Take Home Pay: Arti, Komponen, Rumus, dan Contoh Perhitungannya
Isi Artikel
Take home pay adalah istilah yang sering digunakan di slip gaji atau dunia kerja secara umum. Artinya, istilah take home pay penting untuk kamu pahami.
Apakah kamu masih asing dengan istilah tersebut? Kalau iya, tak perlu bingung. Glints akan menjelaskan semua tentangnya dalam artikel ini.
Yuk, simak selengkapnya!
Apa Itu Take Home Pay?
Kita mulai pembahasan dengan definisi. Melansir Investopedia, take home pay adalah penghasilan bersih yang sudah dikurangi pajak dan komponen pemotong gaji lainnya.
Komponen pemotong gaji sendiri bisa berupa pajak, iuran BPJS, atau iuran-iuran lainnya.
Dapat disimpulkan, take home pay adalah gaji akhir yang kamu terima dalam bentuk tunai.
Gaji Pokok vs Take Home Pay
Gaji pokok adalah imbalan dasar yang diberikan perusahaan kepadamu. Imbalan itu belum ditambah dengan tunjangan.
Supaya lebih jelas, Glints akan memberikan contoh. Misalnya, total upah Antok tiap bulan adalah Rp5 juta.
Akan tetapi, tiap bulannya, Antok mendapat tunjangan makan siang (Rp500 ribu) dan tunjangan transportasi (Rp500 ribu).
Itu berarti, gaji pokok si A adalah:
- = (total upah) – (total tunjangan)
- = (Rp5.000.000) – (Rp500.000 + Rp500.000)
- = Rp4.000.000
Sementara itu, seperti yang sudah Glints singgung, take home pay adalah total upah yang sudah dikurangi dengan komponen pemotong gaji.
Artinya, take home pay Antok adalah Rp5 juta (total upah) dikurangi dengan pajak, iuran BPJS, dan potongan-potongan lainnya.
Komponen Perhitungan Take Home Pay
Untuk menghitung take home pay, kamu harus punya informasi:
Komponen penambah
1. Gaji pokok
Pertama-tama, ada gaji pokok. Komponen yang satu ini sudah sempat Glints jelaskan sebelumnya.
Gaji pokok adalah upah utama yang rutin kamu dapatkan dari perusahaan.
2. Tunjangan tetap
Komponen perhitungan take home pay selanjutnya adalah tunjangan tetap. Glints juga sudah menyinggung ini sebelumnya.
Tunjangan tetap merupakan penghasilan tambahan yang diberikan perusahaan kepadamu secara rutin.
Beberapa contohnya adalah tunjangan transportasi, tunjangan jabatan, dan lain-lain.
3. Tunjangan tidak tetap
Selain tetap, ada juga tunjangan yang bersifat tidak tetap. Seperti namanya, upah ini merupakan tambahan yang diberi perusahaan karena keadaan tertentu.
Misalnya, kamu dan teman-teman tim mengadakan acara makan siang. Kebetulan, kantormu memberikan tunjangan tidak tetap saat ada kegiatan team building. Akhirnya, kamu dan tim mendapat tunjangan tersebut.
Kalau kamu dan tim tidak mengadakan acara makan siang, tunjangan tidak tetap itu takkan cair.
Komponen pengurang
1. Pajak penghasilan
Komponen pengurang take home pay yang pertama adalah pajak penghasilan. Besarnya sendiri tergantung pada:
- besar gajimu dalam setahun
- status pernikahan
- penghasilan tidak kena pajak
- aturan besar pajak yang berlaku
Kira-kira, bagaimana cara menghitung pajak yang satu ini? Glints punya artikel yang membahas tuntas tentangnya.
Yuk, baca artikelnya sekarang dan pahami langkah perhitungan pajak penghasilan! Klik tombol di bawah, ya:
2. Iuran BPJS Ketenagakerjaan
Selanjutnya, ada iuran BPJS Ketenagakerjaan. Kamu akan diminta membayar dua jenis jaminan, yakni:
a. Jaminan Hari Tua
Pertama-tama, ada Jaminan Hari Tua. Melansir BPJS Ketenagakerjaan, besarnya adalah 2% dari upahmu.
b. Jaminan Pensiun
Ada juga Jaminan Pensiun. Upahmu akan dipotong sebesar 1% untuk iuran yang satu ini, seperti dituliskan BPJS Ketenagakerjaan.
Ingin melihat simulasi perhitungan iuran jaminan-jaminan di atas? Glints punya artikelnya. Baca gratis sekarang juga dengan klik tombol di bawah ini:
3. Biaya lainnya
Pemotong take home pay yang terakhir adalah biaya lainnya, seperti:
- denda
- BPJS Kesehatan
- utang kepada perusahaan
- dan lain-lain
Kira-kira, bagaimana ketentuan potongan di atas? Glints sudah membuat penjelasannya dalam artikel di bawah. Yuk, klik tombol ini dan baca selengkapnya!
Rumus dan Contoh Perhitungan Take Home Pay
Supaya kamu makin paham dengan take home pay, Glints akan memberikan contoh perhitungannya.
Perlu diingat, rumus inti dari take home pay adalah:
take home pay = (komponen penambah upah) – (komponen pengurang upah)
Misalnya, Dini bekerja di PT Startup Maju Jaya dengan gaji pokok Rp9 juta. Setiap bulan, Dini mendapat tunjangan kesehatan sebesar Rp500 ribu dan tunjangan jabatan dengan jumlah sama.
Adapun pajak penghasilan yang harus dibayarkan Dini adalah Rp400 ribu. Dini juga harus membayar Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan.
Kebetulan, di bulan ini, Dini membeli keyboard seharga Rp100 ribu untuk keperluan kerja. Keyboard tersebut di-reimburse oleh kantornya.
Artinya, perhitungan take home pay Dini adalah:
1. Perhitungan komponen penambah upah
- = (gaji pokok) + (tunjangan tetap) + (tunjangan tidak tetap)
- = (gaji pokok) + (tunjangan kesehatan + tunjangan jabatan) + (jumlah reimburse keyboard)
- = (Rp9.000.000) + (Rp500.000 + Rp500.000) + (Rp100.000)
- = Rp10.100.000
2. Perhitungan komponen pengurang upah
a. Perhitungan iuran BPJS Ketenagakerjaan
Jaminan Hari Tua (2%)
- = total upah * 2%
- = Rp10.100.000 * 2%
- = Rp202.000
Jaminan Pensiun (1%)
- = total upah * 1%
- = Rp10.100.000 * 2%
- = Rp101.000
b. Perhitungan komponen pengurang upah
- = pajak penghasilan + iuran Jaminan Hari Tua + iuran Jaminan Pensiun
- = Rp400.000 + Rp202.000 + Rp101.000
- = Rp703.000
3. Perhitungan take home pay
- = komponen penambah upah – komponen pengurang upah
- = Rp10.100.000 – Rp703.000
- = Rp9.397.000
Artinya, take home pay Dini bulan ini adalah Rp9.397.000.
Tips Mengatur Take Home Pay
Setelah mengetahui arti dan contoh perhitungan take home pay, kita bahas tips mengaturnya, yuk!
1. Buat budget
Pertama-tama, buatlah budget. Berapa penghasilan bulananmu yang akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari? Rancang rencananya, ya.
Jangan lupa, sisihkan take home pay-mu untuk menabung. Kalau kamu punya utang, bayar juga cicilannya.
2. Catat pengeluaranmu
Sudah punya budget? Tips mengatur take home pay selanjutnya adalah mencatat pengeluaran.
Langkah itu akan memudahkan evaluasi ke mana perginya uangmu. Tak hanya itu, melansir The Balance, kamu juga jadi tahu berapa sisa budget-mu untuk pengeluaran tertentu.
3. Kumpulkan dana darurat
Seperti dituliskan Investopedia, dana darurat adalah uang yang bisa dipakai saat ada kesulitan keuangan.
Beberapa contoh kesulitan keuangan itu adalah:
- sakit
- mendadak harus membetulkan rumah
- terkena PHK
- HP mendadak rusak
Hidup memang dipenuhi kejadian yang tak terduga. Dengan dana darurat, kamu lebih siap menghadapi kejadian tersebut.
Sudah punya dana darurat? Coba tabung uangmu untuk tujuan lainnya seperti menikah, pendidikan anak, atau pensiun.
4. Belajar menahan diri
Tips mengatur take home pay yang terakhir adalah belajar menahan diri. Kalau belum ada uang untuk membeli suatu barang, tahan dirimu dan tabung uangnya dulu.
Hindari utang konsumtif untuk gaya hidup, ya. Hiduplah sesuai dengan kemampuanmu.
Demikian penjelasan Glints seputar take home pay. Intinya, upah tersebut merupakan selisih antara total pendapatanmu dan potongan-potongan yang ada.
Artinya, take home pay adalah gaji bersih dari perusahaan yang akan kamu dapat setiap bulan.
Selain take home pay, masih ada istilah penting ketenagakerjaan lainnya yang harus kamu pahami. Kira-kira, apa sajakah itu?
Yuk, temukan semuanya di kategori Ketenagakerjaan Glints Blog! Glints juga sudah membuat penjelasan lengkap dan mudah dipahami seputar istilah-istilah itu.
Jadi, tunggu apa lagi? Klik tombol di bawah ini dan baca artikel-artikelnya sekarang juga: