10 Prinsip Desain Grafis yang Perlu Kamu Tahu
Dunia desain grafis belakangan semakin familiar seiring dengan pertumbuhan dunia digital. Meski semakin populer, nyatanya desain grafis tidak sesederhana itu. Ada beberapa prinsip desain grafis yang harus dipenuhi.
Apa sajakah itu? Lifewire menyebut bahwa ada enam elemen dasar dari sebuah desain grafis.
Mereka adalah garis, bentuk, tekstur, warna, kontras, dan ukuran. Semua elemen dasar ini kelak akan membentuk prinsip desain grafis.
Apakah prinsip tersebut juga banyak seperti halnya elemen dasar desain grafis?
Tenang saja, dalam tulisan ini, Glints akan menjelaskan kepada kamu tentang apa saja prinsip desain grafis, serta bagaimana caranya menggunakan prinsip ini terhadap semua desain yang kelak akan kamu buat.
Isi Artikel
Prinsip Desain Grafis
Ada sepuluh prinsip dasar desain grafis yang harus kamu perhatikan.
Mereka semua harus hadir dalam sebuah desain grafis, agar desain menjadi enak dilihat, sekaligus bisa memberikan informasi secara efektif.
Oleh karena itu, prinsip-prinsip ini penting, terutama jika baru belajar desain grafis.
Hal ini terutama jika tak menempuh pendidikan seperti kuliah di bidang desain grafis. Lalu, Apa saja-saja prinsip-prinsip tersebut?
1. Penekanan
Menurut 99 Designs, dalam prinsip ini, yang perlu diingat adalah: hal penting apa yang mesti ditekankan ke desain grafis yang akan dibuat.
Selain itu, penting pula untuk memperhatikan informasi-informasi tambahan apa saja yang mesti ada dan melengkapi informasi utama yang jadi fokus.
2. Keseimbangan dan kesejajaran
Prinsip ini berhubungan dengan keseimbangan dan simetri dari grafis. Setiap desain grafis yang dibuat tidak boleh terlalu berat sebelah, serta mesti simetris agar enak dilihat.
3. Kontras
Dalam prinsip dasar desain grafis, kontras disebut sebagai jembatan, penghubung antara elemen di setiap desain.
Secara sederhananya begini: background dan warna dari desainmu mesti berbeda, agar desain bisa melahirkan sebuah harmoni.
4. Pengulangan
Prinsip desain grafis ini menekankan pada repetisi terhadap elemen di dalam desain.
Cara ini terbilang efektif, termasuk untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan lewat sebuah elemen dalam desain.
5. Proporsi
Proporsi ini adalah saling keterikatan antara elemen dan aspek visual dalam desain. Prinsip dasar ini akan membuatmu bisa melihat desain secara satu per satu, tidak secara keseluruhan.
6. Pergerakan
Prinsip ini membuat setiap elemen desain tampak bergerak.
Namun, kenyataannya gambar tersebut bergerak. Desain tersebut membuat mata yang melihatnya seakan bergerak, terus mencari informasi dalam desain.
7. Ruang kosong
Sesuai namanya, prinsip ini memberikan desain grafis sebuah ruang kosong di dalamnya.
Ruang kosong ini memiliki dua sisi mata uang: ia akan membuat desain menjadi apik atau malah membuat desain jadi jelek.
8. Hierarki
Maksudnya, elemen dan informasi paling penting dalam suatu desain harus benar-benar menonjol dibandingkan elemen yang lain.
Sehingga, hal ini membantu orang-orang paham maksud dari sebuah desain.
9. Variasi
Dengan adanya variasi dalam elemen desain seperti warna, tipografi, gambar, bentuk, dan lainnya, akan membuat desain terlihat lebih menarik di mata audiens.
Variasi juga membuat desainmu tidak terlihat monoton. Sehingga, audiens tidak mudah kehilangan ketertarikan ketika melihatnya.
10. Kesatuan
Artinya, bagaimana seluruh elemen yang digunakan dalam desainmu ‘bekerja sama’.
Sehingga, harus ada hubungan yang jelas antara setiap elemen yang digunakan dan mengomunikasikan konsep serupa.
Dengan adanya kesatuan, hal ini membuat desain terlihat rapi dan setiap elemen saling melengkapi.
Menggunakan Semua Prinsip Desain Grafis
Setelah mengetahui semua prinsip desain grafis yang ada, saatnya untuk tahu bagaimana caranya menggunakan dalam desainmu. Mari kita pelajari bersama-sama.
1. Membuat mental outline
Agar prinsip dasar penekanan bisa terpakai dalam desain grafis, yang harus kamu lakukan adalah membuat mental outline dulu.
Biarkan otakmu mengorganisasi info yang ada, lalu biarkan otak menyusun desain versi mereka berdasarkan informasi yang ada.
Dari situ, kamu akan tahu fokus mana yang kelak akan jadi fokus dari desainmu.
Setelah itu, kamu tidak akan bingung dan hilang fokus, karena kamu tahu apa yang ingin kamu sampaikan di desainmu.
2. Tersebar dan simetris
Agar prinsip keseimbangan bisa terpakai, kamu harus paham bahwa elemen-elemen dalam desain tidak boleh terpojok di satu sudut.
Elemen-elemen ini harus disebar, dan di situ, gunakanlah perasaanmu untuk mengukur keseimbangannya.
Lalu, untuk kesejajaran, harus diingat bahwa setiap desain mesti punya fokus tengah agar simetris.
Meski sebenarnya sah-sah saja membuat desain yang asimetris, desain yang simetris cenderung lebih nyaman dilihat oleh para audiens.
3. Berani bereksperimen
Agar prinsip dasar kontras bisa digunakan dalam desain grafis, kamu harus berani bereksperimen dalam menonjolkan semua elemen dalam desain.
Misalnya, jangan ragu menonjolkan dua font yang berbeda, atau memakai konsep yang berbeda dalam background dan layout.
Dari situ, kamu akan bisa melihat keefektifan kontras yang kamu sajikan untuk pembaca. Apakah kontras yang kamu berikan lewat perbedaan font dan konsep bisa membuat desain lebih mudah dipahami atau tidak.
4. Pilih elemen yang ingin diulangi
Agar prinsip pengulangan bisa digunakan, kamu harus mulai memilih. Pilihlah satu atau dua elemen yang ingin kamu ulangi.
Pastikan bahwa elemen itu adalah elemen yang ingin kamu tonjolkan dalam desainmu (ini berkaitan dengan penekanan juga).
5. Buat takaran untuk setiap elemen
Agar prinsip proporsi bisa terlaksana, kamu harus mulai bisa menakar: elemen mana yang seharusnya tidak menonjol dan elemen mana yang mestinya tersembunyi.
Proporsi bisa dicapai jika semua elemen dalam desainmu ditempatkan secara benar, serta ukurannya juga pas.
Oleh karena itu, sebelum menguasai prinsip ini, kamu harus menguasai juga kontras, keseimbangan, dan kesejajaran.
6. Pastikan narasi di setiap desain
Agar prinsip pergerakan bisa terlaksana, kamu harus tahu narasi apa yang ingin kamu sampaikan dalam desainmu.
Narasi ini kelak juga akan berkaitan dengan keseimbangan, kesejajaran, kontras, dan proporsi dari desain yang dibuat.
Pergerakan akan membuat desain seperti cerita. Ia tidak akan menjadi gambar mati, dan akan mengajak siapa pun yang melihat untuk mengikuti cerita yang sudah disajikan.
7. Tentukan kebutuhan ruang kosong
Terakhir, agar prinsip ruang kosong bekerja, kamu harus tahu apakah desainmu perlu ruang kosong atau tidak.
Jika diperlukan, dan itu bisa membantu penekanan terhadap sebuah elemen dalam desain, itu bisa kamu pakai.
Bagaimana? Sudah memahami beragam prinsip desain grafis?
Selain prinsip, kamu bisa tahu lebih banyak seputar desain grafis dengan membaca beragam artikel kategori Graphic Design di Glints Blog, lho.
Tertarik? Yuk, klik di sini sekarang untuk mengunjungi Glints Blog!