Perfeksionis: Pengertian, Karakteristik, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Diperbarui 02 Sep 2022 - Dibaca 12 mnt

Isi Artikel

    Apakah kamu sering menuntut diri sendiri untuk mengerjakan tugas secara sempurna dan tanpa cela ? Bila ya, mungkin kamu adalah seorang perfeksionis.

    Sejatinya, sifat ini bukanlah sebuah masalah untuk dimiliki. 

    Sebab, ia dapat menjadi cara bagimu untuk mendongkrak kualitas diri dan karier di tengah tingkat persaingan yang tinggi.

    Namun, segala sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik. Jika tidak bisa mengelolanya, sifat ini justru bisa merugikanmu dan rekan-rekan kerja di kantor.

    Nah, memangnya, apa yang dimaksud dengan perfeksionis? Seperti apa karakteristik asli dari sifat tersebut? Simak pemaparan lengkapnya di bawah ini.

    Baca Juga: 7 Tanda Seseorang Alami Superiority Complex, Apakah Kamu Termasuk?

    Apa Itu Perfeksionis?

    Melansir laman Inc, perfeksionis adalah orang-orang yang telah menetapkan standar tinggi terhadap kinerja dan kepribadian mereka.

    Berdasarkan hal tersebut, orang-orang yang memiliki sifat ini sering berpikir bahwa apa pun yang mereka lakukan tidak pernah memuaskan.

    Mereka akan menghabiskan banyak waktu untuk menyempurnakan hal-hal yang menjadi tanggung jawab mereka, meskipun sudah waktunya untuk rehat.

    Nah, beberapa orang secara keliru merasa yakin bahwa perfeksionisme adalah sebuah motivator alternatif yang sehat.

    Hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Bila terlalu berlebihan, perfeksionisme justru dapat membuatmu merasa tidak bahagia dengan diri sendiri. 

    Sifat ini bahkan dapat menyebabkan depresi, kecemasan, hingga gangguan makan, lho.

    Pada akhirnya, perfeksionisme juga bisa membuatmu berhenti berusaha untuk meraih sukses. 

    Bahkan, masalah yang ringan pun nantinya juga dapat memengaruhi hubungan pribadimu bersama keluarga dan rekan-rekan kerja di kantor.

    Karakteristik Perfeksionis

    perfeksionis

    © Freepik.com

    Seperti yang sudah Glints paparkan, sikap perfeksionis sebenarnya bukanlah sebuah masalah untuk dimiliki.

    Justru, yang berbahaya adalah ketika kamu sudah tidak bisa mengelolanya dan membiarkan sifat ini mengganggu rutinitas harianmu.

    Pasalnya, keinginan untuk mencapai sukses itu sehat. Akan tetapi, ambisi yang irasional untuk bisa selalu sempurna dapat menimbulkan berbagai masalah.

    Nah, kira-kira, seperti apa karakteristik seorang perfeksionis yang patut kamu perhatikan? Berikut adalah penjelasannya.

    1. Tidak pernah merasa cukup

    Menurut laman Healthline, salah satu karakteristik utama dari seorang perfeksionis adalah tidak pernah merasa cukup.

    Meskipun sudah berusaha maksimal dan mendapatkan hasil yang baik, orang yang memiliki sifat ini tidak akan merasa puas.

    Justru, yang mereka rasakan adalah rasa insecure karena harus berusaha keras demi hasil kinerja yang baik.

    Bahkan, setelah diberikan apresiasi yang tinggi pun mereka lebih memilih untuk memperbaiki hasil kinerja tersebut.

    Baca Juga: 5 Cara Ampuh untuk Mengatasi Sifat Perfeksionis di Tempat Kerja

    2. Didorong rasa takut

    Karakteristik berikutnya dari seorang perfeksionis merupakan ambisi yang didorong oleh rasa takut.

    Sejatinya, orang yang berprestasi tinggi benar-benar tertarik pada tujuan dan keinginan mereka untuk mencapainya. 

    Orang-orang ini sangat senang dan merasa puas dengan setiap langkah yang mereka ambil untuk meraih sukses.

    Di sisi lain, menurut Very Well Mind, ambisi seorang perfeksionis cenderung didorong oleh rasa takut mereka untuk tidak mencapai tujuan yang diinginkan.

    Hasilnya, mereka cenderung melihat sesuatu yang kurang memuaskan sebagai kegagalan pribadi karena tidak bisa bekerja secara sempurna.

    3. Standar yang tidak realistis

    Umumnya, standar kesuksesan bagi seorang perfeksionis tidak pernah masuk akal. 

    Berbeda dengan orang yang berprestasi tinggi. Mereka bisa menetapkan tujuan yang tinggi dan menikmati semua langkah yang diambil untuk meraih sukses.

    Perfeksionis justru sering menetapkan tujuan yang dari awal perjalanan memang sudah di luar jangkauan mereka.

    4. Fokus pada hasil

    Menurut Personal Exellence, karakteristik selanjutnya dari seorang perfeksionis adalah fokus berlebih pada hasil.

    Orang-orang yang berprestasi tinggi biasanya lebih menghargai proses yang mereka jalankan untuk mengejar sukses.

    Sebaliknya, perfeksionis hanya melihat tujuan akhir mereka. 

    Orang-orang yang memiliki sifat ini mementingkan kesuksesan sehingga mereka sangat hati-hati untuk menghindari kegagalan yang menakutkan.

    Hal ini cukup berbahaya. Sebab, proses menuju kesuksesan dapat menjadi pelajaran berharga guna menyambut tantangan-tantangan baru di masa mendatang.

    Apabila terus diabaikan, kamu akan selalu menghadapi masalah dengan pola kerja serupa yang mungkin sebenarnya tidak terlalu efektif.

    Kelebihan Sifat Perfeksionis

    Memiliki sifat perfeksionis merupakan suatu kelebihan bagi seseorang, di antaranya adalah sebagai berikut.

    1. Sangat teliti terhadap detail

    Seorang perfeksionis akan memeriksa detail pekerjaannya yang mungkin orang lain tidak perhatikan.

    Perhatian ekstra terhadap detail-detail kecil inilah yang membuat mereka standout di antara yang lain. Mereka ingin selalu memastikan bahwa tidak ada hal penting yang terlewat.

    2. Standar yang lebih tinggi

    Kelebihan perfeksionis selanjutnya adalah selalu menentukan standar yang lebih tinggi untuk dirinya sendiri.

    Karena terbiasa seperti itu, mereka lebih mudah untuk memenuhi ekspektasi orang lain yang mungkin tidak setinggi ekspektasi yang dimilikinya.

    3. Proses kerja yang lebih efektif

    Sebagian besar orang yang perfeksionis juga biasanya sangat terorganisir dan rapi. Mereka berusaha untuk menyelesaikan semua pekerjaan mereka dengan efisien.

    Oleh karena itu, mereka juga akhirnya berupaya membuat streamline pekerjaan di sekitar mereka menjadi lebih efektif. Hal ini tentu menguntungkan bagi orang lain, termasuk anggota timnya.

    4. Hasil akhir yang lebih optimal

    Apabila kamu adalah seorang perfeksionis, kemungkinan besar hasil kerjamu memang memuaskan. Bagaimana tidak, kamu pasti berusaha keras supaya tidak ada kekurangan sedikitpun.

    Orang lain bahkan mungkin akan bertanya-tanya bagaimana kamu bisa seulet dan setekun itu. Namun bagimu, memberikan hasil yang sempurna adalah suatu keharusan.

    Baca Juga:

    Kekurangan Sifat Perfeksionis

    Nah, meskipun sifat ini bisa menjadi kelebihan, ada juga beberapa dampak buruk yang biasanya terjadi.

    Berikut adalah contoh kekurangan sifat perfeksionis.

    1. Proses kerja yang lebih lama

    Work flow mungkin bisa menjadi lebih efektif. Namun, karena ingin selalu memberikan hasil yang sempurna, kamu biasanya butuh waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu pekerjaan.

    Kamu menghabiskan lebih banyak waktu dibandingkan dengan orang lain saat mengerjakan setiap langkah tugasmu.

    Akibatnya, pekerjaanmu bisa melewati batas deadline yang ditentukan.

    2. Menghambat hasil kerja yang lebih baik

    Kontradiktif dengan kelebihan di atas, ternyata sifat perfeksionis justru bisa juga berdampak buruk pada hasil kerja. Mengapa? Sebab, tidak semua pekerjaan harus diselesaikan dengan sempurna.

    Ada satu contoh yang disebutkan oleh Web Design Blog. Sebuah wireframe yang terlalu sempurna, misalnya, dapat membuat klien enggan memberikan feedback untuk desain yang lebih baik.

    Akhirnya, mereka justru menyarankan di akhir-akhir proses saat perubahan sudah semakin sulit untuk dibuat.

    3. Bisa menyebabkan stres

    Hal yang satu ini pasti sering kamu alami. Semakin keras kamu menuntut dirimu untuk sempurna, semakin tinggi rasa frustrasi yang akhirnya muncul.

    Belum lagi stres akibat deadline yang kian dekat. Waktu berlalu begitu cepat karena sebelumnya kamu menghabiskan banyak waktu untuk menyempurnakan tugasmu dibandingkan fokus berprogres.

    4. Berpotensi mengurangi produktivitas

    Pada kasus yang ekstrem, sifat perfeksionis bahkan bisa mengurangi produktivitas, lho.

    Hal ini bisa terjadi ketika kamu terlalu fokus menyempurnakan satu tahap pekerjaanmu.

    Padahal, sudah saatnya kamu melanjutkan ke tahap selanjutnya. Kamu bahkan tidak tahu bagaimana harus melanjutkannya karena merasa tahap yang sedang dikerjakan belum selesai dengan sempurna.

    Penyebab Sifat Perfeksionis

    © Freepik.com

    Sebelumnya, perfeksionis adalah sebuah sifat yang dianggap terbentuk secara genetik. Dalam arti, kepribadian satu ini sifatnya diturunkan dari pihak keluarga.

    Namun, seiring berjalannya waktu, diketahui bahwa sifat perfeksionis dapat terbentuk dalam beberapa cara. Hal itu seperti mengamati perilaku orang lain atau mengembangkannya sebagai respons terhadap pengalaman tertentu.

    Nah, berikut ini adalah sejumlah hal yang diketahui dapat menyebabkan seseorang menjadi perfeksionis.

    1. Rasa insecure

    Menurut laman Very Well Mind, salah satu penyebab munculnya sifat perfeksionis adalah rasa insecure.

    Umumnya, sifat satu ini terbentuk karena rasa tidak puas atau terlalu sering menganggap remeh hasil kerja diri sendiri.

    Rasa insecure ini nantinya terus berkembang. Bahwa, seakan-akan, jika tak bisa menciptakan sesuatu yang sempurna, kamu takkan bisa mendapatkan perhatian dari orang lain.

    2. Gaya pengasuhan

    Seperti yang sudah Glints paparkan, sebelumnya perfeksionis dianggap sebagai sifat yang terbentuk karena turunan genetika pihak keluarga.

    Nyatanya tidak demikian. Menurut Psychology Today, sejatinya perfeksionis adalah sifat yang timbul karena gaya pengasuhan orang tua.

    Seseorang, yang memiliki orang tua atau pengasuh kritis, keras, dan penuntut jauh lebih mungkin untuk mengembangkan sifat dan kecenderungan perfeksionis.

    Kadang-kadang sifat ini juga bisa muncul akibat gaya pengasuhan yang kasar atau lalai, dan di lain waktu bisa menjadi hasil dari niat baik orang tua yang memiliki harapan terlalu tinggi.

    3. Ingin diterima banyak orang

    Ingin diterima banyak orang adalah penyebab lainnya dari sifat perfeksionis.

    Orang dengan sifat perfeksionisme cenderung hipersensitif terhadap kebutuhan dan preferensi orang di sekitarnya. Mereka juga memiliki ketakutan berlebih akan mengecewakan atau menurunkan harapan orang lain.

    Hal ini dapat mengembangkan hubungan yang tidak sehat dan kodependen di mana mereka mengabaikan kepentingan diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

    4. Pengalaman yang kurang baik

    Hal terakhir yang dapat menyebabkan sifat perfeksionis adalah pengalaman yang kurang baik.

    Aspek satu ini bisa hadir selama seseorang berinteraksi dengan lingkungan sosial atau keluarganya.

    Sebagai contoh, dalam lingkungan keluarga, sifat perfeksionis timbul karena anak selalu dibandingkan dengan kelebihan saudaranya.

    Hasil dari pengalaman buruk ini merupakan kecenderungan untuk merasa insecure dan enggan menerima hasil kerja yang terlihat kurang sempurna.

    Cara Mengatasi Sifat Perfeksionis

    Nah, setelah membaca definisi dan karakteristiknya, jelas bahwa sifat perfeksionis yang berlebihan tidak bisa kamu pertahankan.

    Oleh karena itu, kamu juga perlu tahu cara-cara terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut.

    Kira-kira, seperti apa cara yang ampuh untuk mengatasi sifat perfeksionis? Berikut adalah penjelasannya sesuai ujaran Oregon Counseling.

    • Coba lebih sadar akan kemampuan diri sendiri.
    • Hargai setiap hasil positif yang kamu raih.
    • Membuat kesalahan itu wajar.
    • Tetapkan cita-cita yang lebih masuk akal.
    • Pelajari cara menerima kritik yang baik.
    • Turunkan tekanan yang kamu berikan pada diri sendiri.
    • Coba lebih fokus pada proses ketimbang hasil akhir.

    Baca Juga: 4 Ciri Victim Mentality di Tempat Kerja, Apakah Kamu Mengalaminya?

    Itulah pemaparan Glints mengenai definisi, karakteristik, dan cara mengatasi sifat perfeksionis.

    Intinya, perfeksionis adalah suatu sifat yang dapat merugikanmu bila tidak dapat dikelola dengan baik.

    Apabila kamu merasa memiliki karakteristik dari sifat ini, coba atasi dengan tips-tips yang sudah Glints paparkan di atas, ya.

    Nah, selain penjelasan di atas, kamu bisa dapatkan informasi serupa dan banyak manfaat lainnya di Glints Blog.

    Di kanal Skills Profesional, ada banyak jenis skill yang perlu kamu tahu untuk meningkatkan kariermu.

    Yuk, cek berbagai artikelnya di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.3 / 5. Jumlah vote: 18

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait