Pelajari 4 Prinsip Persuasive Design Ini guna Menarik Perhatian Audiens
Isi Artikel
Istilah persuasive design mungkin masih jarang terdengar di telinga kita. Padahal, hal yang satu ini sudah diterapkan oleh banyak desainer untuk mempengaruhi audiens agar tertarik dengan produk yang ditawarkan.
Persuasive design bertujuan untuk menanamkan sugesti pada calon audiens agar tertarik untuk membeli produk atau menggunakan layanannya.
Sugesti tersebut rupanya bisa ditunjukkan lewat desain dan rupanya benar-benar mampu mempengaruhi calon audiens untuk mencobanya.
Penasaran mengapa persuasive design mampu mempengaruhi audiens dalam membuat keputusan? Yuk, cari tahu alasannya lewat rangkuman di bawah ini.
Apa Itu Persuasive Design?
Interaction Design Foundation mendefinisikan persuasive design sebagai area desain yang berfokus untuk mempengaruhi perilaku manusia melalui karakteristik produk atau layanan.
Menurut mereka, ada beberapa industri yang sering menggunakan persuasive design misalnya kesehatan publik hingga e-commerce.
Namun, kini desainer juga mulai menggunakannya dalam industri apa pun yang membutuhkan keterlibatan jangka panjang dari audiens.
Sebelum berkembangan media sosial, iklan di televisi, radio, hingga poster selalu menyelipkan unsur persuasif untuk mempengaruhi niat dan perilaku manusia.
Dengan berkembangnya teknologi membuat banyak brand dimudahkan untuk menggaet calon audiens baru lewat desain web atau konten yang menarik.
Prinsip Persuasive Design
Setelah mengetahui pengertian persuasive design, berikut ini akan Glints jelaskan mengenai prinsip-prinsipnya.
1. Desain harus jelas
Prinsip pertama adalah kejelasan dari desain yang dibuat. Hal ini sangatlah penting karena tentunya kita tidak mau audiens merasa kebingungan saat ingin memilih produk.
Saat audiens mengunjungi website tentunya mereka membutuhkan jawaban dari apa yang dibutuhkannya.
Misalnya ia membutuhkan tas baru, maka ia ingin segera tahu dimana katalog berisi tas yang diperlukannya.
Itulah mengapa penting bagi desainer untuk membantu pengunjung menemukan jawaban yang dibutuhkannya.
Jadi, dengan memberikan desain yang jelas tentunya akan sangat memudahkan mereka.
2. Memiliki daya tarik visual
Selain harus bisa terlihat dengan jelas, elemen lain seperti estetika juga tidak boleh dilupakan.
Pasalnya, tanpa visual yang menarik pastinya pengunjung juga akan malas untuk mencari produk di website.
Menurut CXL, diperlukan waktu sekitar 0,05 detik bagi pengunjung untuk membentuk opini mengenai website.
Jika website tersebut tidak memiliki visual yang menarik, tentunya mereka akan malas untuk tetap tinggal apalagi sampai melakukan konversi.
3. Visual hierarchy yang kuat
Visual hierarchy adalah salah satu prinsip terpenting dalam desain karena menyangkut proporsi desain dalam suatu website.
Jika desain dalam website tidak memiliki proporsi yang tepat, tentunya pengunjung bisa kesulitan mencerna informasi yang disajikan.
Tidak hanya ukuran, penggunaan warna juga dapat mempengaruhi dari visual hierarchy.
Misalnya, tombol penting seperti “Keranjang” atau “Berlangganan” bisa ditonjolkan dari segi ukuran atau warnanya.
4. Tampilkan produk untuk menarik perhatian
Prinsip dari persuasive design yang selanjutnya adalah penempatan produk yang mampu menarik perhatian dari pelanggan.
Meskipun desain dari website sudah jelas dan menarik, tapi jika produk ditempatkan di area yang tidak tepat tentunya akan membuat pengunjung kebingungan.
Jadi, agar pengunjung bisa tertarik untuk membeli produk, jangan lupa untuk meletakkan produk unggulan di tempat yang terlihat jelas.
Kelebihan dan Kekurangan Persuasive Design
Menurut UX Booth, persuasive design tidak hanya memiliki kelebihan saja, tapi juga punya beberapa kekurangan yang perlu diketahui. Berikut ini penjelasannya:
1. Kelebihan
Penggunaan persuasive design memang sangat efektif untuk memberikan user experience yang sangat baik bagi pelanggan.
Dengan basis psikologi, hal yang satu ini dapat membantu seorang UX designer merancang sebuah desain yang dapat memudahkan pelanggan membuat keputusan.
Selain itu, penerapan prinsip desain ini juga dapat mendorong pengguna untuk mencoba membeli produk atau layanan yang disediakan sehingga bisa meningkatkan konversi.
2. Kekurangan
Tujuan dari persuasive design adalah untuk memberikan sugesti kepada pelanggan agar menggunakan produknya.
Namun, manusia adalah makhluk yang kompleks sehingga membuat desain yang persuasif bukanlah hal yang mudah dan tidak selalu dijamin kesuksesannya.
Oleh karena itu, sebelum mulai menerapkan prinsip persuasive design tetap saja diperlukan riset yang mendalam mengenai kebiasaan dari para audiens saat berkunjung ke website.
Demikianlah penjelasan mengenai persuasive design mulai dari pengertian hingga prinsip-prinsip yang mendasarinya.
Tidak hanya konten, desain juga memiliki peran penting dalam proses memikat hati audiens. Itulah alasan mengapa persuasive design perlu dimanfaatkan oleh brand.
Setelah membaca rangkuman di atas, apakah kamu semakin tertarik dengan topik seputar dunia desain?
Sebaiknya jangan lewatkan beragam kelas menarik seputar dunia desain dari Glints ExpertClass.
Di sana kamu bisa mendapatkan banyak pengetahuan baru dari para profesional yang sudah ahli di bidangnya, lho.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, segera cari kelas yang kamu inginkan hanya di Glints ExpertClass.