#TalentsTalk: Safila, System Analyst at Home Credit

Diperbarui 24 Jul 2022 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    TalentsTalk adalah sesi ngobrol bareng dengan narasumber dari berbagai latar belakang di industri tech. Di episode pertama kali ini, tim Glints bertemu dengan salah satu narasumber yang berprofesi sebagai System Analyst.

    Perkenalkan, Safila seorang System Analyst di sebuah perusahaan pembiayaan multiguna, Home Credit. Dalam perjalanan karirnya Safila mengalami beberapa perubahan menarik. Dari menjadi sales hingga kini menjadi seorang System Analyst.

    Penasaran dengan profesi sebagai System Analyst? Atau kamu tertarik menjalani profesi ini tapi masih ragu? Atau memang sedang mencari referensi untuk masa depan karirmu? Simak obrolan tim Glints dengan Safila di bawah ini!


    Hi Fila! Ceritain dong latar belakang lo sampai bisa jadi seorang system analyst?

    Gue lulusan Teknik Informatika di Universitas Maranata. Awalnya gue memulai karir di bidang tech sebagai seorang developer.

    Awal karir gue dimulai dengan kerja praktik menjadi seorang PHP Developer yang kemudian diangkat jadi full time setelah 6 bulan.

    Setelah pekerjaan pertama gue menjadi seorang PHP Developer, gue cari challenge lagi, kali ini gue kerja di bank OCBC NISP, di OCBC gue merangkap jadi System Analyst dan Java Developer dimana gue develop internet banking.

    Setelah job kedua gue, gue mulai berkarir di Jakarta tepatnya di Home Credit sebagai seorang System Analyst.

     

    Bagaimana sih job desc lo sebagai seorang system analyst?

    Sekarang itu pure sebagai seorang System Analyst, gue gak develop karena punya developer sendiri, gue gak testing juga karena kita punya tester sendiri.

    Jadi job desc gue lebih analisis impact, terus integration, dependencies, antara lokal app dan core system. 

    Gue juga mengelola database, kaya database versioning, atau kebutuhan database lainnya, dimana developer tinggal langsung implemen aja gak perlu lagi otak-atik database.

    Gue juga prepare dokumentasi sekuens diagram, activity diagram, kemudian flowchart. Dan setiap minggu, kita bakal ngejelasin proses bisnisnya seperti apa.

     

    Apa sih yang jadi tantangan di karir lo sekarang? Dan kenapa lo bisa memilih sebagai seorang System Analyst?

    Gue sebenernya  kerja pertama kali itu sebagai sales part-time untuk isi waktu kuliah dan gue berhenti karena bukan passion dan ganggu waktu gue, selanjutnya gue lanjut kerja praktek di semacam wedding photography dan sebagai PHP Developer yang kemudian diangkat full time, dimana waktu itu gue juga masih kuliah. Terus setelah gue lulus, gue coba lamar kerja ke perusahaan lain dan keterima di OCBC NISP sebagai Java Developer dan System Analyst juga.

    Dari situ gue menyadari jadi System Analyst itu lebih menantang dan lebih gue banget, karena memang gue sebenernya dari awal tidak terlalu berminat di IT  karena orangtua gue minta gue untuk jadi as IT women. Jadi ketika gue masuk IT itu gue struggling banget, karena gue gak jago coding. Tapi at least gue paham tekniknya gimana, dan gue juga mempelajari proses bisnis dari latar belakang gue ketika kerja di bank.

    Akhirnya gue menyadari gue itu lebih cocok jadi analyst, yang pada akhirnya gue di Home Credit jadi pure analyst.

    Dimana di sini gue harus memahami dari segi teknikal dan gue juga harus dokumentasikan sekuens diagramnya agar antara developer dan tester paham alur dalam sebuah sistem.

    Gue juga bikinin activity diagram dan flowchart agar mereka mengerti bisnis prosesnya.

    Di lain sisi dari segi bisnis usernya gue juga ikut meeting, jadi gue mengerti teknikalnya yang dibutuhin dari segi bisnis ada apa aja.

    Dan gue orangnya suka komunikasi jadi gue gak suka yang cuma duduk aja depan komputer, coding dan solving problem sendiri. Gue lebih suka kerjain bareng-bareng.

     

    Ada workflow dan tools untuk menyelesaikan tugas lo?

    Kita pakai metodologi agile. Dimana frameworknya itu pake scrum. Jadi setelah planning kita selalu ada stand up meeting, dimana selama 15 menit setiap member jelasin apa yg akan dikerjakan dan apa yang sudah dikerjain beserta dengan kesulitannya.

    Kemudian kalau workflow pribadi untuk keseharian itu gue harus menganalisa terlebih dahulu apakah ada integrasi atau tidak, dan untuk dokumentasi diagram-diagramnya biasanya gue pake draw.io atau visio. Gue juga harus buat mock up pakai Apiary, Drakov atau Aglio, dan untuk coding gue di visualstudio.

    Jadi gue bikin API blueprint disitu dan gue kasih ke back-end dan front-end, biasanya front-end selesai duluan jadi gue kasih API ke mereka terlebih dahulu jadi biar dapat request response-nya.

    Setelah sprint beres, nantinya setiap dua minggu akan ada sprint review dimana kami review semua proses yang sudah dilakukan, disitu nanti akan ada product owner dan stakeholders kalau mau join juga bisa, dan juga ada scrum master yang mengelola meeting, sprint planning, sprint review  atau retrospective dan lainnya.

     

    Kalau suka duka jadi System Analyst?

    Sukanya banyak banget! karena tim gue sangat kompak. Dimana kita bisa saling bantu, kalo testing gak harus tester doang, developer juga bisa ikut testing, analsyt juga bisa ikut testing. Terus juga banyak tantangannya, dimana kita buat sesuatu yang aplikasi lokal lain belum punya. Misalnya kaya integrasi ke finger print, integrasi ke surveymonkey.

    Dan dukanya sendiri, waktu itu ada aplikasi yang 100% down, dan gue harus hypercare karena  itu bener-bener krusial. Aplikasi untuk customer signing, dimana kalo kontrak belum signing kan belum bisa dibilang sah.  

    Hypercare ini makan waktu 2 bulan, dan kami harus selalu presentasi dampaknya seperti apa dan bagaimana, dan solusi-solusi lainnya yang harus berdasarkan data. Waktu itu kondisinya gue baru banget masuk di Home Credit, tapi hikmahnya gue jadi bisa mengembangkan kemampuan gue sendiri dan gue belajar untuk tenang dan fokus ketika ada tekanan.

     

    Apa yang menjadi inspirasi lo untuk menjadi seorang System Analyst?

    Motivasi sih karena orangtua. Gue ingin membahagiakan mereka makanya gue kerja keras. Dan gue sekarang ini fokus di karir, karena gue masih muda juga, masih 24 tahun. Jadi gue mau mengejar karir gue untuk nanti menjadi leader dari sebuah tim, mungkin tim kecil dulu.

    Untuk 5 tahun kedepan gue ingin banget menjadi manager atau mimpin satu tim kecil atau kalau memungkinkan satu tim besar. Dan tentu ingin menikah juga,  tergantung jodoh (?). Dan gue juga ingin punya bisnis sendiri. Mungkin kita 55 tahun udah pensiun. Jadi gue ingin mengejar gimana gue bisa hidup setelah 55 tahun itu.

     

    Apakah lo merasakan adanya halangan atau tantangan dari beberapa pihak ketika lo terjun ke dunia tech? 

    Untuk masuk ke dunia tech, sebenernya lebih ke mental. Terus lo harus research apapun teknologi yang paling baru yang akan meringankan sistem dan prosesnya.

     

    Menurut lo apa yang bisa dilakukan oleh perempuan Indonesia untuk lebih paham tech?

    Kalo gue pribadi karena orangnya gak mau kalah. Kalau seorang programmer lebih banyak tahu dari gue, maka gue harus research banyak hal lagi. Misalnya kaya react atau angular itu apa sih? Kalau gue gak tau jawabannya ya gue cari tahu. 

     

    Ada tips untuk anak muda yang mau terjun dalam industri tech dan ingin menjadi System Analyst?

    Keep dreaming! Kerja di jakarta itu adalah mimpi bagi gue dan itu kesampaian!

    Lo juga harus selalu punya kemauan untuk belajar, selalu baca dan pelajari apapun, dari users atau dari temen juga bisa lo cari tahu!

    Yang paling penting pantang menyerah, walaupun klasik tapi penting! Karena ketika kalo lo banyak apply job dan gak ada yang terima dan lo putus asa itu gak bakal ngehasilin apa-apa. Lo juga harus bisa analisa diri lo sendiri apa yang kurang dari diri lo dan kembangkan diri lo sendiri juga.

    Kamu bisa tonton selengkapnya sesi ngobrol dengan Safila di Youtube Glints berikut ini:


    Jadi, siapa bilang kalau pekerjaan yang berhubungan tech itu hanya bisa dilakukan oleh kaum laki-laki? Safila adalah contoh dimana sekarang ini siapa pun berhak dan mampu bersaing secara sehat! Tapi jangan lupa untuk mengasah kemampuan teknis dan kemampuan analisa-mu juga, karena kedua hal ini sangat krusial untuk memulai karir sebagai System Analyst.

    Masih mau ngobrol lebih lanjut dengan Safila terkait karir sebagai System Analyst? Kamu bisa ngobrol langsung dengan Safila di profil LinkedIn atau Instagram-nya

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Artikel Terkait