Apakah Menjadi Perfeksionis Menghalangi Kariermu?

Diperbarui 07 Jun 2022 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Bagi siapapun, terutama orang yang sudah bekerja, sifat perfeksionis seringkali dianggap sebagai sifat positif yang harus dimiliki. Dengan memiliki sifat ini, ada harapan bahwa segala pekerjaan bisa diselesaikan dengan sempurna tanpa cela, dan tentu memberikan hasil yang lebih baik pula. Uniknya, sifat perfeksionis yang kerap dianggap baik ini ternyata bermata dua. Meskipun sepintas terlihat sebagai sifat yang positif, namun nyatanya sifat perfeksionis juga bisa berdampak negatif, terlebih bagi kemajuan karier dan perkembangan dirimu.

    Baca Juga: Seperti Apa Jenis Pekerjaan yang Cocok Dengan Kepribadianmu?

    Alasan Mengapa Sifat Perfeksionis dapat Menjadi Kekurangan dalam Dirimu

    menjadi perfeksionis menghalangi karier

    © Pexels.com

    Tanpa disadari, kamu yang terlalu gila akan kesempurnaan ternyata bisa melewatkan banyak kesempatan yang merugikan dirimu sendiri. Dirangkum dari The Muse, berikut 5 alasan mengapa sifat perfeksionis justru bisa menjadi kekurangan terbesar dalam dirimu.

    1. Menghentikan dirimu untuk mencoba hal baru

    Seorang perfeksionis biasanya ingin melakukan hal yang sudah dikuasai dengan sempurna. Sifat ini justru mencegah mereka untuk mencoba hal baru yang belum dikuasainya, karena mereka tidak ingin memberikan hasil tidak memuaskan. Bisa dibayangkan, hal ini bisa menjadi penghalang terbesar untuk mencoba hal-hal baru dan melihat kesempatan untuk berkembang. Dengan demikian, kemampuanmu pun akan menjadi terbatas.

    2. Terlalu fokus pada hal yang “tidak penting”

    Menyiapkan presentasi untuk meeting bisa seribu kali menjadi lebih sulit apabila kamu juga mempertimbangkan hal-hal kecil yang sebenarnya bisa dikatakan tidak terlalu penting. Misalnya saja jenis tulisan atau warna yang akan digunakan pada slide presentasi. Salah satu kerugian terbesar yang dirasakan oleh perfeksionis, yaitu banyak membuang waktu untuk mengurus detail minor yang bahkan tidak berdampak langsung pada hasil akhir. Alih-alih berfokus pada hal yang lebih penting, berbagai detail yang insignifikan ini justru malah memakan waktumu untuk menyelesaikan hal lain atau bersosialisasi dengan rekan kerja.

    3. Tak pernah merayakan kesuksesan

    Selain lelah secara fisik, perfeksionis juga menguras energimu secara emosional dan mental. Umumnya, setelah berkutat dengan satu project hingga dirasa sempurna, tidak ada banyak waktu bagi seorang perfeksionis untuk bisa beristirahat dan menapaki kembali hasil dan prestasi yang sudah diraih. Selesai satu pekerjaan, akan ada pekerjaan lain yang sudah menunggu untuk diselesaikan. Parahnya lagi, orang yang perfeksionis juga seringkali sulit untuk menilai kesuksesannya sendiri, karena kerap tidak merasa puas dengan hasil yang sudah dikerjakan. Sungguh melelahkan, bukan?

    4. Tidak disukai oleh orang lain

    Satu hal yang perlu diketahui oleh seorang perfeksionis yaitu tidak semua rekan kerjamu memiliki ekspektasi dan standar yang sama. Terlebih lagi jika mengingat bahwa seringkali standar yang kamu buat sudah terlalu tinggi alias sempurna. Kebanyakan perfeksionis menginginkan ekspektasinya terpenuhi, dan tak jarang menjadi control freak yang malah mengganggu bagi orang lain. Dampaknya, tidak perlu heran jika seorang perfeksionis biasanya tidak disukai oleh rekan kerjanya sendiri.

    5. Terus merasa kecewa

    Satu hal yang perlu diingat: Tidak ada hal yang sempurna di dunia ini. Bukan berarti kamu harus bekerja sembarangan dan asal-asalan, namun tidak ada alasan untuk terus mengejar kesempurnaan sampai kamu merasa stres. Apalagi sebagai seorang perfeksionis , kamu sendiri tidak pernah puas dengan hasil sebagus apapun dan merasa kecewa terus menerus.

    Sifat Perfeksionis dalam Bidang Kreatif: Menghambat Kreativitas dan Produktivitas

    menjadi perfeksionis menghalangi karier

    © Pexels.com

    Dalam bidang kreatif, seorang kreator seringkali merasa tidak cukup bagus dan puas akan hasil kerjanya. Baik itu seorang penulis atau designer, tugas seorang kreator adalah membuat konten dengan konsisten dan disiplin. Mengutip artikel Zaid Dahhaj yang dipublikasikan di Medium, sifat perfeksionis justru menghalangi para kreator untuk percaya diri dan produktif dalam berkarya. Sedangkan percaya diri merupakan modal utama agar siapa pun bisa menghasilkan karya sebaik mungkin.

    Tips Menghilangkan Sifat Perfeksionis

    Memulai sesuatu yang baru

    Jangan buru-buru menolak kesempatan baru ketika kamu tahu bahwa kamu tidak akan bisa menyelesaikannya dengan sempurna. Lakukan hal-hal baru, dan jika memang tidak cukup sempurna di matamu, setidaknya kamu sudah mencoba. Ingat bahwa kamu selalu bisa memperbaiki pekerjaanmu, dan yang terpenting, kamu sudah berusaha melangkah ke jalan yang baru dan menikmati prosesnya.

    Belajar memaklumi kesalahan

    Setiap pekerjaan yang dilakukan pasti membutuhkan suatu proses untuk bisa mencapai hasil akhir. Mulai dari hal-hal sederhana seperti belajar memasak atau menulis buku novel, semua pasti harus melalui proses. Nah, satu hal yang perlu kamu sadari bahwa di awal proses, sangat wajar apabila hasilnya belum sempurna. Karena itu, sebaiknya kamu tidak buru-buru merasa gagal. Terus kerjakan apa yang perlu kamu kerjakan selanjutnya, daripada terus menengok ke belakang dan fokus pada ketidaksempurnaan.

    Buat ekspektasi yang realistis

    Usahakan untuk selalu membuat tujuan-tujuan kecil sebelum fokus pada tujuan besar. Bisa dipahami apabila kamu ingin project-mu menjadi project terbaik di tahun ini. Tipsnya, pecahkan tujuan akhirmu ke dalam tujuan-tujuan kecil dalam bentuk daftar hal yang perlu diseselesaikan. Tanpa disadari, kamu akan tiba di tujuan akhir sambil menikmati setiap milestone yang kamu lewati dalam prosesnya.

    Belajar mencintai prosesnya

    Ada saatnya kamu kehabisan ide, ada saatnya kamu harus mengulang pekerjaanmu. Apapun itu, belajarlah untuk mencintai prosesnya. Semua hal yang kamu lalui pada akhirnya akan berkontribusi pada perkembangan dirimu, entah itu untuk menambah skill baru ataupun untuk meningkatkan skill yang sudah kamu kuasai. Kesimpulannya, jangan sampai sifat perfeksionis menghambat dirimu untuk berkarya, baik secara pribadi ataupun dalam lingkup pekerjaan.

    Baca Juga: Apakah Kamu Sudah Bisa Membedakan Kebutuhan dan Keinginan?

    Kamu yang ingin berkarya dan berkontribusi di tempat kerja idaman, yuk cari berbagai peluang bekerja di Glints! Caranya mudah, cukup sign up dan lamar langsung ke ratusan lowongan yang ada!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Comments are closed.

      Artikel Terkait