UX Designer: Pengertian, Tugas dan Tanggung Jawab, Skill, dan Gaji

Diperbarui 24 Mar 2024 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    UX designer adalah salah satu pekerjaan yang kini banyak dicari oleh perusahaan.

    Pekerjaan ini tidak hanya berbicara tentang desain dan keindahan, tapi juga bagaimana perusahaan membuat suatu produk yang bermanfaat, mudah dan nyaman untuk digunakan. 

    Beberapa perusahaan menempatkan posisi ini di tim desain. Mereka berkolaborasi dengan UI designer dalam pembuatan sebuah produk, entah itu situs atau aplikasi.

    Beberapa perusahaan lain menempatkan UX researcher dan UX writer untuk membantu kerja UX designer

    Di artikel ini, Glints akan menjelaskan apa itu UX designer, tanggung jawab dan deskripsi pekerjaannya, skill yang dibutuhkan, hingga kualifikasi atau latar belakang yang diperlukan.

    Apa Itu UX Designer?

    Industri UX (user experience) berkembang dengan sangat cepat sekarang dan menjadi penting untuk perusahaan dalam mengembangkan sebuah produk.

    Meski demikian, tidak banyak yang tahu apa sebenarnya yang dilakoni oleh UX itu sendiri.

    Menurut Career Explorer, UX design adalah proses di mana perusahaan mencoba menentukan apa pengalaman terbaik untuk pengguna dalam menggunakan produknya, dalam hal ini situs atau aplikasi.

    Orang yang melakukan perancangan itu disebut UX designer.

    Tugas UX designer adalah meningkatkan kepuasan pengguna dengan suatu produk dengan membuat kegunaan, aksesibilitas, dan interaksi. Hal ini ditujukan agar pengalaman yang dimiliki oleh pengguna jadi lebih baik. 

    Meski demikian, mereka bukan peran yang bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan peran-peran lain untuk mendukung, seperti UX researcher yang melakukan riset.

    Selain itu, ada pula UX writer yang mengisi konten dan UI designer yang bertugas untuk mempercantik tampilan produk.

    Baca Juga: Beberapa Hal yang Harus Kamu Asah untuk Menjadi UI/UX

    Tanggung Jawab UX Designer

    UX Designer terlibat langsung dalam proses pembuatan produk. Biasanya kerja mereka dimulai dari design sprint yang digunakan untuk mencapai target desain.

    Dalam design sprint, perusahaan biasanya melibatkan product manager, quality assurance, front end, dan back end.

    Setelah design sprint, ada beberapa urutan pekerjaan yang harus dilakukan oleh mereka. Di antaranya adalah riset, desain, testing, dan implementasi. Berikut penjelasan dari masing-masing tugas.

    1. Melakukan riset

    Riset adalah langkah awal dari kerja sebagai UX designer. Secara umum, riset ini dibebankan oleh UX researcher. Akan tetapi, apabila sebuah perusahaan belum atau tidak memiliki tim riset, tugas ini akan mereka emban.

    Tugas ini meliputi pertemuan dengan pengguna. Mereka berbicara kepada pengguna tentang produk dan apa ekspektasi yang diinginkan oleh pengguna.

    Dari sini akan muncul asumsi-asumsi. Asumsi inilah yang akan menentukan desain dan kebutuhan informasi.

    2. Pembuatan desain

    Asumsi yang muncul dari hasil riset akan direkapitulasi oleh mereka untuk menjadi sebuah persyaratan desain. Hal ini biasanya meliputi kebutuhan informasi, tata letak, dan bagaimana setiap halaman saling berkaitan.

    Pembuatan desain untuk produk berpusat pada fungsionalitas dan kegunaan serta berkaitan dengan persyaratan desain.

    Apabila desain sudah berhasil dibuat, maka UX designer wajib menguji desain untuk dapat mengetahui nilai kegunaannya.

    3. Melakukan pengujian

    Pengujian atau testing sebuah produk, entah itu situs atau aplikasi, melibatkan beberapa orang yang terdiri dari beragam latar belakang.

    Hal ini dilakukan agar tujuan pembuatan desain tercapai dan memastikan agar tidak ada pengguna yang akan kesulitan.

    Proses pengujian meliputi beberapa faktor, yakni arsitektur informasi dan tata letak informasi. Sementara, metode pengujiannya dilakukan dalam tes a/b, usability testing, dan explorative inquiry.

    Apabila sudah, maka mereka akan memberikan desain dalam bentuk low atau medium fidelity agar dapat dikerjakan oleh UI designer.

    4. Implementasi

    Proses implementasi dari desain yang sudah dibuat melibatkan banyak pemegang kebijakan. Misalnya, product manager, front end developer, dan UI designer.

    Sebab, proses ini akan menjadi pegangan orang-orang tersebut dalam pembuatan produk.

    Untuk implementasi sendiri biasanya akan diberikan oleh UX designer kepada UI designer dan front end developer.

    Tujuannya, agar desain yang dibuat oleh dua peran tersebut tidak mengalami perubahan dan tetap menjaga nilai kegunaan.

    Baca Juga: 9 Kursus Desain Grafis Online bagi Kamu yang Masih Pemula

    Skill untuk UX Designer

    ux designer

    © Pexels

    UX designer membawa banyak maksud dalam setiap desain yang dibuat.

    Ia tidak hanya bertugas untuk membawa produk, dalam hal ini situs atau aplikasinya ke orang banyak. Secara khusus, ia juga menjaga agar pengguna nyaman dalam menggunakan produk tersebut.

    Pekerjaan yang amat kompleks membuat mereka dituntut untuk memiliki banyak skill, baik itu soft skill atau technical skill. Berikut beberapa skill dasar untuk dapat bekerja maksimal di posisi ini.

    1. Komunikasi visual

    Untuk berkarier di posisi ini sebenarnya tidak ada syarat tertentu. Namun, alangkah lebih baiknya memiliki kemampuan visual.

    Kemampuan visual menjadi penting karena hal utama yang dikerjakan di sini berkaitan dengan apa yang dilihat oleh pengguna.

    Dengan kemampuan komunikasi visual yang baik, UX designer tentu tidak akan mengalami kesulitan.

    Apalagi bila ditambah dengan kemampuan riset dan menulis, produk yang ingin dijual tentu akan lebih menarik dan memenuhi nilai kegunaan. 

    2. Desain interaksi

    Seorang UX designer harus bisa membuat desain yang menarik dan mudah digunakan. Hal ini dimaksudkan agar pengguna mau secara terus-menerus menggunakan produk tersebut.

    Maka dari itu, kemampuan desain, terutama interaksi, cukup penting.

    Secara umum, desain interaksi adalah rancangan interaksi dari setiap desain yang menjelaskan sebab-akibat dari kegiatan yang dilakukan.

    Salah satu contohnya adalah pengingat bahwa password yang dimasukkan saat login adalah salah.

    3. Wireframing dan prototyping

    Kemampuan ini penting dalam proses desain di sebuah produk. Wireframe adalah kerangka atau coretan kasar untuk sebelum proses desain dimulai.

    Sementara itu, prototype adalah proses pengembangan desain lebih lanjut agar dapat menciptakan sebuah alur.

    Dengan kemampuan ini, UX designer dapat dengan mudah berkomunikasi dengan timnya. Selain itu, kemampuan ini akan membuat desain lebih mudah dijelaskan kepada tim lain seperti front end developer dan product manager.

    Baca Juga: 9 Kursus Desain Grafis Online bagi Kamu yang Masih Pemula

    Gaji UX Designer

    Rata-rata, gaji seorang UX designer adalah Rp8.000.000 per bulan, menurut Glassdoor.

    Namun, itu adalah rata-rata gaji pokok dan bukan jadi suatu acuan pasti. Besaran gaji mungkin saja dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti lama bekerja, pengalaman, posisi, industri, dan area kerja, serta tunjangan yang mungkin didapatkan.

    Kalau melansir dari hasil riset Emsi Burning Glass yang dimuat di laman Purwadhika School, tren gajinya dapat meningkat sekitar 10,9% pada 10 tahun mendatang.

    Untuk entry level, rentang gajinya ada di kisaran Rp7.000.000-8.500.000. Sementara itu, kisaran gaji senior level berada di Rp12.000.000-20.000.000.

    Kualifikasi dan Latar Belakang UX Designer

    UX designer melakukan berbagai hal, tergantung pada proyek dan status produk, entah itu baru akan dibuat atau sudah diciptakan.

    Bekerja di bidang UX biasanya melibatkan elemen penelitian, pengujian, analisis bisnis, manajemen proyek, wireframing, dan psikologi.

    Pada tahap awal proyek, UX Designer akan melakukan riset pasar dan pengguna, seperti misalnya focus group discussion, survei, wawancara, dll). Setelahnya, mereka akan merencanakan interaksi dengan membuat prototipe.

    Untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut sebenarnya tidak ada kualifikasi dan latar belakang pendidikan tertentu.

    Meski demikian, beberapa perusahaan mensyaratkan posisi ini diisi oleh alumnus desain komunikasi visual atau teknik informatika. Di luar itu, ada pula perusahaan yang tidak mensyaratkan gelar pendidikan tertentu.

    Nah, untuk yang ingin, calon pelamar bisa mengikuti pelatihan dasar atau sertifikasi untuk memahami dasar-dasar UX design dari suatu tempat kursus. 

    Posisi ini memang sedang banyak dicari, terutama di perusahaan startup berbasis teknologi. Tertarik untuk meniti karier sebagai UX designer? Yuk, cari lowongan kerja UX designer di Glints sekarang juga!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 4.6 / 5. Jumlah vote: 11

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Comments are closed.

      Artikel Terkait