Sebelum Menulis untuk UX, Pahami Dulu 7 Prinsipnya di Sini!

Diperbarui 27 Feb 2021 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Tahukah kamu, copy dari suatu produk bisa mempengaruhi pengalaman pengguna, lho! Itulah mengapa, UX writing memiliki prinsip yang wajib kamu taati.

    Sejatinya, prinsip ini merupakan pecahan dari tujuan utama menulis UX, yakni membantu user menggunakan produk.

    Lantas, apa sajakah aturan-aturan itu? Merangkum Adobe XD Ideas, UX Planet, dan UX Mag, inilah penjelasannya!

    Prinsip dalam UX Writing

    1. Jelas

    jelas

    © Freepik.com

    Aturan pertama yang harus kamu ingat adalah kejelasan tulisan. Ingat, produkmu harus bisa digunakan oleh siapa pun.

    Misalnya, gunakan frasa “kata sandi salah” alih-alih “data #4576 tidak ditemukan, coba kode lainnya”. Pasalnya, “kata sandi salah” lebih mudah dipahami.

    Baca Juga: Kenali 4 Perbedaan Peran UX Designer, UX Researcher, dan UX Writer Ini

    2. Ringkas

    ringkas prinsip ux writing

    © Freepik.com

    Tulisan untuk user juga harus ringkas. Maksud dari prinsip UX writing ini adalah bersifat sependek dan seefisien mungkin.

    Pilih copy “simpan perubahan?”, bukan “apakah kamu ingin menyimpan perubahan yang telah kamu buat?”. Dengan begitu, produk bisa lebih nyaman digunakan.

    3. Dipilih yang terpenting

    dipilih yang penting prinsip ux writing

    © Freepik.com

    Sadarkah kamu, saat membaca layar, mata kita cenderung membentuk huruf “F”? 

    Dua kalimat pertama di bagian atas akan kita baca dengan serius. Setelah itu, kita turun ke bawah secara terus-menerus.

    Hal ini juga diperhatikan dalam prinsip UX writing. Jika kamu menulis terlalu banyak copy di bagian atas, semua pesanmu takkan sampai.

    Oleh karena itu, pilih satu hingga dua kalimat yang ringkas saja.

    4. Hati-hati dengan humor

    hati-hati dengan humor

    © Freepik.com

    Candaan memang baik digunakan untuk membuat produkmu lebih mudah diterima. Pasalnya, ia membuat karyamu terasa “seperti manusia”.

    Akan tetapi, pada prinsipnya, kamu harus berhati-hati menggunakan komedi dalam UX writing.

    Hati-hati dengan hal sensitif dan budaya tertentu. Selain itu, beberapa lelucon bisa lucu saat pertama kali dilontarkan, namun menjadi menyebalkan setelah disampaikan berulang-ulang.

    Baca Juga: 4 Pertanyaan Interview UX Writer yang Perlu Kamu Persiapkan

    5. Selaras dengan brand

    selaras dengan brand prinsip ux writing

    © Freepik.com

    Prinsip UX writing selanjutnya berkaitan dengan perusahaan, bukan pengguna. Ingat, aspek yang harus dipikirkan dalam UX design bukan hanya pengguna, melainkan juga bisnis.

    Oleh karena itu, selalu pastikan copy dan microcopy yang kamu buat sudah selaras dengan brand, ya!

    Misalnya, brand perusahaan adalah profesional dan santai. Buat tulisan yang selaras dengan hal itu, alih-alih terlalu kaku.

    6. Konsisten

    konsisten prinsip ux writing

    © Freepik.com

    Sama seperti UI design, UX writing juga harus konsisten dari satu tempat ke tempat yang lainnya.

    Misalnya, produk perusahaanmu adalah pemesanan tiket kereta. Nah, dalam halaman pemesanan, kamu menggunakan kata “pesan sekarang”.

    Di halaman lain, misalnya halaman profil, ada juga tombol untuk memesan tiket secara cepat. Agar tidak membingungkan pengguna, pilih copy yang sama, yakni “pesan sekarang”.

    Dengan menggunakan istilah yang konsisten, pengguna takkan bingung. Oleh karena itu, jangan lupakan prinsip UX writing yang ini, ya!

    7. Hal lainnya

    hal lainnya prinsip ux writing

    © Freepik.com

    Ingat kembali tujuan utama dari UX writing, yuk! Tujuan itu adalah membuat pengguna mudah menggunakan produk.

    Jika kamu selalu mengingat hal itu, saat menulis, semua yang kamu lakukan tinggal disesuaikan.

    Misalnya, pilih kalimat aktif, alih-alih kalimat pasif. Ini akan membuat pengguna lebih mudah memahami apa maksudmu.

    Contohnya, pilih “klik tombol search untuk mencari artikel”, bukannya “tombol search bisa kamu klik jika ingin mencari artikel”.

    Ingat juga tempat kamu menulis. Jika kamu menulis untuk aplikasi, kata “sentuh” lebih cocok daripada “klik”.

    Baca Juga: Hobi Menulis? Yuk Pahami Perbedaan Antara UX Writer dan Copywriter

    Demikian penjelasan dari Glints soal prinsip dalam UX writing. Terapkan semuanya dalam pekerjaan sehari-harimu, ya!

    Masih ada banyak informasi terbaru soal produk dan desain yang wajib kamu pahami. Tidakkah kamu takut ketinggalan?

    Tenang, para ahli di Glints ExpertClass siap memberikanmu semua itu! Glints ExpertClass adalah seminar dari Glints dengan pemateri pakar berpengalaman.

    Jangan sampai kamu ketinggalan, ya! Ikut kelasnya sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait