Glints x Dunia Dalam Desain: Apa itu Product Design?

Diperbarui 15 Mar 2022 - Dibaca 14 mnt

Isi Artikel

    Sesi #TalentsTalk kali ini spesial untuk membahas product design dan proyeksi karir-nya. Kalau sebelumnya sudah bahas dari berbagai macam profesi di bidang tech, Kali ini tim Glints berkesempatan untuk berkolaborasi dengan salah satu komunitas yang berfokus pada Product Design, Dunia Dalam Desain.

    Pada sesi pertama ini kami akan membahas apa itu Product Design, dengan narasumber selaku inisiator dari Dunia Dalam Desain sendiri, Tri Nugraha. Selain sebagai inisiator Dunia Dalam Desain, beliau kini juga berprofesi sebagai Head of Product Indosat Ooredoo.

    Seperti apa sih berkarir di dalam bidang Product Design? Penasaran dengan UI/UX dan bagaimana kontribusinya pada suatu produk digital? Dalam sesi ini tim Glints akan bahas semuanya, yuk simak!


    Hi, Mas Tri boleh jelasin role dan job desc lo sekarang sebagai Head of Product?

    Sekarang ini gue pegang aplikasi digitalnya IM3, namanya My IM3 dimana gue sebagai Head of Product dari tim Digital Proposition, sebagai Head of Product gue juga harus berkolaborasi dengan Head of Business dan Head of Technology. Dan untuk setiap development tim gue JUGA akan berkolaborasi dengan tim Engineer di tim Technology.

    Dimana framework yang kami gunakan adalah Scrum, jadi dengan framework ini kami akan melibatkan Product Manager, Business, dan Technical untuk terlibat dari awal pengembangan produk.

    Bagaimana lo memulai karir lo hingga kini menjadi Head of Product?

    Gue lulus tahun 2009 sebagai IT dengan nilai yang jelek di coding, dan ketika gue lulus gue enggak minat ke IT, gue suka yang berhubungan dengan komputer tapi gue enggak suka coding tapi dilain sisi gue suka dengan desain, akhirnya gue mengawali karir gue sebagai Web Designer.

    Gue bikin software house dengan teman gue dimana gue sebagai founder dan Web Designer, sayangnya 9 bulan bubar. Akhirya gue masuk ke salah satu startup e-commerce, gue 8 tahun disana dan sekarang startup-nya sudah menjadi salah satu startup unicorn.

    Ketika gue masih bekerja di e-commerce tersebut gue megang peran yang cukup beragam, dari desain, hiring, strategi bisnis hingga product management. Jadi gue memulainya sebagai Web Designer, dan gue yang membentuk tim desainnya.

    Diawal tim itu ada Graphic Designer dan Web Designer tapi lama-lama kami pisah menjadi marketing dan product. marketing role terdiri dari Graphic Designer dan Illustrator sedangkan product role terdiri dari Web Designer dan UI/UX. Waktu itu gue lead untuk Product Design Team dan sekitar tahun 2015 gue mulai sebagai Product Management.

    Bagaimana lo mendefinisikan Product Lead, Product Designer, UIUX dan bagaimana perbedaannya? Dan bagaimana kalian dalam satu tim bisa tetap saling mendukung?

    Seperti yang tadi sudah gue jelasin, awalnya dulu ketika gue masih di startup e-commerce diawali dengan menjadi full-stack, maksudnya full-stack adalah satu orang mengerjakan semuanya; ideation, research, sketching, coding, dll. Dengan grow yang sangat cepat, jadi kami butuh beberapa hal paralel yang harus dikerjakan bersama, akhirnya kami bentuk tim-tim kecil yang fokus pada beberapa bagian. Disitulah kenapa terbentuknya role tersebut.

    Sebenarnya mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu membentuk produk dan membawa value pada user. Disitulah mereka bersinergi.

    Idealnya dalam satu tim produk ada peran apa?

    Kami adopsi Scrum framework, dengan framework ini kami membagi tim-tim kecil yang terdiri dari Engineers, QA, ada desainer juga dan developer. Sebagai satu tim dengan framework ini kami sudah punya amunisi-nya untuk membentuk suatu produk.

    Tapi kalau bicara tim Product Designer sendiri, paling basic lo harus punya UX Designer, UI Designer dan Front-end Designer (dulu kami menyebutnya Front-end designer)

    Bahkan sekarang bisa terbagi dua lagi, dimana ada UX Researcher dan UX Designer, kalau fungsi UX Researcher adalah untuk mencari tahu dan memvalidasi insight yang dibutuhkan untuk membangun suatu produk, karena kalau lo mau bikin produk lo gak mungkin yang langsung bikin aja gitu, lo harus mencari tahu alasan kenapa lo harus bikin ini, kemudian siapa sih yang menjadi target dari produk ini.

    UX Researcher harus cari tahu juga apa yang dibutuhkan user, dan pain points-nya mereka, nah selanjutnya baru masuk ke UX Designer yang akan merancang flow user journey dari suatu produk.

    Dan perlu juga dikomunikasikan pada Product Owner, Engineers, dan UI Designer-nya juga.

    Dan komposisi suatu tim itu tergantung dengan scale dari perusahaannya sendiri.

    Apakah UX Designer juga terlibat dalam proses pembuatan desain lo-fi?

    Biasanya dari UX kalau untuk cuma test flow, yang dibutuhin itu low sampai medium fidelity. Tapi kalau sudah sampai melibatkan user ke produk yang dibuat maka high fidelity akan dibutuhkan.

    Product Designer itu seperti hal-nya ketika lo ingin membangun rumah, maka hal yang perlu dicari tahu adalah: Berapa jumlah penghuni rumah? Ada berapa anak dan berapa umurnya? Tinggal dimana? Apa yang disukai? dan melalui informasi ini seorang desainer dapat memetakan dan membangun rumah yang sesuai dengan kultur.

    Bagaimana kalau solusi yang kalian buat ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi user?

    Ada prosesnya, paling sederhana itu lo harus observe dulu (dari sini lo bisa pahamin kebutuhan dan pain points mereka apa) setelah lo observe akan masuk ke proses ideate, disini lo mulai brainstorm untuk mencari jalan apa yang dibutuhkan dan apa yang menjadi pain points-nya serta dengan struktur dan desainnya akan seperti apa.

    Setelah ideate lo masuk ke prototyping, disini lo sudah mulai gambar, memperkirakan untuk tiap kebutuhan dari letak hingga bentuknya akan seperti apa. Selanjutnya lo harus validate, dimana lo harus kasih feedback ke user. Nah di proses test atau feedback ini lo akan menemukan apa yang benar-benar diinginkan oleh user.

    Kalau dari segi soft skills, orang-orang seperti apa yang lo cari ketika lo membangun tim?

    Hiring tuh ibarat kaya pilih-pilih baju, lo pasti akan memilih baju yang sesuai dengan karakter lo. Gue akan melihat apakah dia akan cocok kerja sama gue, gue juga akan menilai apakah dia bisa bekerja dengan kecepatan yang sama dengan gue.

    Tapi kalau dilihat dari segi yang lebih umum lagi, gue sudah pasti akan menilai dari seberapa problem solving-nya kandidat melalui test dan bukan hasil akhirnya yang akan dinilai tapi prosesnya. Selama mereka bisa jelasin dan reason to believe-nya jelas.

    Dan gue lebih suka kandidat yang secara desain biasa tapi dari segi design thinking-nya kuat. Desain yang oke itu masih bisa di asah, misalnya calon kandidat masih minus di typography atau di warna, ini masih bisa di asah.

    Dan biasanya gue akan lebih tertarik dengan mereka yang mempublikasikan hasil desain beserta design thinking-nya di Medium, dari sini selama proses interview gue akan banyak tanya dari segi design thinking dan hasil desain mereka, seperti pemilihan icon, warna, dll.

    Nah tadi kita udah bahas dari segi soft skills, kalau dari segi hard skills-nya apa saja sih? Karena sudah pasti kan mereka harus menguasai berbagai tools

    Kalau gue pribadi balik lagi ke problem solving-nya, suatu saat gue pernah test seseorang yang hasilnya itu berupa coretan di kertas atau sketsa, hasil coretan ini dijadikan presentasi dan si calon kandidat bisa menjelaskan prosesnya dengan detail, dari coretan tersebut gue bisa lihat alasan-alasan atau  why-nya dari keputusan atau desain yang akan dibuat calon kandidat.

    Menurut gue kalau dari segi hard skills, tools enggak selalu 100% harus bisa lo kuasai, tapi yang paling penting dia harus paham fundamental-nya.

    Kalau untuk keseharian lo sebagai Head of Product ada workflow-nya enggak?

    Gue sekarang ada di posisi yang harus melihat dari segi big picture, yang diawali dengan gue membentuk roadmap-nya terlebih dahulu, dimana gue sebagai seorang Product Owner gue harus menentukan goals yang dicapai selama tiga bulan ke depan dan selanjutnya dan semua itu balik lagi ke objektif perusahaan dan tim.

    Untuk menentukan ingin membuat produk apa itu balik lagi ke stakeholders yang terdiri dari internal, user, dll. Sebagai Product Owner gue harus mengumpulkan kebutuhannya terlebih dahulu dan baru memutuskan apa yang akan dilakukan,  selanjutnya gue akan buat product brief untuk menjelaskan 5W1H (apa sih yang mau gue bikin, kenapa gue harus bikin produk ini dan apa yang akan menjadi ukurannya) baru selanjutnya gue akan brief semua tim untuk produk yang akan dibuat.

    Dari situ Product Designer akan coba untuk memvalidasi, ketika proses validasi sudah oke baru kami masuk ke tahap  development cycle dari sini kita mulai lakukan Scrum, kami sebutnya Sprint. Dan setiap bulannya kami harus rilis fitur.

    Apa sih pengalaman atau pembelajaran yang paling berharga sepanjang karir lo sebagai seorang pemimpin?

    Gue selalu hire orang yang lebih jago dari gue, gue harus make sure orang itu lebih jago dari gue ketimbang gue sendiri ketika ada di posisi entry dulu. Karena dengan begitu tim lo akan terus berkembang, karena kalau lo hire seseorang yang pengetahuannya masih di bawah lo dan tim, tim lo bisa jadi enggak akan grow. Dan dimana pun posisi lo saat ini lo harus tetap harus belajar, baik leader mau pun entry.

    Dan satu lagi, semua pemimpin harus menciptakan pemimpin baru lainnya.

    Bagaimana lo bisa memilih dan memutuskan kalau kandidat yang akan lo hire itu adalah kandidat yang lo cari? Apakah karena faktor soft skills dan hard skills tadi atau ada faktor lainnya?

    Kalau lo sudah melakukan banyak interview lo akan punya feeling kalau seseorang itu sesuai dengan apa yang lo cari. Pribadi yang gue cari adalah kandidat yang berani speak up, passionate dan berani nanya balik. Dan satu lagi yang penting adalah kemampuan untuk berkomunikasi.

    Bagaimana kalian handle feedback satu sama lain di dalam tim? Apa yang lo lakukan dengan tim?

    Ada satu framework yang namanya Design Sprint yang di canangkan oleh Google Ventures sebagai salah satu portfolio mereka, ini fungsinya untuk mengurangi friksi-friksi seperti itu. Nah kalau di Design Sprint ada satu proses namanya wireframing, setelah itu lo harus memutuskan wireframe mana yang mau dikerjakan, dan masing-masing harus buat wireframe berdasarkan perspektif masing-masing, dan setelah selesai masing-masing harus mempresentasikan wireframe.

    Selanjutnya gue pakai metode Bono’s Hat, dimana dalam metode ini gue biasanya pakai topi negatif dan topi positif atau yang bisa dibilang topi kritik dan topi pujian, nanti di akhir sesi kami harus melepas masing-masing topi untuk fokus pada solusi dan melihat dari gambaran lebih besarnya lagi bagian-bagian mana yang bisa kami gunakan sebagai solusi.

    Dan nantinya keluar dari ruangan semuanya sudah satu suara.

    Kita sudah bahas dari segi karir lo nih, tapi selain dari karir ini kan lo sedang membangun komunitas juga yang namanya Dunia Dalam Desain. Boleh ceritain bagaimana awal terbentuknya dan latar belakangnya? Apa saja aktivitasnya saat ini?

    Jadi Dunia Dalam Desain itu lahir dari kami yang sering nongkrong setelah kerja, isinya main dan ngobrol ngalor ngidul. Dan suatu waktu gue berpikir kalau kami harus bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk banyak orang.

    Terus suatu saat gue ngajak teman-teman di grup WhatsApp untuk buat podcast tentang desain dan ternyata pada tertarik untuk membuat satu komunitas. Awalnya kami punya beberapa referensi nama lainnya, tapi akhirnya memilih untuk jadi Dunia Dalam Desain.

    Podcast kami berfokus pada Product Design terutama di bidang digital, dan karena waktu itu belum kenal siapa-siapa jadi yang isi podcast ya teman-teman dari Dunia Dalam Desain sendiri. Kalian bisa dengar podcast kami di Anchor.fm.

    Dunia Dalam Desain itu lahir dengan semangat berbagi aja sih, karena kalau kami lihat pengetahuan soal Product Design itu tidak merata, kadang kalau lo sharing di Jakarta dibanding di daerah lainnya itu beda banget.

    Dan kemarin kami sudah mengadakan Design Camp, kami undang audiens yang punya pengetahuan nol tentang Product Design lalu kami mentoring selama 2 hari 1 malam tentang basic design process.

    Latar belakangnya Design Camp terbentuk itu karena waktu itu kami lihat ada suatu conference yang menarik, tapi sayangnya menurut kami conference-nya mahal banget dan akhirnya kami berpikir untuk membuat sesuatu yang berbeda juga, jadilah Design Camp ini berlangsung di hutan. Dimana di setiap sesi dalam Design Camp ada narasumber dari Dunia Dalam Desain, dengan output si audiens membuat satu produk sendiri.

    Kalau untuk ke depannya dari Dunia Dalam Desain kira-kira apakah akan ada aktivitas lain?

    Jadi setelah Design Camp kemarin banyak banget yang nanyain kapan ke Semarang, ke Bandung, dll. Jadi mungkin dalam waktu dekat mau mengadakan Design Camp lagi. Tapi sebelum kesana gue tetap mau membawa nilai dan sesuatu yang menambah pengetahuan pada audiens gue juga, dan dalam waktu dekat ini kami akan mengadakan meet up di sekitar Jakarta, jadi siapa pun yang mau diskusi silakan datang.

    Dan kayanya akan buat lebih banyak wadah lagi untuk audiens tanya-jawab, mereka sangat membutuhkan ini, apalagi teman-teman yang fresh graduates dan masih semester awal kuliah.

    Apa sih yang paling ingin diketahuin oleh para pemula soal Product Design?

    Paling sering itu, bagaimana sih memulai karir sebagai Product Design? setelah itu pasti nanya referensi mereka untuk belajar. Biasanya kami kasih referensi itu ke Medium, buku dan bisa ke Dunia Dalam Desain juga.

    Kalau dari tim background di Dunia Dalam Desain apa saja sih?

    Dari Product owner, Product manager, UX, Researcher, UI, dan Front End.

    Bagaimana sih kalian isi konten di Instagram dan Anchor? Apakah random? Apakah kalian cari topik sendiri? Apa saja yang pernah dibahas sebelumnya?

    Jadi kuncinya sebenarnya ada di konsistensi, kalau dirasa sudah mulai harus unggah episode baru kami akan upload, dan untuk saat ini kami konsisten tiap bulan ada satu episode. Kalau proses bikin kontennya, balik lagi ke kebutuhan dari tim kami sendiri, gue lempar ke grup dengan pertanyaan “mau bahas apa nih?” atau “mau undang siapa nih?” terus kemudian nanti akan ada yang kasih ide-nya. Tapi kalau dari tim Dunia Dalam Desain buntu gue akan lempar audiens di Instagram.

    Yang sudah kami bahas sejauh ini ada; Design System, UX Writing, Filosofi: Designer to Founder, Kehidupan desain di luar indonesia, selanjutnya episode paling dekat itu gue mau ketemu dengan UX Manager di suatu tech startup, nanti gue akan bahas bagaimana mengelola tim desain, bagaimana memimpin tim desain, dan kegiatan apa saja yang ada.

    Apa sih yang jadi motivasi lo untuk menjadi seorang Product Designer?  

    Sebenarnya datang dari apa yang gue pakai sehari-hari, kaya misalnya gue pake AirBnB, Booking.com, dll. Dan gue penasaran kenapa mereka bisa buat produk yang keren banget dan menjadi solusi banyak orang. Itu sih yang menjadi motivasi kenapa gue harus jadi orang yang ada di belakang itu semua.

    Menurut lo bagaimana caranya untuk menjadi seseorang yang problem solving? 

    Komunikasikan ke pada user; karena enggak mungkin lo buat produk tapi lo mengesampingkan user yang akan memakai produk lo. Jadi lo harus melibatkan mereka dari awal-awal terbentuknya produk. Jadi kami ada framework, yaitu: pain, needs dan job. Pain itu kesulitan yang dialami user, needs itu yang dapat menguntungkan mereka, dan job adalah sesuatu yang mereka ingin lakukan. Lo bisa baca soal framework ini di buku Value Proposition Design.

    Ada saran untuk mereka yang baru memulai atau akan memulai berkarir di Product Design?

    Be brave! lo harus aplikasikan ini ke banyak hal, lo harus berani coba masuk ke Product Design dan ketika lo sudah masuk lo harus berani eksplor dan bertanya, lo juga harus berani mencoba, dari teori ke praktiknya. Jangan lupa lo juga harus berani show off! dengan begitu orang akan tahu skill-lo dan karya lo. Apalagi di dunia yang super kompetitif ini, kalau lo enggak menonjol, kesempatannya akan rendah untuk lo di hire atau diajak ngobrol.


    Bagi kamu yang sekarang masih kuliah, bisa jadi dunia Product Design masih terdengar samar gaungnya. Tapi kamu harus tahu, kalau menurut Linkedin UX Designer adalah salah satu profesi yang paling dicari di tahun 2019 ini.

    Satu yang pasti, Product Design bukan hanya UX Designer saja kok. Terdapat peran lainnya yang saling mendukung untuk menciptakan suatu produk yang keren. Sudah siap untuk terjun ke dunia Product Design?

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Artikel Terkait