7 Tanda Kamu Bekerja Terlalu Keras, Waspada Burnout!

Tayang 13 Agu 2022 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Bekerja keras sering disebut sebagai kunci untuk mencapai tujuan karier. Namun, mengetahui beberapa tanda ketika bekerja terlalu keras juga tidak kalah penting.

    Hal ini karena bekerja terlalu keras dapat memengaruhi kondisi fisik dan mentalmu.

    Sehingga, mengenal tanda-tandanya dapat membantumu untuk melakukan penyesuaian dalam hal-hal seperti prioritas, gaya bekerja, hingga mengambil waktu cuti.

    Nah, di artikel ini Glints akan memberikan beberapa tanda bahwa kamu bekerja keras secara berlebihan. Yuk, kenali semuanya di artikel ini!

    Tanda Bekerja Terlalu Keras

    1. Jam kerja yang panjang

    Jika kamu sering lembur, bahkan kerja sampai tengah malam hingga hanya tidur beberapa jam, bisa menjadi tanda pertama bahwa kamu kerja terlalu keras.

    Tidak hanya itu, sering mengecek pekerjaan di larut malam juga menjadi salah satu tanda yang perlu diperhatikan.

    Untuk “mengurangi” hal ini, cobalah untuk memberi batasan pada jam kerja pribadimu.

    Misal, kamu memutuskan untuk tidak menyentuh pekerjaan setelah lewat jam 6 sore.

    Membuat batasan pada jam kerja akan meningkatkan kondisi kesehatan mental dan work-life balance-mu.

    2. Memiliki tanggung jawab lebih dibandingkan rekan kerja

    Memiliki tanggung jawab yang lebih banyak dibandingkan rekan kerja juga bisa menjadi tanda bahwa kamu bekerja terlalu keras.

    Memang, mengambil lebih banyak tanggung jawab membuat penilaian atasan dan perusahaan terhadapmu semakin baik.

    Namun, jika dengan tanggung jawab lebih banyak justru memengaruhi kondisi mental dan kualitas pekerjaanmu, hal tersebut bukanlah sesuatu yang baik.

    Kata Indeed, jika hal itu terjadi, kamu bisa mencoba untuk berbicara ke atasan tentang tanggung jawab yang diemban tersebut.

    Apabila kamu berposisi sebagai manajer, coba untuk mendelegasikan beberapa tugas ke timmu supaya workload dapat terbagi rata.

    Baca Juga: Emotional Perfectionism: Apa Itu dan Cara Menghadapinya

    3. Produktivitas menurun

    Menurut Reed, tanda lain bahwa kamu bekerja terlalu keras adalah produktivitas diri yang menurun. Hal itu karena bekerja terlalu keras dapat menyebabkan burnout.

    Jika produktivitas menurun, hal itu akan berdampak pada kualitas pekerjaanmu juga. Tidak hanya itu, sikapmu juga akan berubah dan cenderung menjadi negatif ke rekan kerja.

    Bahkan, bisa saja kamu tidak merasa termotivasi untuk melakukan pekerjaanmu lagi.

    Jika hal tersebut terjadi, maka satu-satunya cara yang perlu dilakukan adalah cuti dan beristirahat.

    Dengan begitu, kamu bisa recharge diri supaya merasa lebih baik lagi. Sehingga, kamu akan lebih termotivasi untuk melakukan pekerjaanmu kembali.

    4. Memikirkan pekerjaan setiap saat

    Memikirkan pekerjaan setiap saat juga bisa menjadi tanda bahwa kamu bekerja terlalu keras.

    Memang, memikirkan pekerjaan dan melakukan refleksi terhadap hal tersebut memiliki beberapa manfaat.

    Namun, terlalu sering memikirkan pekerjaan juga bukanlah suatu hal yang baik. Karena, pikiranmu tidak bisa beristirahat dan kamu pun sulit rileks.

    Sehingga, coba luangkan waktu-waktu khusus untuk memikirkan dan melakukan refleksi seputar pekerjaan. Misal, saat kamu sedang berangkat kerja.

    5. Membicarakan pekerjaan setiap saat

    Berbicara seputar pekerjaan dengan teman atau keluarga dapat membantumu untuk meringankan beban yang kamu rasakan.

    Namun seperti di poin sebelumnya, jika pekerjaan adalah topik yang terus dibahas dengan orang terdekat, hal itu bisa menjadi tanda bahwa kamu bekerja terlalu keras.

    Tentu, hal tersebut akan berpengaruh terhadap hubunganmu dengan orang-orang terdekat.

    Sehingga, cobalah untuk mengubah topik obrolan jika kamu akan berbicara tentang pekerjaan.

    Misal, kamu bisa bertanya tentang kehidupan personal mereka atau hobi yang sedang dijalani.

    Baca Juga: Perhatikan, Ini Dia 6 Topik Pembicaraan yang Harus Dihindari dalam Dunia Kerja

    6. Pekerjaan memengaruhi kehidupan sosial di luar kantor

    Menyadur Ladders, tanda lain bahwa kamu bekerja terlalu keras adalah ketika pekerjaanmu memengaruhi kehidupan sosial di luar kantor.

    Jika hal tersebut terjadi, itu dapat berarti bahwa pekerjaanmu telah memengaruhi kesehatan mentalmu.

    Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi hal tersebut.

    • mencari cara untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain di luar kantor
    • meminta bantuan ke atasan tentang cara meningkatkan produktivitas atau meringankan beban kerjamu saat ini
    • mengambil cuti untuk beristirahat dari pekerjaan
    • merencanakan aktivitas bersama dengan teman atau keluarga setelah bekerja
    • memanfaatkan waktu libur dan akhir pekan untuk melakukan hobi yang disenangi

    7. Tidak mau mengambil cuti

    Tanda lain bahwa kamu bekerja terlalu keras adalah tidak mau mengambil cuti untuk beristirahat. Jika hal itu terjadi, bisa jadi kamu mengalami toxic productivity.

    Mengambil waktu istirahat sangatlah penting karena kamu bisa membuat dirimu lebih segar secara fisik dan mental untuk bekerja.

    Sehingga, selalu usahakan untuk memanfaatkan waktu cuti dari perusahaanmu, ya.

    Baca Juga: 7 Tips Handover Pekerjaan sebelum Cuti agar Libur Bebas Gangguan

    Nah, itu adalah beberapa tanda yang bisa kamu perhatikan jika kamu bekerja terlalu keras.

    Penting bagimu untuk selalu memperhatikan beberapa tanda ini sebelum mengalami hal-hal seperti burnout atau stres.

    Dengan begitu, kamu bisa membuat penyesuaian dalam kehidupan pekerjaanmu.

    Selain menyadari tanda-tanda di atas, kamu juga harus mengetahui tips-tips tempat kerja lain.

    Bukan hanya meningkatkan produktivitas dan efektivitas kerja, kamu juga bisa menurun level work anxiety.

    Yuk, klik di sini sekarang untuk mengetahui beragam tipsnya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 3

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait