15 Contoh Portofolio yang Baik untuk Melamar Kerja
Saat ini, untuk dapat bersaing dengan kandidat lainnya, kamu perlu mempelajari contoh dan cara membuat portofolio kerja yang menarik.
Saat melamar pekerjaan, portofolio tidak jarang menjadi syarat melamar kerja, khususnya pada posisi atau bidang kreatif.
Berbicara mengenai portofolio kerja, sebenarnya apa itu portofolio kerja? Simak pembahasannya pada artikel ini!
Isi Artikel
Apa Itu Portofolio Kerja?
The Balance Money menjelaskan bahwa portofolio kerja adalah kumpulan data, karya, atau dokumen yang menampilkan kemampuan atau hasil kerja yang dimiliki kandidat pada bidang pekerjaan tertentu.Â
Oleh karena itu, portofolio kerja harus dibuat dengan maksimal untuk melamar pekerjaan.
Portofolio ini nantinya akan dinilai oleh rekruter untuk melihat apakah kemampuan kandidat sesuai dengan yang dibutuhkan.
Suatu perusahaan dapat menimbang kualitas yang dimiliki kandidat portofolio kerja yang dikirimkan dan cara penyajian portofolio itu sendiri.
Format Portofolio Kerja
Umumnya, berikut adalah format atau struktur portofolio kerja yang sering digunakan.
1. Profil singkat
Meski kamu sudah melampirkan CV, di portofolio tetap harus ada penjelasan lagi mengenai siapa dirimu, rangkuman pengalaman dan pencapaian profesional.
Kamu juga bisa menjelaskan sedikit mengenai isi portofolio yang akan diperlihatkan, kelebihan serta keunikannya, dan mengapa rekruter perlu memperhitungkan karya-karyamu.Â
2. Contoh karya
Pada bagian inti, kamu bisa atur sendiri bagaimana cara memamerkan sample karya atau hasil kerjamu.
Bisa menggunakan foto, tabel, tambahan teks, atau lainnya.
Yang terpenting, rekruter bisa melihat dengan jelas seperti apa hasil kerjamu, deskripsi singkat proses pembuatannya, dan mungkin tambahan link yang mengarahkan rekruter ke informasi yang lebih lengkap.
Apabila karyamu terlalu banyak, pilih saja beberapa karya terbaik yang benar-benar bisa merepresentasikan skill-mu.
3. Testimoni atau feedback
Bila memungkinkan, coba lampirkan juga testimoni dan feedback positif dari orang lain mengenai karyamu.
Baik itu dari client, atasan, atau rekan kerja.
Bagian ini sangat membantu meyakinkan rekruter bahwa hasil pekerjaanmu sangat bertanggung jawab.
4. Kontak
Terakhir, jangan lupa untuk cantumkan kontak supaya rekruter lebih mudah menghubungimu.
Cukup lampirkan nomor telepon, alamat email, akun LinkedIn, serta alamat website yang berisi seluruh portofoliomu (jika ada).
Cara Membuat Portofolio
Setelah memahami apa itu portofolio kerja dan gunanya saat melamar pekerjaan, mungkin kamu bertanya-tanya tentang bagaimana cara membuat portofolio yang benar.
Berikut adalah cara membuat portofolio yang Glints rangkum khusus untuk kamu.
1. Kumpulkan hasil kerja yang relevan
Pertama, kumpulkanlah semua hasil kerjamu yang relevan dengan bidang karier yang ingin kamu tempuh.
Misalnya, jika kamu tertarik meniti karier dalam bidang kepenulisan, kumpulkan karya berupa tulisanmu yang pernah kamu buat.
Pertanyaannya, apa saja yang dapat kamu masukkan ke dalam portofolio?
Ada beberapa hal yang bisa menjadi bahan untuk portofoliomu:
- hasil karya (desain, artikel, foto, video, dsb.)
- pencapaian saat kerja, magang, hingga berorganisasi
- studi kasus
- tugas kuliah yang relevan
- tugas/proyek saat mengikuti pelatihan/kursus
Setelah itu, Canva menjelaskan bahwa sebaiknya pilihlah karya yang terbaik.
Caranya adalah dengan melihat respons orang lain terhadap hal tersebut atau biasanya yang memberikan hasil serta dampak yang signifikan.
2. Atur berdasarkan kategori
Kedua, setelah memilih yang terbaik untuk ditampilkan dalam portofolio, aturlah dokumen-dokumen tersebut berdasarkan kategori.
Misalnya, pengalaman magang, pengalaman organisasi, dan pelatihan sertifikasi. Ini akan membuat portofolio terlihat lebih rapi dan teratur.
3. Susun portofolio dengan terstruktur
Ketiga, susunlah portofolio dengan tepat agar mudah dipahami. Membuat portofolio dengan sedikit sentuhan desain memang cukup menarik perhatian, tapi usahakan desainnya tidak terkesan berantakan.
Susunan yang disarankan adalah:
- cover
- daftar isi
- ringkasan diri
- ringkasan pengalaman dan skill
- isi portofolio
- informasi kontak
Selain itu, gunakan desain serta font yang jelas dan tidak sulit untuk dibaca.
4. Jelaskan peran dan pencapaian
Keempat, ketika menyajikan sebuah karya atau pengalaman, jangan lupa untuk menjelaskan peran dan pencapaianmu dalam portofolio kerja.
Gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan tidak berbelit-belit. Pastikan penjelasanmu menyebutkan kemampuan serta kualifikasi yang relevan dengan posisi yang kamu lamar.
Ceritakan mengapa harus kamu yang dipilih perusahaan dibandingkan dengan pelamar lainnya. Jangan sampai penggunaan kata terkesan sombong dan terlalu melebih-lebihkan.
5. Sertakan dokumen pendukung
Terakhir, kamu juga bisa menyertakan dokumen pendukung lain di luar karya atau hasil kerjamu di dalam portofolio kerja.
Dokumen-dokumen ini bisa berupa testimoni dari orang yang pernah bekerja denganmu, surat rekomendasi, sertifikat, dan lain sebagainya.
Selain paparan cara di atas, kamu bisa mendapatkan panduan lebih lanjut dalam membuat portofolio dengan tonton video penjelasan expert yang sudah Glints siapkan di bawah ini, lho.Â
Yuk, klik videonya sekarang!
Tips Membuat Portofolio Kerja
1. Perhatikan apa yang disajikan
Dalam menyajikan portofolio kerja, pastikan kamu memberikan informasi yang terbaik. Hindari memberikan informasi palsu hanya untuk menaikkan diri kamu.
Berikan informasi atau hasil portofolio yang dapat kamu banggakan. Sampaikan juga beberapa foto dan judul yang menarik hasil kinerja kamu sendiri dalam contoh portofolio kamu.Â
Satu hal yang terpenting, khususkan portofoliomu dengan posisi pekerjaan yang akan kamu lamar.
2. Buatlah secara online
Selanjutnya, membuat portofolio kerja sebaiknya dilakukan secara online. Ini akan memudahkan kamu dan juga rekruter untuk mengakses portofolio di mana pun, kapan pun.
Kamu dapat menyusunnya di beberapa website yang memberikan layanan untuk membuat portofolio. Biasanya, website tersebut telah memberikan banyak desain sebagai contoh untuk membuat portofolio.
Ketika memberikan link portofolio kepada rekruter, pastikan juga bahwa link tersebut tidak bermasalah dan dapat diakses.
3. Lakukan linking
Karya atau hasil kerjamu pernah diterbitkan secara online? Jangan lupa untuk melakukan linking ke karya tersebut.
Ini akan menguatkan bukti bahwa kamu tidak berbohong dan karyamu dianggap layak untuk dilihat oleh audiens yang lebih luas.
4. Perbarui portofolio secara berkala
Pastikan bahwa hasil kerja yang ada pada portofolio kerja kamu adalah yang terbaru. Idealnya, karya atau hasil kerja portofolio kerja yang disajikan berumur tidak lebih dari 3 tahun.
Informasi portofolio yang terlalu lama meninggalkan kesan kamu tidak mengikuti perubahan tren yang ada.
Usahakan untuk selalu memperbarui portofolio secara berkala. Ini juga penting bagi kamu yang ingin bekerja di bidang industri kreatif.
Contoh Portofolio
Setelah memahami cara dan tips membuat portofolio kerja, berikut adalah contoh portofolio dari berbagai bidang yang bisa jadi referensimu.
1. Portofolio reporter
Contoh pertama adalah portofolio milik seorang reporter dari Shanghai, Qin Chen. Portofolio ini berisi artikel serta video pemberitaannya yang dapat diakses dengan mudah.
Qin Chen membuat domain portofolionya sendiri sehingga terlihat lebih profesional.
2. Contoh portofolio fotografer
Kemudian ada portofolio oleh Dory Younes. Portofolio ini berisikan karya fotografi dari Dory Younes yang dikumpulkan dalam satu website berdomain pribadi.
Di dalamnya, Dory Younes membuat kategori berdasarkan jenis-jenis foto yang pernah ia ambil seperti lifestyle, aksesoris perhiasan, interior, dan lain sebagainya.
3. Portofolio copywriter
Di bidang copywriting ada contoh portofolio dari Terri Lively. Portofolio ini menunjukkan hasil jasanya dalam bidang copywriting.
Berbeda dengan dua contoh sebelumnya, portofolio ini justru dibuat dalam Pinterest, salah satu media sosial yang gratis untuk digunakan.
Ia juga membuat kategorisasi karyanya ke dalam folder sehingga semakin mudah untuk dilihat.
4. Contoh portofolio web designer
Kalau kamu adalah seorang desainer yang mau mencoba membuat website portofolio, kamu bisa coba lihat punya Nainoa Shizuru.
Website portofolio miliknya cukup rapi. Ia menampilkan beberapa project yang pernah dikerjakannya, seperti web ataupun app designer.
Navigasinya pun sederhana sehingga pengunjung bisa memahaminya dengan mudah.
5. Contoh portofolio graphic designer
Kalau kamu adalah seorang graphic designer yang berfokus pada brand identity, website portofolio dari Liz Grant di Liz Design Things ini bisa jadi contoh yang baik.
Situs milik Liz didominasi oleh desain yang simpel. Ini konsisten dengan ciri khas design style-nya yang bisa dilihat di hasil kerjanya.
Di setiap project tersebut, Liz juga memberikan highlight jasa yang ia berikan, seperti branding atau desain.
6. Contoh portofolio graphic designer & ilustrator
Contoh portofolio kerja selanjutnya datang dari Duoh!. Sebagai desainer, website portofolionya sangat menggambarkan berbagai proyek desain yang pernah dikerjakan.
Mulai dari mendesain cover buku, ilustrasi, kemasan produk, hingga kartu nama. Portofolio milik Duoh! ini mungkin cocok buat kamu yang mengkhususkan diri di desain korporasi.
Hanya ada satu halaman, jadi seseorang bisa mengeksplorasinya dengan mudah dan sederhana.
7. Contoh portofolio web developer
Kamu seorang web atau app developer, tapi bingung mau bikin website portofolio seperti apa? Mungkin, situs milik Philip Andrews di Frontside bisa jadi inspirasi.
Untuk menunjukkan kepiawaiannya dalam membuat website, ia menerapkan ini di halaman portofolionya, yaitu dengan menggunakan berbagai fitur, salah satunya scrolling dan parallax.
8. Portofolio digital product
Portofolio milik Adaptable ini sangat cocok untuk kamu yang menawarkan jasa pembuatan digital products untuk organisasi atau perusahaan-perusahaan.
Jadi, coba cek ya kalau kamu punya tugas untuk meningkatkan online presence dari institusi atau perusahaan.
Adaptable membagi portofolionya berdasarkan kategori. Namun, ia juga mengurutkan seluruhnya dari yang terbaru, jadi mudah dilihat.
9. Contoh portofolio content creator
Kata siapa portofolio seorang kreator cukup dari platform media sosialnya saja? Nyatanya, punya website portofolio resmi seperti milik Kristina Smolyar akan meningkatkan profesionalisme kamu di mata klien.
Apalagi, kamu bisa eksplorasi sebebasnya di website milik sendiri, dibandingkan dengan platform media sosial bawaan.
10. Portofolio digital marketing
Untuk industri marketing, khususnya digital marketing, kamu bisa lihat contoh portofolio kerja punya Murad. Halamannya cukup simpel dan navigasinya juga mudah.
Di halaman website-nya ini, selain menyajikan portfolio, Murad juga menambahkan berbagai sertifikasi dan kualifikasi yang pernah diikutinya untuk menambah nilainya.
Tak lupa, ia juga menambahkan testimonial dari klien-kliennya.Â
11. Contoh portofolio website
Salah satu ciri khas portofolio berbentuk website adalah adanya menu-menu jenis jasa yang ditawarkan, seperti contoh portofolio di bawah ini.
Ini memudahkan calon klien atau HRD untuk mencari tahu lebih lanjut masing-masing skill atau kemampuanmu.
12. Contoh portofolio yang sudah berpengalaman
Pada contoh di bawah ini, kamu bisa lihat bahwa ia menonjolkan jumlah tahun pengalaman kerjanya di halaman pertama.
Bagi kamu yang sudah punya pengalaman kerja yang cukup lama, ini bisa jadi salah satu kekuatan utamamu, lho.
13. Contoh portofolio mahasiswa
Lalu, bagaimana dengan mahasiswa yang mungkin belum punya banyak pengalaman kerja?
Kamu bisa lihat contoh di bawah ini, di mana ia menggunakan portofolionya untuk menggambarkan minatnya.
Selain minat pribadi, kamu juga bisa gambarkan tentang pengalaman organisasi atau prestasi yang pernah kamu peroleh.
14. Contoh portofolio konsultan bisnis
Sebagai konsultan, kamu perlu menonjolkan impact atau dampak yang bisa kamu tawarkan, bukan hanya mendeskripsikan jasamu.
Apa dampak yang bisa klienmu capai jika mereka berkonsultasi denganmu? Berikut adalah salah satu contohnya.
15. Contoh portofolio freelancer
Sebagai freelancer, salah satu hal utama yang bisa kamu tonjolkan adalah jumlah klien yang pernah menggunakan jasamu.
Tidak hanya menyebutkan nama bisnis atau klien, tetapi juga jelaskan output atau hasil kerjamu agar HRD bisa menilai lebih jauh.
Itu dia cara, tips membuat portofolio kerja, dan contoh portofolio yang bisa kamu terapkan ketika membuat punyamu sendiri.
Portofoliomu sudah siap? Langsung saja lamar ke perusahaan yang kamu mau. Cek berbagai lowongan kerja terbaru di Glints, yuk!
Sekarang, saatnya kumpulkan hasil-hasil karyamu. Kemudian, satukan dan sajikan ke dalam portofolio yang menarik.
Glints punya beragam topik mengenai portofolio yang bisa kamu baca lebih lanjut. Kamu bisa menemukan tips, cara membuat, contoh, bahkan template dari portofolio berbagai posisi di sini.