Pro dan Kontra Menjadi Karyawan Ambisius

Diperbarui 29 Jul 2022 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Di benak orang awam, sifat ambisius selalu dipandang sebagai sifat yang negatif. Sifat ini sering dipersepsikan sebagai sifat yang membuat seseorang ingin selalu memenangi segalanya, sehingga membuat mereka menghalalkan segala cara, termasuk menjatuhkan teman mereka atau mungkin menjual harga dirinya sendiri.

    Baca Juga: Tips Menemukan Motivasi Kerja Keras Ketika Bos Kamu Menyebalkan
     

    Persepsi tentang sifat ambisius tersebut juga masih melekat di benak sebagian pekerja kantoran. Tak jarang, sifat satu ini sering dihindari oleh para pekerja, dan bahkan dianggap haram dan tabu untuk dimiliki. Lantas, betulkah sifat ambisius itu buruk dimiliki oleh seorang pekerja? Atau, justru malah sebaliknya? Kalau kamu mau tahu apa jawabannya, yuk simak saja pemaparan di bawah ini!

    Menjadi Pekerja Ambisius di Kantor Itu Tak Salah, Akan Tetapi…

    ambisius

    Sebetulnya, tak ada yang salah bila seorang pekerja memiliki sifat ambisius. Menurut situs Mitrefinch, sebagian perusahaan mengatakan kalau sifat ambisius adalah sifat yang ingin mereka lihat dari para pekerjanya. Pasalnya, pekerja yang memiliki sifat ini adalah pekerja yang selalu siap menghadapi tantangan dan mau menerima segala risiko yang ada. Pekerja kantoran yang memiliki sifat ini juga dianggap mampu memenuhi segala tujuan perusahaan, serta dapat menyelesaikan segala proyek dalam kurun waktu tertentu.

    Menurut CEO Amazon, Jeff Bezos (yang dikutip dari Mitrefinch), sifat ambisius pada seorang pekerja dapat menjadi alat motivasi yang efektif bagi si pekerja, utamanya dalam meningkatkan performa kerjanya. Seorang pekerja yang ambisius akan memiliki kinerja yang baik, produktif, dan dapat meningkatkan level perusahan ke tingkat yang lebih baik.

    Hanya saya, sifat ambisius yang kamu miliki sebagai pekerja akan menjadi masalah, apabila:

    Sifat Ambisius pada Dirimu Membuatmu Mengambil Terlalu Banyak Pekerjaan

    Saking tingginya sifat ambisius di dalam dirimu, tanpa sadar kamu sering mengambil terlalu banyak pekerjaan. Dan nahasnya, banyaknya pekerjaan yang kamu ambil itu justru di luar job desc dan posisi yang kamu emban sama sekali. Ini tentu sangatlah membahayakan. Selain membuatmu jadi overload karena terlalu banyak pekerjaan, hal itu juga akan membuatmu dicap sebagai si oportunis oleh bos atau rekan-rekan kerjamu.

    Membuatmu Jadi Terlalu Ikut Campur Pekerjaan Rekanmu

    Selain membuatmu jadi terlalu banyak pekerjaan, sifat ambisius juga tak jarang membuatmu merasa menjadi “si orang penting.” Perasaan tersebut membuatmu ingin selalu melakukan sejumlah hal yang membuat statusmu sebagai “si orang penting” kian diakui. Salah satunya adalah terlalu ikut campur dengan pekerjaan rekan kerjamu.

    Sebetulnya tak salah kalau kamu ikut campur pekerjaan temanmu. Asal, kamu memang betul-betul dilibatkan dalam pekerjaan tersebut. Atau, kamu dimintai bantuan dan saran secara langsung dari rekanmu itu. Yang menjadi masalah adalah ketika kamu ikut campur (bahkan terlalu berlebihan) soal pekerjaan yang sedang dikerjakan rekanmu, sedangkan kamu tidak terlibat sama di pekerjaan itu sama sekali.

    Misalnya: dengan memberikan saran pada rekan kerjamu, padahal dia tidak memintanya; atau sok-sokan mengkritisi pekerjaan rekanmu, kendati tidak diminta sama sekali.

    Mungkin kamu mengira kalau hal itu membuatmu menjadi terlihat hebat dan penting di hadapan rekanmu. Padahal hal itu akan membuatmu terlihat menyebalkan dan sok di hadapan rekanmu (dan mungkin saja bosmu).

    Terlalu Berlebih, dan Membuatmu Selalu Show Off di Berbagai Kesempatan

    Seperti yang sudah dibilang di poin sebelumnya, kalau sifat ambisius yang berlebih akan membuatmu merasa sebagai “si orang penting.” Selain membuatmu merasa penting dan harus selalu terlibat dalam urusan semua orang, perasaan tersebut juga akan membuatmu jadi terlalu pandir dan merasa layak untuk diperhatikan. Dampaknya, kamu pun merasa bahwa kamu wajib show off di hadapan rekan dan bosmu di berbagai kesempatan.

    Misalnya saja saat rapat di kantormu. Bila sifat ambisius dalam dirimu berlebih, maka kamu akan show off di depan peserta rapat lainnya dengan sejumlah cara. Contohnya: terlalu banyak berbicara saat tengah melakukan presentasi di depan peserta raat lainnya; terlalu banyak memotong pembicaraan peserta lain; atau mengkritik pendapat peserta rapat lain dengan nada merendahkan.

    Tentu hal itu sangatlah negatif. Dan tentu saja, terasa menyebalkan bagi orang yang melihatnya. Akibatnya, reputasi dan attitude kamu di mata sesama rekan dan bos pun jadi kian jelek.

    Lantas, Apa yang Harus Dilakukan?

    ambisius

    Dari pemaparan sebelumnya, kita bisa simpulkan kalau sebetulnya sifat ambisius itu baik. Namun, akan sangat berbahaya bila sifat ambisius tersebut sudah berlebih dan membuatmu melakukan sejumlah perilaku negatif. Lantas, apa yang harus dilakukan?

    Sebetulnya, hanya satu cara saja yang bisa kamu lakukan, yaitu: mengendalikan sifat ambisius di dalam dirimu. Mengendalikan sifat ambisius (terutama bagi seorang pekerja di kantor) bisa dilakukan dengan sejumlah langkah. Adapun sejumlah langkah tersebut adalah:

    Tahu batasan diri

    Setiap manusia punya batasan dalam dirinya. Sayangnya, hal ini kadang sering dilupakan, apalagi saat sifat ambisius sedang tinggi-tingginya. Kalau kamu ingin mengendalikan sifat ambisius dalam dirimu, maka mengetahui batasan diri menjadi hal yang wajib dilakukan.

    Dengan mengetahui batasan diri, kamu jadi lebih sadar bahwa kamu punya sejumlah kekurangan dan keterbatasan. Sehingga, kamu sadar bahwa tak semua pekerjaan bisa kamu lakoni; bahwa kamu tak bisa selalu terlibat dalam semua pekerjaan rekanmu; dan bahwa kamu tak berhak menganggap dirimu sebagai “si orang penting.”

    Mengetahui batasan diri juga akan membuatmu lebih mampu mengarahkan sifat ambisius yang kamu punya ke hal-hal yang bisa kamu kerjakan. Misalnya: ke target pekerjaan yang harus kamu selesaikan; ke mimpi atau cita-cita yang hendak kamu wujudkan; dan ke hal-hal lainnya yang sejenis.

    Menyadari bahwa kamu bekerja tidak sendiri dan bukan untuk tujuan pribadi

    Ini adalah langkah lain yang bisa kamu lakukan, agar sifat ambisiusmu sebagai pekerja tidaklah berlebih. Di perusahaan, kamu akan bekerja bersama sesama rekan pekerja lain, dan juga bersama dengan sejumlah atasan. Di tempatmu bekerja, mewujudkan tujuan perusahaan adalah hal yang sangat penting dan harus dijunjung semua pekerja, termasuk dirimu.

    Dengan menyadari hal tersebut, sifat ambisiusmu sebagai pekerja bisa kamu kontrol. Selain itu, kamu pun akan jadi lebih rendah hati dan lebih mementingkan kepentingan perusahaan di atas kepentingan atau tujuan pribadimu.

    Demikianlah pembahasan soal baik atau burukkah sifat ambisius, terutama bagi para pekerja kantoran. Dari pemaparan di atas, kita bisa simpulkan kalau sifat ambisius bukanlah suatu hal yang buruk untuk dimiliki, utamanya bagi seorang pekerja kantoran. Selama tidak belebihan dan bisa dikendalikan dengan baik, bukan tak mungkin sifat tersebut bisa memberi dampak positif bagi si pekerja, dan perusahaan tempat dia bekerja.

    Baca Juga: Mengenal Beberapa Jenis Startup yang Ada di Indonesia
     

    Kamu sedang berambisi bekerja di perusahaan baru? Kalau ya, yuk langsung sign up di laman Glints dan temukan pekerjaan impianmu di sana!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 1

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Comments are closed.

      Artikel Terkait