengan kredibilitas penjual di dalamnya.

    Jenis-Jenis E-Commerce dan Contohnya

    contoh lamaran pekerjaan

    © Pexels

    Berdasarkan paparan dari The Balance Small Business, jenis-jenis electronic commerce di antaranya adalah:

    1. Business-to-Business (B2B)

    Pada model yang satu ini, e-commerce adalah pihak bisnis, dan konsumennya juga merupakan pihak bisnis.

    Electronic commerce kemudian menjual barang yang dibutuhkan perusahaan, sehingga konsumennya juga sebuah perusahaan.

    Contoh yang satu ini adalah perusahaan penyedia perabot kantor, perusahaan hosting, dan lain-lain.

    2. Business-to-Consumer (B2C)

    Nah, untuk model yang satu ini, pihak e-commerce merupakan pihak bisnis, sedangkan pelanggannya adalah konsumen yang menggunakan barang atau jasa untuk pribadi.

    Contohnya adalah situs belanja online seperti HijUp.

    Nah, terkadang, terjadi peleburan antara e-commerce B2C dan C2C. Contohnya adalah official store dari perusahaan di berbagai startup electronic commerce seperti Tokopedia Official Store atau Shopee Mall.

    3. Consumer-to-Consumer (C2C)

    Model selanjutnya yang akan kita bahas, yaitu C2C.

    E-commerce C2C artinya tempat di mana penjual UMKM (bukan perusahaan besar) memanfaatkan electronic commerce sebagai sarana untuk menjual barang/jasa kepada konsumen langsung.

    Dikutip dari Forbes, electronic commerce yang satu ini juga dikenal sebagai marketplace.

    Contoh-contoh dari jenis yang satu ini adalah beberapa perusahaan yang masuk dalam daftar startup Indonesia yang cukup populer, seperti Tokopedia, Bukalapak, dan lain-lain.

    Karena beberapa tempat electronic commerce B2C dan C2C mirip, peleburan antara keduanya sering kali dianggap ada. Namun, karena model bisnisnya berbeda, kedua kategori ini masih dapat dianggap berbeda.

    4. Consumer-to-Business (C2B)

    Pada model yang satu ini, e-commerce adalah sarana bagi seorang konsumen untuk menawarkan barang atau jasanya kepada perusahaan.

    Contohnya adalah situs lelang proyek online seperti website freelancer Fiverr atau Upwork. Penawar proyek adalah calon konsumen, yang menawarkan proyek pada perusahaan-perusahaan.

    Bahkan, seorang influencer yang menawarkan jasa promosi dan review-nya kepada perusahan juga bagian dari transaksi electronic commerce C2B.

    5. Business-to-Administration (B2A)

    Maksud dari “administration” adalah sektor publik milik negara.

    Nah, model bisnis e-commerce yang satu ini merupakan perusahaan yang memberikan layanan jasa/penjualan barang ke pihak pemerintah.

    Contohnya adalah kerja sama swasta sebagai pihak ketiga, seperti pembuatan aplikasi layanan pemerintahan oleh perusahaan penyedia jasa pembuatan aplikasi, dan lain-lain.

    6. Lainnya

    Nah, terdapat dua model electronic commerce lainnya yang sebenarnya masih sangat jarang jenis dan macamnya. Ada model e-commerce Consumer-to-Administration (C2A) dan model Business-to-Employee (B2E).

    Contoh dari C2A adalah saat seseorang menggunakan website untuk melaporkan harta dan membayar pajak.

    Kelebihan dan Kekurangan E-Commerce

    kelebihan dan kekurangan e-commerce adalah

    © Pexels

    Dikutip dari The Balance Small Business, ini dia beberapa kelebihan dari e-commerce:

    1. Tidak perlu toko

    Untuk menjual barang atau jasa secara online, kamu tidak perlu membangun atau menyewa toko fisik. Hal ini dapat mengurangi biaya sewa dan biaya tenaga kerja penjaga toko.

    Selain itu, kamu juga tidak perlu mengeluarkan biaya listrik, air, dan biaya perawatan untuk toko. Cukup memiliki tempat atau gudang untuk menyimpan barang, dan kantor kecil untuk keperluan administrasi.

    Hal inilah yang menjadi alasan kenapa barang atau jasa yang dijual secara online di electronic commerce sering kali memiliki harga yang lebih murah daripada toko offline.

    2. Mudah berkembang

    Ini merupakan implikasi dari poin pertama. Menjual barang di e-commerce artinya kamu memiliki kesempatan untuk mengembangkan bisnismu melalui platform electronic commerce yang kamu pilih.

    Salah satu kelebihan e-commerce adalah, kamu akan dengan mudah dan cepat mengembangkan bisnis, karena biaya yang dikeluarkan tidak sebanyak toko offline.

    Selain itu, kepraktisan yang ditawarkan oleh e-commerce membuat beberapa konsumen lebih memilih untuk berbelanja secara online.

    Kamu juga bisa mengasosiasikan kampanye marketing-mu dengan kampanye yang biasanya diadakan oleh e-commerce, seperti diskon 12.12, dan lain sebagainya.

    3. Tidak putus kontak

    Saat berbelanja online, kamu akan diminta untuk mengisi data secara lengkap. Nah, apabila disetujui oleh pelanggan, kamu bisa memanfaatkan kontak ini untuk sarana promosi.

    Selain itu, beberapa electronic commerce memiliki aplikasi yang bisa di-install di handphone. Penggunaan fitur notifikasi juga dapat menjadi sarana promosi.

    Siapa tahu, kamu bisa memiliki banyak langganan karena hal ini.

    Baca Juga: Apa Bekerja di Ecommerce di Indonesia masih Menjanjikan?

    Sementara itu, kekurangan dari e-commerce adalah:

    1. Tidak bisa melihat barang

    Berbelanja secara online akan membuat pelanggan tidak bisa melihat barang/jasa secara langsung.

    Beberapa pelanggan merasa seperti membeli kucing dalam karung karena ini. Itulah kenapa, mereka lebih memilih untuk tidak melakukan jual-beli di electronic commerce.

    Meski telah ada sistem rating atau pemberian testimoni, beberapa orang merasa bahwa hal ini tidak menjamin barang atau jasa yang akan mereka dapatkan memiliki kualitas sama seperti yang dijanjikan.

    2. Risiko besar

    Kekurangan e-commerce yang merupakan implikasi dari poin pertama adalah, memiliki risiko yang besar.

    Artinya, e-commerce tidak bisa selalu 100% menjamin keamanan seluruh barang yang terjual di sana.

    Dalam pembelanjaan dengan proses tersebut, terdapat kemungkinan barangmu tidak dikirim atau kualitasnya tidak sebaik yang dijanjikan oleh toko.

    Hal ini bisa diminimalkan dengan berbelanja melalui perusahaan yang memang menawarkan keamanan belanja seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dan lain-lain.

    Selain itu, masih ada risiko berupa pencurian data pribadi hingga pencurian kartu kredit.

    Kunci dari berbelanja di platform ini adalah selalu hati-hati, ganti password secara rutin, dan membeli di toko yang terpercaya.

    3. Persaingan harga

    Kekurangan lainnya dari e-commerce adalah besarnya persaingan harga antartoko. Hal ini sebenarnya baik untuk pelanggan, namun bisa jadi merugikan untuk penjual.

    Karena mudah untuk mencari barang atau jasa yang dicari, maka orang juga dapat dengan mudah membanding-bandingkan barang atau jasa yang ditawarkan oleh toko.

    Hal ini dapat mendorong persaingan harga yang ketat, sehingga penjual tidak bisa mendapatkan untung yang besar.

    Dari penjelasan di atas, dapat kita pahami bahwa istilah e-commerce artinya tempat terjadinya transaksi melalui perangkat elektronik, yang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

    Baca Juga: 7 Ecommerce Indonesia Terpopuler untuk Tujuan Kariermu Berikutnya

    Meskipun berbeda, kebanyakan orang masih mengira bahwa e-commerce adalah istilah yang sama dengan marketplace. Apakah kamu sudah tahu apa perbedaan di antara keduanya?

    Jika belum, Glints sudah menyiapkan penjelasannya untukmu.

    Setidaknya, ada 6 perbedaan di antara keduanya yang perlu kamu pahami agar tidak menyalahgunakan dua istilah ini lagi.

    Terutama jika kamu ingin bekerja di bidang yang berkaitan erat dengan e-commerce maupun marketplace karena ini adalah pengetahuan dasar. Jadi, jangan sampai ketinggalan informasi, ya.

    Ayo baca perbedaan e-commerce dan marketplace sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.6 / 5. Jumlah vote: 16

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait