Sering Dianggap Mirip, E-Commerce dan Marketplace Punya 6 Perbedaan, lho!

Tayang 28 Des 2020 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Sering berbelanja di keduanya, apakah kamu tahu perbedaan antara ecommerce dan marketplace?

    Masih banyak orang yang menganggap e-commerce tidak ada bedanya dengan marketplace.

    Namun, tenang saja. Glints sudah menyiapkan enam hal mendasar yang membedakan dua platform perbelanjaan ini.

    Yuk, simak lebih lanjut!

    Perbedaan E-Commerce dan Marketplace

    perbedaan ecommerce dan marketplace

    © Freepik.com

    Dari pengertiannya, dua platform jual beli ini memiliki arti yang sebenarnya cukup berbeda.  

    Dilansir dari Investopedia, e-commerce (electronic commerce) adalah model bisnis yang memungkinan perusahaan atau individu untuk memperjualbelikan produk melalui internet.

    Sementara menurut Learning Hub, online marketplace adalah tempat yang mempertemukan pelanggan dengan penjual di dalam satu platform

    Jadi, online marketplace kurang lebih menjadi medium penghubung antara penjual dengan pembeli.

    Berikut ini adalah penjelasan mengenai perbedaan e-commerce dan marketplace dari berbagai macam aspek:

    Baca Juga: Melaju Pesat, Intip Perkembangan E-Commerce di Indonesia

    1. Pilihan produk

    Perbedaan pertama adalah pilihan produk yang ada di ecommerce dan marketplace

    Seperti yang sudah dijelaskan secara singkat, marketplace adalah tempat yang menghubungkan pelanggan dan penjual.

    Biasanya, terdapat banyak orang dengan model bisnis yang berbeda-beda bisa memperjualbelikan produknya di sini.

    Harga yang ditawarkan juga cenderung lebih murah dan beragam, jika dibandingkan dengan e-commerce. 

    Sementara itu, produk yang ditawarkan e-commerce lebih tersegmentasi.

    Jika marketplace menawarkan produk dari berbagai macam penjual, e-commerce menjual berbagai macam produk di bawah nama e-commerce itu sendiri.

    Contoh mudahnya adalah di dalam marketplace X, kamu bisa membeli produk dari toko A, B, dan seterusnya. 

    Kalau membeli sesuatu melalui e-commerce Y, produk yang didapatkan tetap berada di bawah brand e-commerce Y tersebut.

    2. Branding

    Dari segi branding, kedua platform perbelanjaan ini juga memiliki perbedaan. 

    Dilansir dari Arcadier Learn, e-commerce dapat fokus terhadap satu ‘wajah’ brand atau bisnis.

    Setiap brand yang memperjualbelikan produk di e-commerce bisa melakukan promosi masing-masing terpisah dari e-commerce tersebut.

    Dengan begitu, mereka bisa meningkatkan customer dan brand loyalty yang nantinya juga akan meningkatkan customer lifetime value.

    Di sisi lain, marketplace mewakilkan berbagai macam brand dan bisnis yang ada di dalamnya.

    Baca Juga: Mendalami Apa Itu Brand Loyalty Beserta Cara Meningkatkannya

    3. Cash flow

    Perbedaan selanjutnya datang dari aspek cash flow tiap platform.

    Dilansir dari Rocket Bazaar, marketplace lebih mudah untuk menikmati profit margin.

    Hal ini dikarenakan revenue yang didapatkan biasanya terdiri dari persentase hasil penjualan tiap bisnis di dalamnya. 

    Semakin tinggi jumlah transaksi, marketplace akan semakin mudah untuk menginvestasikan revenue tersebut untuk perkembangan berbagai macam aspek.

    Sementara untuk website e-commerce, revenue dan resource dari investasi yang cukup besar di awal kemungkinan besar akan didapatkan dalam kurun waktu yang lebih lama.

    4. Kompleksitas

    Dikarenakan terdiri dari berbagai macam produk dari penjual yang berbeda, marketplace membutuhkan sistem navigasi yang dibuat seoptimal mungkin.

    Filter pencarian juga harus dibuat menjadi seefisien mungkin agar pengguna bisa melakukan pencarian secara spesifik.

    5. Investasi

    Perbedaan selanjutnya adalah dari segi investasi sebelum meluncurkan sebuah e-commerce dan marketplace.

    Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, untuk membangun e-commerce, dibutuhkan investasi yang cukup besar.

    Hal ini diperlukan untuk mulai menarik pengunjung dan keperluan lainnya.

    Ketika ingin membuat marketplace, investasi yang dibutuhkan tidak terlalu besar.

    Mengapa begitu? 

    Setiap bisnis atau individu yang menjajakan produknya di marketplace bisa mengatur kepemilikan saham masing-masing.  Jadi, jumlah investasi di awal tidak sebesar e-commerce.

    Baca Juga: Lakukan 7 Cara Ini Jika Kamu Ingin Mulai Bisnis Online

    6. Customer Loyalty

    Nah, perbedaan yang terakhir adalah dari segi customer loyalty.

    Untuk kamu yang belum tahu, customer loyalty menggambarkan keinginan pelanggan untuk membeli produk dari sebuah brand secara terus-menerus.

    Salah satu hal yang memengaruhinya adalah harga. 

    Dalam e-commerce, pelanggan cenderung lebih setia. Terlebih lagi jika mereka menerapkan customer retention seperti memberikan poin, penawaran khusus untuk member, dan lain-lain.

    Sementara itu, pelanggan di marketplace bisa berpindah dari satu toko ke toko yang lain, terutama jika harganya jauh lebih murah atau terdapat penawaran yang lebih menarik.

    Nah, itu dia enam perbedaan e-commerce dan marketplace. Semoga kamu menjadi lebih paham dan bisa membedakan keduanya, ya.

    Kalau ingin lebih jauh mendalami dunia bisnis dan penjualan, kamu bisa ikut Glints ExpertClass, lho!

    Glints ExpertClass adalah kelas yang diisi oleh profesional kaya ilmu dan pengalaman. Di sana, para profesional itu akan membagikan pengetahuan mereka untuk bantu tingkatkan skill-mu.

    Menarik, kan? Tunggu apa lagi? Yuk, pilih dan daftar kelasnya sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait