Profit Margin: Definisi, Jenis, Rumus, dan Manfaat Perhitungannya

Diperbarui 08 Sep 2023 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Kamu sedang mencoba menilai apakah kondisi keuangan perusahaanmu baik atau tidak? Menghitung marjin laba atau profit margin adalah salah satu cara yang dapat kamu tempuh.

    Hanya karena financial reporting bisnismu menunjukkan adanya keuntungan, bukan berarti kondisi keuangannya benar-benar sehat, lho.

    Ada beberapa detail pada kondisi finansial perusahaan yang hanya dapat kamu lihat ketika menghitung dan mengelola marjin laba.

    Mengapa demikian?

    Baca penjelasan di bawah ini sampai habis untuk menemukan jawabannya, ya!

    Definisi Profit Margin

    Apa itu profit margin?

    Menurut Investopedia, profit margin adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar perusahaan menghasilkan uang.

    Marjin laba ini sangat penting untuk diperhatikan, baik oleh perusahaan besar yang sudah stabil maupun bisnis kecil.

    Mengapa demikian? Dilansir dari Business News Daily, marjin laba membantumu untuk melihat seberapa sehat kondisi keuangan dan apakah bisnismu bisa berkembang atau tidak.

    Selain itu, marjin laba juga biasanya digunakan oleh para kreditor dan investor untuk menilai kondisi finansial, indikator kemampuan manajemen, dan potensi revenue stream suatu perusahaan.

    Setiap industri memiliki patokan marjin laba yang berbeda-beda untuk menentukan apakah marjin tersebut dikatakan baik atau tidak.

    Misalnya, bagi bisnis restoran, marjin yang normal biasanya ada di kisaran 10% atau lebih rendah. Sementara, di industri consulting, marjin laba bisa mencapai 80% atau lebih.

    Jika perusahaan melaporkan bahwa mereka mencapai 35% net profit margin, artinya mereka memiliki laba bersih Rp35.000.000 rupiah untuk setiap Rp100.000.000 penjualan yang dihasilkan.

    Baca Juga: Teknik Analisis Bisnis: Apa Itu, Mengapa Penting, dan 10 Jenisnya

    Jenis-Jenis dan Rumus Profit Margin

    Setidaknya ada 3 jenis marjin laba yang harus kamu ketahui. Berikut penjelasannya beserta rumus profit margin yang bisa kamu pelajari!

    1. Net profit margin

    Net profit margin adalah jenis marjin laba yang paling sulit untuk dimonitor, tetapi paling menggambarkan kondisi profit perusahaan.

    Kamu perlu benar-benar menghitung semua biaya pengeluaran dan pendapatan dari semua sumber, termasuk investasi.

    Berikut rumus sederhana untuk menghitungnya:

    Laba bersih : penjualan bersih x 100

    2. Gross profit margin

    Laba marjin jenis ini adalah jenis yang paling mudah untuk dihitung.

    Gross profit margin menggambarkan rasio keseluruhan pendapatan kotor yang telah dikurangi oleh harga pokok penjualan.

    Berikut cara menghitungnya:

    Laba kotor : penjualan bersih x 100

    3. Operating profit margin

    Untuk menghitung operating profit margin, kamu perlu mengurangi seluruh pendapatan dengan biaya sehari-hari seperti biaya operasi, administrasi, penjualan, dan lain-lain.

    Indikator ini biasa disebut sebagai operating income atau earnings before interest and taxes (laba sebelum bunga dan pajak).

    Laba marjin jenis ini sangat sering digunakan oleh bank dan para analis untuk menghitung nilai suatu perusahaan untuk aktivitas pembelian di masa mendatang.

    Rumusnya adalah:

    Operating income : pendapatan x 100

    Contoh Perhitungan Profit Margin

    market value adalah

    © Freepik.com

    Perusahaan A memiliki data dalam laporan keuangannya sebagai berikut.

    • Pendapatan: Rp800.000.000
    • Penjualan bersih: Rp500.000.000
    • Laba kotor: Rp300.000.000
    • Laba bersih: Rp230.000.000
    • Laba sebelum bunga dan pajak: Rp260.000.000

    Dari data di atas, maka contoh perhitungan profit margin adalah sebagai berikut.

    Net profit margin = laba bersih : penjualan bersih x 100

    = Rp230.000.000 : Rp500.000.000 x 100

    = 46%

    Gross profit margin = laba kotor : penjualan bersih x 100

    = Rp300.000.000 : Rp500.000.000 x 100

    = 60%

    Operating profit margin = operating income : pendapatan x 100

    = Rp260.000.000 : Rp800.000.000 x 100

    =32,5 %

    Baca Juga:

    Manfaat Memperhitungkan Profit Margin

    Dari definisi di atas, sebenarnya sudah tergambar secara singkat mengapa marjin laba sangat penting untuk diperhatikan.

    Hal tersebut karena marjin laba merupakan salah satu komponen untuk mengukur rasio profitabilitas suatu bisnis.

    Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan jika berhasil tracking marjin laba usahamu secara rutin.

    1. Memiliki perspektif realistis akan keuangan perusahaan

    Anggaplah ada perusahaan A yang berhasil mendapatkan keuntungan Rp100.000.000 dari seluruh angka penjualannya selama satu tahun sebesar Rp500.000.000.

    Di sisi lain, ada perusahaan B yang juga meraih keuntungan sama persis, yaitu Rp100.000.000. Namun, mereka berhasil mendapatkan keuntungan tersebut hanya dari keseluruhan penjualan sebesar Rp300.000.000.

    Dari contoh di atas, dapat terlihat bahwa perusahaan B memiliki marjin laba yang lebih besar dari pada perusahaan A, meskipun keuntungannya sama.

    Kedua perusahaan sama-sama mampu menghasilkan keuntungan, namun perusahaan B memiliki kinerja yang lebih baik dalam mengelola pengeluarannya. Profit margin adalah metode untuk mendeteksi kondisi seperti ini.

    2. Mengidentifikasi pengeluaran yang berdampak negatif

    Marjin laba memberikanmu gambaran yang lebih jelas untuk mengidentifikasi apakah kondisi finansial bisnismu tergolong sehat atau tidak.

    Untuk meningkatkan keuntungan, kamu dapat melakukannya dengan cara meningkatkan penjualan. Namun, kamu juga harus memperhatikan apakah ada kenaikan pengeluaran yang wajar atau tidak.

    Apabila tidak memperhitungkan marjin laba, kamu mungkin berpikir bisnismu baik-baik saja karena penjualan dan laba terus naik seperti penjelasan di atas.

    Padahal, hal tersebut belum tentu terjadi karena ada pengeluaran di area tertentu yang sebenarnya bisa kamu evaluasi kembali.

    Baca Juga:

    3. Mengidentifikasi area bisnis yang kurang menghasilkan

    Dengan menghitung ketiga jenis marjin laba di atas, kamu bisa melihat kira-kira produk mana yang harus kamu prioritaskan ke depannya.

    Misalnya, produk A memiliki marjin laba kotor sebesar 30%, tetapi produk B memiliki marjin laba kotor hanya sebesar 12%.

    Dengan melihat kondisi tersebut, kamu bisa meriset lebih dalam apa yang terjadi pada produk B. Setelah itu, kembangkan solusi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan laba produk B.

    Hal ini tak bisa kamu lihat jika hanya memperhatikan laba bersih pada keduanya karena kemungkinan labanya tidak jauh berbeda.

    4. Membantu potensial investor untuk mengambil keputusan

    Manfaat yang satu ini tentu cukup penting, terutama bagi kamu yang baru saja merintis bisnis.

    Marjin laba memberi mereka gambaran yang lengkap apakah bisnismu menguntungkan atau tidak.

    Mereka bisa menilai:

    • apakah harga pokok penjualanmu terlalu tinggi dibandingkan angka penjualan
    • apakah biaya operasionalmu terlalu tinggi sehingga mengurangi laba
    • apakah kegiatan bisnismu sukses secara keseluruhan

    Selain itu, kamu juga bisa bandingkan marjin labamu dengan kompetitor lain, agar investor dapat menilai kelebihan bisnismu dengan lebih baik.

    Demikian penjelasan dari Glints mengenai marjin laba. Intinya, marjin laba atau profit margin adalah rasio yang menunjukkan profitabilitas atau kemampuan bisnismu dalam menghasilkan keuntungan.

    Baca Juga:

    Untuk mengembangkan bisnis, kamu tak hanya harus memperhatikan marjin laba, tetapi juga menerapkan beberapa strategi penting lainnya.

    Salah satunya adalah customer retention marketing. Strategi ini banyak dilakukan oleh perusahaan supaya bisa meningkatkan customer loyalty dan laba perusahaan. Tertarik mempelajari lebih lanjut?

    Ayo pelajari customer retention marketing di Glints Blog. Strategi ini sangat membantu terutama untuk kamu yang bekerja di bidang marketing, sales, atau business development, lho. Baca artikelnya sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 15

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait