Saham Gorengan: Definisi, Ciri-Ciri & Cara Menyikapinya

Diperbarui 04 Okt 2023 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Dalam dunia investasi, saham gorengan adalah satu isu yang sering dibahas oleh para investor. Sebenarnya apa itu saham gorengan?

    Istilah ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Namun, istilah ‘saham gorengan’ semakin populer ketika kasus Jiwasraya terungkap ke publik pada pertengahan 2019 lalu.

    Bahkan, Presiden Joko Widodo juga sempat menegaskan agar tidak ada lagi praktik gorengan saham di pasar modal Indonesia, seperti dikutip dari Kompas.

    Ingin tahu apa itu saham gorengan dan mengapa kehadirannya banyak dikhawatirkan oleh para investor?

    Yuk, kita bahas lebih lanjut dalam artikel ini!

    Baca Juga: Tertarik Investasi Saham? Pelajari Analisis Fundamental dan Teknikal!

    Apa Itu Saham Gorengan?

    Saham gorengan adalah sebuah istilah yang dianalogikan seperti gorengan.

    Tempe, tahu, risol, bakwan, dan gorengan lainnya akan semakin renyah jika digoreng dalam waktu yang lama. Ditambah lagi jika makanan tersebut digoreng menggunakan minyak jelantah.

    Hal ini berlaku pada dunia investasi saham.

    Dikutip dari CNBC Indonesia, saham gorengan adalah saham perusahaan yang kenaikan nilainya di luar kebiasaan karena pergerakannya direkayasa oleh pelaku pasar dengan tujuan tertentu.

    Meskipun nikmat, kamu bisa kolesterol jika mengonsumsi gorengan terlalu banyak.

    Sama halnya dengan saham. Wajar saja jika kamu sesekali membeli saham gorengan. Namun, tentu saja ada berbagai karakteristik dan risiko yang perlu kamu ketahui.

    Umumnya, saham gorengan berlaku pada saham lapis kedua dan ketiga.

    Hal ini disebabkan karena mayoritas saham lapis kedua dan ketiga memiliki jumlah investor yang lebih sedikit daripada saham lapis pertama atau big cap.

    Maka, investor yang memiliki saham dominan di perusahaan tersebut lebih mudah mengontrol nilai saham. Mereka sering disebut sebagai bandar.

    Menurut Investor Daily, sebenarnya kegiatan penggorengan saham juga bisa dilakukan pada saham-saham lapis pertama. Namun, hal tersebut jarang terjadi.

    Cara kerja saham gorengan cukup sederhana. Biasanya bandar menebar isu-isu bohong yang berkaitan dengan kinerja perusahaan atau industri usahanya.

    Kemudian, mereka membuat target pembelian saham palsu agar terkesan banyak investor tertarik dengan saham tersebut.

    Hasilnya, harga saham tersebut akan semakin tinggi dan banyak investor mulai melirik saham itu.

    Jika ada banyak investor lain yang tertarik dengan saham tersebut, bandar akan segera menjualnya. Harga jualnya tentu saja sudah lebih tinggi daripada saat mereka membeli saham tersebut.

    Di sinilah kekhawatiran para investor, yaitu terjebak dalam saham yang sebenarnya tidak potensial.

    Setelah dijual oleh bandar, saham tersebut tidak lagi likuid sedangkan investor sudah terlanjur masuk dalam investasi saham tersebut.

    Baca Juga: Ingin Mulai Berinvestasi? Perhatikan Kesalahan-kesalahan Umum Ini

    Ciri-Ciri Saham Gorengan

    Ada beberapa hal yang bisa kamu lihat untuk menganalisis apakah sebuah saham dikategorikan sebagai saham gorengan atau bukan.

    Ciri-ciri saham gorengan adalah sebagai berikut.

    1. Ada di daftar Unusual Market Activity (UMA)

    Bursa Efek Indonesia (BEI) juga memiliki andil dalam melihat adanya potensi saham gorengan.

    Jika BEI melihat adanya perubahan harga yang signifikan pada suatu saham, BEI akan memasukkannya ke dalam daftar Unusual Market Activity (UMA), seperti dikutip dari Katadata.

    Namun, tidak semua saham yang ada di daftar UMA termasuk saham gorengan.

    Daftar tersebut hanya berguna untuk memberi peringatan pada investor agar berhati-hati dengan saham-saham tersebut.

    2. Volume dan nilai transaksi harian tidak wajar

    Biasanya volume dan nilai transaksi harian saham lapis kedua dan ketiga lebih rendah daripada saham lapis pertama.

    Maka ketika kedua hal ini lebih tinggi daripada saham big cap, kamu perlu mencurigainya.

    Bisa saja saham tersebut sedang digoreng oleh bandar.

    3. Bid dan offer yang tidak wajar

    Selain itu, kamu juga bisa melihat bid dan offer saham tersebut.

    Bid adalah antrean beli saham di harga rendah, sedangkan offer adalah antrean jual saham di harga tinggi.

    Dikutip dari CNBC Indonesia, biasanya transaksi saham gorengan ada dalam jumlah besar. Namun, posisi bid dan offer-nya tipis.

    4. Kinerja keuangan dan informasi emiten tidak sejalan dengan kenaikan harga

    Ciri ketiga dari saham gorengan adalah ketidaksesuaian antara kinerja keuangan perusahaan dengan kenaikan harga saham.

    Bisa saja ada suatu saat ketika kinerja keuangan perusahaan turun lebih dari 50%, tetapi harga sahamnya justru naik.

    Seharusnya, kinerja perusahaan juga sejalan dengan harga saham saat itu.

    5. Tidak bisa dianalisis

    Ciri lain yang perlu diperhatikan dari saham gorengan adalah sahamnya yang tidak bisa dianalisis secara fundamental.

    Hal ini karena kinerja keuangan perusahaan tidak sebanding dengan kenaikan harga sahamnya.

    Yang mana, hal tersebut menyebabkan rasio keuangan dan harga saham gorengan menjadi terlalu tinggi jika dibandingkan pesaingnya atau bahkan tidak masuk akal.

    6. Dikendalikan emiten baru

    Secara umum, harga saham memang terjangkau. Tapi, kamu perlu waspada jika ada emiten baru yang mengeluarkan saham dengan harga murah.

    Biasanya, saham yang dirilis oleh emiten baru dengan harga cukup murah disebut sebagai saham gorengan.

    Tak hanya itu, kamu juga belum tahu kinerja perusahaan tersebut meski saham mereka sudah terdaftar di OJK.

    Baca Juga: Hati-hati! Ini 7 Ciri Investasi Bodong yang Wajib Kamu Pahami

    Cara Menyikapi Saham Gorengan

    Meskipun saham gorengan memiliki banyak dampak negatif, bukan berarti kamu tidak boleh membeli saham gorengan.

    Kamu tetap bisa membelinya dengan berbagai karakteristik dan risiko yang perlu kamu pahami.

    Atau, kamu justru terlanjur terjebak dalam saham gorengan?

    Berikut Glints berikan tips cara menyikapi saham gorengan!

    1. Selalu pantau harga pasar

    Saham gorengan adalah saham yang biasa dibeli investor untuk jangka waktu sangat pendek.

    Dengan permainan bandar, kamu akan sulit menebak kapan harga saham naik dan kapan harga saham turun.

    Oleh karena itu, selalu pantau harga pasar. Jika nilainya sudah melebihi batas toleransi yang sudah kamu tetapkan, sebaiknya kamu segera menjualnya. Hal ini disebut sebagai cut loss.

    Dilansir dari Bisnis, cut loss adalah tindakan menjual saham yang dimiliki untuk menghindari kerugian yang lebih besar, yang disebabkan oleh pergerakan harga berlawanan dengan perkiraan.

    2. Beli dalam porsi secukupnya

    Dalam investasi, dikenal istilah, “Don’t put your egg in one basket.”

    Istilah ini menyatakan bahwa lebih baik kita mengalokasikan investasi ke beberapa instrumen dan jenis investasi.

    Begitu pula halnya ketika membeli saham gorengan. Hindari menginvestasikan seluruh dana ke saham tersebut.

    Kembali lagi, nilai saham gorengan adalah hasil permainan bandar. Maka, nilainya sulit ditebak.

    Oleh karena itu, beli saham gorengan hanya dalam porsi yang secukupnya karena risikonya jauh lebih besar daripada saham pada umumnya.

    3. Lakukan riset secara mendalam

    Cara lain untuk menyikapi saham gorengan adalah dengan melakukan riset secara mendalam.

    Pahami perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut dengan meninjau laporan keuangannya, kinerjanya dari tahun ke tahun, prospeknya di masa depan, hingga posisi kompetitifnya.

    4. Jangan terlena keuntungan besar

    Saham gorengan biasanya menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Sebagai investor, pastikan kamu tidak terlena pada janji seperti ini.

    Ingatlah bahwa investasi yang baik menghasilkan keuntungan secara bertahap, bukan dalam waktu singkat.

    Baca Juga: Jangan Terkecoh! Ini 5 Mitos Investasi yang Harus Kamu Pahami!

    Demikian penjelasan dari Glints tentang saham gorengan.

    Kesimpulannya, saham gorengan adalah saham yang volume dan nilai transaksi hariannya tidak wajar, serta tidak mencerminkan fundamental perusahaan.

    Bagi kamu yang sudah mulai berinvestasi saham, sebaiknya kamu hati-hati dengan saham gorengan.

    Jika penasaran dengan informasi lainnya seputar dunia karier dan finansial, yuk, langganan newsletter blog Glints!

    Ada beragam informasi yang tersedia untukmu. Sign up sekarang, ya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 3

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait