Mengenal Desain Produk: Fungsi, Tujuan, Jenis, dan Prosesnya

Diperbarui 24 Apr 2024 - Dibaca 11 mnt

Isi Artikel

    Apa yang kamu pikir saat mendengar istilah desain produk? Proses perancangan sebuah produk? Packaging? Semuanya betul, namun belakangan ini hal tersebut mulai merambah ke dunia digital.

    Apakah sebuah produk digital dapat dijadikan solusi dan pemecah masalah yang terjadi di publik? Tentu saja bisa. Yuk, cari tahu apa itu desain produk sebenarnya.

    Definisi Desain Produk

    desain produk

    © Kathy Wang

    Desain produk merupakan sebuah proses dalam mengidentifikasi peluang pasar, mencari tahu sumber permasalahan, menciptakan jalan keluar dari masalah tersebut, dan meminta validasi dari audiens.

    Untuk menyelesaikan sebuah masalah, dibutuhkan sebuah metode yang disebut design thinking.

    David Kelley dan Tim Brown dari IDEO, sebagaimana dikutip dari Smashing Magazine menyatakan bahwa design thinking adalah salah satu cara pendekatan yang paling populer dalam menciptakan sebuah produk.

    Seorang desainer yang baik akan menerapkan design thinking dalam sebuah produk desain baik itu produk digital maupun produk fisik.

    Hal ini dikarenakan desain produk fokus terhadap end-to-end product development bukan hanya sekadar fase merancang saja.

    Merancang sebuah produk tidak selalu mengenai business thinking. Dapat dilihat adanya perbedaan mengenai business thinking dan design thinking.

    Design thinking memiliki proses yang lebih kompleks dibandingkan dengan business thinking.

    Dalam design thinking, masalah yang relevan akan dipikirkan dan diproses untuk menjadi sebuah solusi. Maka dari itu, sebelum membuat desain produk akan dilakukan langkah panjang terlebih dahulu.

    Dalam membuat sebuah produk, desainer harus mengetahui tujuan dari sebuah bisnis yang ia kerjakan. Untuk mengetahuinya, desainer dapat memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut:

    • Masalah apa yang akan kita selesaikan?
    • Siapa yang memiliki masalah ini?
    • Apa yang mau kita capai?

    Menjawab ketiga pertanyaan krusial di atas akan membantu para desainer mengerti user experience dari keseluruhan produk baik dari interaksi sampai bentuk visual dari sebuah produk yang akan dibuat.

    Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, desainer akan mampu dan menimbang kembali apakah product design yang dikerjakan bernilai dalam menyelesaikan masalah.

    Baca Juga: Glints x Dunia Dalam Desain: Apa itu Product Design?

    Fungsi dan Tujuan Desain Produk

    desain produk

    © Pexels.com

    Melansir dari Reference for Business, tujuan dari desain produk adalah untuk membuat sebuah produk atau layanan dengan kegunaan fungsional yang baik.

    Tidak hanya itu, produk atau layanan yang dibuat pun harus memiliki sales appeal dengan harga terjangkau.

    Dengan proses ini sendiri, sebuah barang atau layanan dipastikan memiliki kualitas tinggi dengan menggunakan bahan baku dan metode yang tidak terlalu mahal.

    Adapun fungsi dari desain produk sendiri, menurut Hashmicro, adalah sebagai berikut.

    • Meningkatkan kepuasan konsumen: Adanya proses desain produk menjamin kualitas dari sebuah produk, sehingga membuat konsumen memiliki pengalaman baik ketika menggunakannya.
    • Meningkatkan penjualan suatu produk: Proses ini pun mendorong terjadinya inovasi dan kreativitas dari sebuah desain. Keunikan dari hasil produk dari proses ini pun dapat meningkatkan penjualannya.
    • Penentu kesuksesan sebuah produk: Karena mendorong inovasi dalam proses produksi, hal ini membantu sebuah perusahaan menentukan standar dari produk lain yang akan dihasilkan.
    • Meningkatkan kualitas perusahaan: Maksudnya, perusahaan pun akan berhati-hati ketika akan memproduksi sesuatu. Dengan begitu, hal ini akan mendorong perusahaan untuk menggunakan bahan baku secara optimal, mengurangi biaya produksi dan juga limbah.
    • Membantu perkembangan bisnis: Seiring penjualan produk yang meningkat, hal ini juga turut membantu sebuah bisnis untuk terus berkembang mencapai tujuan bisnisnya.

    Proses Desain Produk

    kerja sampingan

    © Huffingtonpost.com

    Sesuai yang sudah dijelaskan di atas, desain produk merupakan sebuah proses panjang sebelum sampai ke produk final. Dilansir dari Invision App, ada beberapa proses yang harus dilakukan. Di antaranya adalah:

    1. Menetapkan visi produk

    Sebelum proses desain dimulai, kamu harus mengetahui terlebih dahulu mengapa kamu ingin mengusahakan adanya produk ini.

    Membuat strategi dan visi produk akan membantu memberikan arahan kepada semua anggota tim yang terlibat.

    Pembuatan visi dan strategi ini dapat dibuat sederhana dengan menuliskan pengertian umum apa yang ingin kamu usahakan serta alasannya.

    2. Mengadakan riset produk

    Setelah visi dan juga strategi produk sudah terkumpul, kumpulkan user dan lakukan riset pada pasar untuk menginformasikan keputusan produk.

    Melakukan riset produk lebih awal akan membantumu untuk menghemat waktu dan sumber jika nantinya masih ada perubahan-perubahan yang perlu dilakukan. Contoh dari riset produk adalah interview, survei, dan riset pasar.

    3. Brainstorming dan membuat ide

    Berdasarkan riset yang sudah kamu lakukan, saatnya untuk melakukan brainstorming dengan bertukar pikiran bersama setiap anggota tim.

    Brainstorming yang dilakukan meliputi: tujuan dari proyek dan solusi apa yang bisa diberikan kepada customer untuk menyelesaikan masalahnya.

    Kamu bisa menggunakan berbagai macam teknik untuk mengumpulkan berbagai ide seperti sketching, wireframing atau membuat storyboard.

    4. Pembuatan prototipe

    Dalam tahap ini, kamu sudah harus mengetahui apa yan ingin kamu bangun dan ciptakan.

    Dalam proses ini, kamu juga sudah memulai untuk menciptakan sebuah solusi dan menginteplementasikan konsepnya ke dalam sebuah prototipe.

    Prototipe bertujuan agar kamu bisa mencobanya sebelum produk selesai dibuat dan melihat respons dari user sebelum melangkah ke langkah selanjutnya.

    Kamu bisa membuat prototipe sederhana maupun prototipe dengan ketelitian yang tinggi, tergantung respons yang kamu inginkan dari user.

    5. Tes pasar dan validasi

    Dalam product design di tahap ini, kamu menggunakan prototipe yang sudah kamu buat untuk diluncurkan dan dites ke publik.

    Jika kamu menggunakan prototip dengan ketilitian tinggi, kamu bisa menyelami respons user dari segi kegunaan dan workflow.

    Sedangkan prototipe sederhana memungkinkanmu untuk memvalidasi seluruh konsep rancangan produk.

    Penggunaan prototipe sederhana juga bisa kamu gunakan untuk memantapkan terlebih dahulu respons dari para user dari segi konsep.

    Hal ini bisa membantumu masuk ke tahap selanjutnya kamu bisa membuat prototipe dengan ketelitian lebih tinggi untuk memvalidasi kembali kegunaan dari produk.

    Walaupun akan lebih memakan waktu, cara ini akan lebih efisien dibandingkan harus melakukan perbaikan berkali-kali.

    jenis marketing campaign

    © Freepik.com

    6. Peluncuran

    Jika kamu sudah mendapatkan hasil yang kmu inginkan dari percobaan kegunaan, mulailah bekerja dengan developer untuk membuat produknya.

    Kamu juga akan bekerjasama dengan tim marketing untuk bekerjasama dalam peluncuran produk yang sudah kamu buat.

    Sebelum peluncuran ke publik, pastikan semua pesan dan nilai yang akan diberikan dari produkmu sudah sesuai, konsisten, dan akurat.

    7. Aktivitas setelah peluncuran

    Sebuah produk tidak selesai dalam tahap peluncuran. Agar produkmu terus digunakan dan diingat oleh para user ada proses yang harus terus-menerus kamu lakukan.

    Kamu akan bekerja untuk mengerti bagaimana cara berinteraksi dengan customer, mengadakan percobaan lagi, serta mendengarkan segala keluhan dan review dari setiap user.

    Perubahan atau update bisa saja dilakukan lagi setelah produk sudah diluncurkan. Hal ini tentunya untuk meningkatkan kualitas dari produk yang dibuat serta menjadi one-stop-solution bagi penggunanya.

    Baca Juga: Beberapa Hal yang Harus Kamu Asah untuk Menjadi UIUX

    Jenis Desain Produk

    Dikutip dari Entrepreneur Business, ada 3 jenis desain produk yaitu:

    1. System design

    System design ini berkaitan dengan konseptualisasi ide produk dan hubungan dengan penggunaannya di dunia nyata.

    Misalnya, kamu membuat desain untuk produk toko offline.

    Maka, langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah mengkategorikan barang yang dijual.

    Kemudian, dari kategori itu, kamu bisa menerapkan ide untuk mempermudah proses pembelian barang bagi pelanggan.

    Contoh sederhananya adalah mengatur produk di rak sesuai dengan kategori. Atau kamu bisa mengatur barang pelengkap dengan barang utama dalam rak yang sama, tapi letak yang berbeda.

    2. Process design

    Process design terlibat langsung dalam perancangan produk.

    Sederhananya, konsep process design digunakan untuk menentukan langkah-langkah yang tepat saat pembeli melakukan transaksi.

    Misalnya, e-commerce harus dirancang user-friendly agar memudahkan pelanggan melakukan transaski.

    Proses panjang untuk menjelajahi, memilih, hingga check out produk termasuk ke dalam proses desain produk yang membutuhkan strategi.

    3. Interface design

    Interface design ini berfokus pada estetika produk. Interface design bertanggung jawab pada human-first approach atau impresi pertama dari pengguna/pembeli.

    Tampilan suatu desain produk harus jelas dan memberi solusi atau memandu pengguna dengan baik.

    Contohnya petunjuk rute transportasi umum, desainnya harus memudahkan bahkan untuk orang yang baru pertama menggunakannya.

    Yang Harus Diingat dari Desain Produk

    desain produk

    © Pexels

    Jika kamu sudah mantap untuk melakukan product design, ada 4 hal penting yang perlu kamu ingat.

    1. Banyak penyesuaian untuk proyek

    Jika kamu sudah terjun langsung dalam proses desain produk, pastinya kamu akan melalukan proses berulang kali yang tak ada habisnya. Tidak ada sebuah proses yang langsung selesai dalam sebuah proyek.

    Apalagi, jika kamu menangani beberapa proyek yang semau pendekatannya tidak bisa kamu samakan. Secara khusus, ada beberapa hal yang bisa memberikan pengaruh, seperti:

    • kebutuhan customer atau preferensi
    • deadline proyek
    • bujet

    2. Desain produk bukanlah garis lurus

    Banyak sekali tim produksi yang menganggap sebuah product design merupakan proses yang lurus dimulai dari pemikiran produk dan diselesaikan dengan pengujian ke publik.

    Anggapan ini tentunya salah besar. Dalam proses desain produk, tim bisa berulang-ulang merevisi bagian yang sudah selesai.

    Belum lagi saat diuji ke publik dan tidak sesuai ekspektasi, pembuatan prototipe bisa saja diulang kembali jika respons yang diharapkan tak sesuai ekspektasi.

    Lebih parah, hal seperti mengubah konsep karena tak sesuai dengan target pasar juga bisa terjadi, lho!

    3. Proses yang tak ada habisnya

    Berbeda dengan bentuk desain tradisional seperti media cetak, proses desain produk dalam bentuk digital jauh lebih kompleks dan tak ada habisnya.

    Saat mengimplementasi, banyak sekali jarak yang bisa terjadi dari segi desain yang ternyata tidak sesuai dengan kegunaannya.

    Maka dari itu, seorang desainer produk tak boleh mengasumsikan bahwa mereka sudah akan selesai dengan mudah. Untuk membuat sebuah produk sukses, tim sudah harus siap mengadaptasi perbaikan yang berkelanjutan.

    4. Desain produk berdasarkan dari komunikasi

    Komunikasi merupakan hal utama yang harus kamu lakukan dalam proses desain produk. Konsep terbaik jika tidak ada persetujuan dari tim tentu saja tidak bisa berjalan.

    Menurut Invision App, proses ini melibatkan banyak pihak dalam tim. Desainer, baik itu desain grafis visual jelas terlibat dalam hal ini.

    Selain itu, pihak lain seperti data analyst, business strategist, hingga pemasar produk juga akan terlibat.

    Maka dari itu, diharapkan pengerjaan sebuah proyek selalu dikomunikasikan secara bersama-sama. Selain itu, perlu juga melakukan brainstorming untuk mendapatkan jalan tengah.

    Baca Juga: 7 Cara Meningkatkan Komunikasi Interpersonal yang Profesional

    Perlu diingat bahwa produk diciptakan untuk memenuhi kebutuhan dan menjadi solusi untuk setiap penggunanya. Untuk dapat diterima oleh user, kamu harus menyampaikan fitur yang tepat untuk orang yang tepat.

    Kreativitas dan kemampuan problem-solving juga dibutuhkan dalam proses desain produk.

    Nah, apakah kamu salah satu orang yang memiliki banyak ide untuk disampaikan? Mungkin kamu harus cari kesempatan lowongan kerja product design di Glints.

    Berbagai lowongan tersebar di seluruh Indonesia dan juga kriteria yang beragam yang bisa disesuaikan dengan kebutuhanmu. Sudah sign up belum?

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.1 / 5. Jumlah vote: 51

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait