7 Tanda Seseorang Alami Superiority Complex, Apakah Kamu Termasuk?

Diperbarui 27 Jul 2023 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Pernahkah kamu bertemu dengan rekan kerja toxic yang merasa lebih hebat dari orang lain? Bila pernah, mungkin ia mengalami gejala superiority complex.

    Masalah ini kerap ditemukan pada lingkungan yang penuh dengan persaingan, seperti institusi pendidikan dan tempat kerja.

    Meskipun terlihat wajar, kondisi tersebut sebenarnya merupakan gejala masalah mental yang cukup membahayakan bagi pengidap dan orang di sekitarnya.

    Nah, untuk mengenal serba-serbi superiority complex lebih jauh, yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

    Baca Juga: Menghadapi Rekan Kerja yang Keras Kepala? Pahami 5 Tips Ini

    Apa Itu Superiority Complex?

    superiority complex adalah

    © Freepik.com

    Disadur dari laman Healthline, superiority complex adalah sebuah perilaku yang terbentuk karena seseorang merasa lebih hebat daripada orang di lingkungan sekitarnya.

    Meski sejatinya, kondisi ini terbentuk karena adanya perasaan insecure dan masalah kepercayaan diri.

    Perilaku superior yang ditunjukkan hanyalah sebuah cara untuk menghilangkan perasaan-perasaan tersebut.

    Maka, ketika seseorang memperlihatkan tanda-tanda superiority complex, sebenarnya mereka hanya merasa terancam.

    Mereka khawatir bahwa orang-orang di sekitarnya bisa menganggap mereka lemah dan inferior.

    Umumnya, kondisi ini muncul dan berkembang di usia lima hingga 12 tahun. 

    Gejala Superiority Complex

    superiority complex

    © Freepik.com

    Alih-alih memilih untuk berbaur dengan lingkungannya, orang yang memiliki superiority complex justru merasa perlu mengimbangi kekurangan mereka.

    Sering kali, mereka akan menunjukkan sikap angkuh dan tidak ramah yang bisa menyakiti orang lain.

    Bila hal seperti ini terjadi di kantor, suasana lingkungan kerja pastinya menjadi toxic dan tidak nyaman untuk para pekerja lainnya.

    Nah, kira-kira, seperti apa gejala yang dimiliki orang dengan superiority complex? Berikut adalah penjelasan singkatnya.

    1. Selalu mencari validasi

    Menurut Bustle, selalu mencari validasi merupakan ciri-ciri utama dari orang yang mengidap superiority complex.

    Dengan adanya validasi, orang tersebut akan merasa puas dan nyaman.

    Sayangnya, satu ucapan validasi tidak akan cukup. Mereka membutuhkannya setiap saat. Hal ini terjadi karena perasaan inferior yang ia rasakan secara terus menerus.

    Baca Juga: Sulit Akur dengan Rekan Kerja yang Pasif Agresif? Ini Cara Menghadapinya

    2. Tidak mengakui kesalahan

    Biasanya, pengidap superiority complex tidak akan mengakui kesalahan mereka.

    Umumnya, hal ini terjadi karena mereka merasa dirinya harus terlihat sempurna di mata orang lain.

    Bila ada suatu kekeliruan, mereka tidak akan menganggapnya nyata dan justru menyalahkan orang lain.

    3. Egois dan besar kepala

    Seperti yang sudah Glints jelaskan, sifat ini bisa terjadi karena adanya perasaan inferiority complex yang disembunyikan.

    Nah, melansir Tripboba, perasaan inferior ini perlu ditutup dengan cara membanggakan diri hadapan orang lain.

    Biasanya, pencapaian sekecil apa pun bisa menjadi bahan perbincangan bagi pengidap gangguan ini.

    Mereka juga cenderung egois dan kerap tidak menghiraukan pendapat orang lain ketika ada sebuah diskusi.

    4. Sering membandingkan diri dengan orang lain

    Gejala berikutnya yang menggambarkan orang dengan superiority complex adalah kerap membandingkan diri dengan orang lain.

    Perilaku ini timbul karena mereka membutuhkan kejelasan mengenai kemampuan mereka.

    Saat melakukannya pun mereka tidak akan pernah merasa cukup baik, sehingga akan dilakukan secara terus menerus sampai kelak merasa puas.

    5. Mood swings

    Dilansir dari Bustle, perilaku ini terbentuk karena pengidap akan terus bergelut dengan dua kepribadian yang berbeda, yakni dorongan inferiority dan superiority complex.

    Mereka bisa merasa sangat inferior, tetapi dapat berubah dalam sesaat dan merasa diri paling superior.

    6. Sering membicarakan diri sendiri

    Gejala satu ini cukup sering ditemukan pada pengidap superiority complex.

    Bagaimana tidak? Pengidapnya kerap membicarakan diri mereka sendiri agar mereka bisa merasa puas dan berkuasa.

    Mereka merasa bahwa orang lain perlu mengetahui identitas dan kemampuan mereka. Hasilnya, setiap perbincangan akan menjadi ajang untuk menceritakan prestasi pribadi.

    7. Merasa perlu memiliki segalanya

    Ciri terakhir dari orang yang mengidap superiority complex adalah merasa perlu memiliki segalanya.

    Sifat seperti ini cenderung berkembang saat pengidap masih kanak-kanak. Orang tua mereka tidak menghargai prestasi yang diraih, dan justru, sebagai gantinya, pengidap dibelikan barang-barang mewah.

    Hasilnya, kebanyakan pengidap merasa bahwa kebahagiaan akan timbul jika mereka bisa mendapatkan barang-barang termewah.

    Dalam dunia kerja, barang mewah ini bisa berupa jabatan atau gaji besar.

    Cara Mengatasi Superiority Complex

    superiority complex adalah

    © Freepik.com

    Meskipun terlihat menyebalkan, kondisi superiority complex bisa terjadi pada siapa pun, termasuk diri kamu sendiri.

    Nah, oleh karena itu, kamu juga perlu tahu cara-cara terbaik kiat mengatasi permasalahan psikis tersebut.

    Seperti apa cara-cara yang ampuh untuk mengatasi superiority complex? Melansir Inc dan Harley Therapy, berikut adalah penjelasannya:

    • Hargai kelebihan dan pencapaian rekan kerja di kantor
    • Ketahui bahwa kelebihanmu juga bisa menjadi kekurangan
    • Mulai menyadari kesalahan dan terima pendapat rekan kerja
    • Secara perlahan, lontarkan apresiasi terhadap rekan kerja
    • Bila tidak berhasil, segera konsultasi dengan profesional

    Baca Juga: Merasa Depresi Saat Bekerja? Ini yang Harus Kamu Lakukan

    Sejatinya, superiority complex adalah sebuah kondisi yang hadir karena adanya perasaan inferior.

    Terbentuk sejak usia dini, gangguan mental ini biasa ditemukan dalam lingkungan persaingan.

    Kendati demikian, meskipun terlihat menjengkelkan, kamu harus tetap sabar dan berperilaku profesional.

    Nah,  sebenarnya, masih banyak jenis masalah psikis di tempat kerja yang perlu kamu ketahui.

    Penting untuk menjaga kesehatan mental dengan menghindari hal-hal yang membuat stres dan tidak nyaman.

    Untuk melakukannya, Glints punya ragam artikel informatif dan bermanfaat untuk kamu.

    Yuk, dapatkan ragam artikel seputar kesehatan mental dengan klik di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.3 / 5. Jumlah vote: 7

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait