People Pleaser: Definisi, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Isi Artikel
People pleaser adalah salah satu karakteristik seseorang yang juga mudah kita temui di tempat kerja.
Sayangnya, karakter yang satu ini tak selalu memberi dampak baik bagi diri sendiri.
Apakah kamu sering merasa seperti ini? Jika iya, apa itu tandanya kamu seorang people pleaser? Bagaimana cara mengatasi kondisi ini?
Jangan khawatir, Glints sudah menyiapkan penjelasan lengkap seputar ciri people pleaser dan cara mengatasinya, hanya untukmu.
Yuk, simak lebih lanjut!
Definisi People Pleaser
People pleaser adalah orang yang merasa tidak enak dengan orang lain dan selalu harus memenuhi ekspektasi mereka.
Dalam kesehariannya, orang yang memiliki karakteristik ini hanya memikirkan bagaimana cara melakukan ini-itu untuk orang lain, bukan diri sendiri.
Meski bersikap saling menghargai satu sama lain adalah hal yang positif, karakter yang satu ini cenderung terlalu menghargai orang lain dan sama sekali tidak menghargai dirinya sendiri.
Baik dalam kehidupan pribadi maupun karier, orang dengan karakter ini biasanya mengalami kesulitan untuk mencapai tujuannya.
Ciri-Ciri People Pleaser
Berikut adalah ciri-ciri people pleaser, disarikan dari Psychology Today.
1. Selalu terlihat setuju dengan pendapat orang lain
Apakah kamu sering terlihat setuju dengan pendapat orang lain, padahal sebenarnya tidak?
Dalam bersosialisasi, skill ini sebenarnya sangat baik karena tandanya kamu bisa menghargai pendapat orang lain.
Hal ini jadi bermasalah ketika kamu bilang setuju padahal tidak karena ingin disukai, bukan karena ingin menghargai orang tersebut.
2. Merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain
Ketika hampir selalu merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain, tandanya kamu merupakan seorang people pleaser.
Ini biasanya yang menjadi penyebab mereka merasa harus selalu ada untuk orang lain. Sebab, mereka pikir perasaan orang lain bergantung pada dirimu.
Padahal, setiap orang bertanggung jawab atas perasaannya sendiri.
3. Terlalu sering meminta maaf
Ciri lain yang menunjukkan bahwa kamu seorang people pleaser adalah terlalu sering meminta maaf.
Biasanya, orang terus-menerus memohon maaf dikarenakan mereka penuh dengan rasa bersalah, menyalahkan diri sendiri, dan takut disalahkan.
4. Rela melakukan apa pun
Meskipun setiap orang bebas ingin melakukan apa saja kapan pun juga, people pleaser biasanya mengikuti orang lain.
Pernahkah kamu melakukan sesuatu, karena kamu pikir orang lain ingin kamu melakukannya?
Jika iya, itu adalah salah satu tanda yang harus diwaspadai.
5. Tidak bisa berkata “tidak”
Sebagai people pleaser, ciri lain yang sering terlihat adalah tidak bisa berkata “tidak”.
Hal ini bisa ditunjukkan dengan selalu ada dan mengerjakan apa pun itu meskipun tidak mau, atau justru mencari berbagai macam alasan agar tidak harus melakukannya.
Diberi pekerjaan di luar job desc, di luar jam kerja? Mereka akan rela-rela saja melakukannya, karena merasa tidak bisa menolak perintah dari atasan.
6. Haus akan pujian
Ciri lain dari people pleaser adalah mereka haus akan pujian dan harus selalu mendapat validasi atau pengakuan dari orang lain.
Misalkan, kamu menyelesaikan pekerjaanmu dengan baik seperti biasa.
Jika tidak diberi pujian oleh atasan atau siapa pun yang pendapatnya diharapkan, kamu bisa saja tiba-tiba merasa tidak berharga maupun percaya diri.
Meskipun pekerjaan sudah bagus, mereka akan membutuhkan validasi dari orang-orang tertentu.
7. Selalu menghindari perselisihan
Ciri berikutnya adalah kamu selalu menghindari perselisihan.
Ketika ada yang melakukan kesalahan di kantor, kamu tidak menegur rekan kerja tersebut hanya karena tidak ingin menimbulkan konflik.
Padahal, di dalam hati kamu tahu betul bahwa apa yang orang tersebut lakukan salah.
8. Merasa bersalah ketika marah ke orang lain
Ketika orang lain bersikap buruk dan menyakitimu, merasa marah adalah suatu hal yang normal.
Namun Social Self menyebutkan, seorang people pleaser merasa bersalah ketika memiliki perasaan marah ke orang lain meski hal tersebut adalah sesuatu yang harus ia lakukan.
Karena, ia sudah terbiasa merasa bertanggung jawab supaya menjaga orang lain tetap senang meski untuk mencapai hal tersebut mereka menyakiti dirinya.
9. Tidak mengakui perasaan sendiri ketika merasa tersakiti
Ciri lain dari orang bertipe ini adalah tidak mau mengakui perasaannya sendiri terlebih saat merasa tersakiti akibat perbuatan orang lain.
Sehingga, ia akan cenderung menerima perbuatan buruk dari orang sekitarnya karena merasa hal tersebut bisa menyenangi orang lain.
10. Merasa bersalah ketika membuat batasan
Mengutip Choosing Therapy, seorang people pleaser juga akan merasa bersalah ketika membuat batasan diri.
Karena, ia merasa orang lain membutuhkan dirinya dibandingkan diri sendiri. Sehingga, ia tidak membuat batasan karena ingin selalu bisa membantu orang lain.
Tentu, hal ini akan menyebabkannya kesulitan berkata “tidak” ke orang lain, seperti yang telah disebutkan di atas.
Penyebab People Pleasing
Seseorang dapat menjadi people pleaser karena adanya berbagai faktor penyebab. Yang mana beberapa penyebabnya menurut Medical News Today adalah sebagai berikut.
- Self-esteem yang rendah: Seseorang yang memiliki self-esteem rendah akan merasa kebutuhannya tak penting. Sehingga, mereka akan kurang mementingkan dirinya sendiri. Mereka juga akan merasa kehilangan tujuan jika tak bisa membantu orang lain.
- Anxiety: Seseorang juga akan berusaha menyenangkan orang lain karena merasa khawatir dan takut tak bisa cocok atau bahkan ditolak oleh lingkungan sekitarnya.
- Adanya rasa takut pada konflik: Seseorang yang takut terhadap konflik atau merasa harus menghindarinya akan melakukan people pleasing demi mencegah terjadinya hal tersebut.
- Gangguan kepribadian: Kesehatan mental seseorang juga dapat mengakibatkan dirinya melakukan people pleasing. Sebagai contoh, seseorang yang mengidap DPD (dependent personality disorder) membuat dirinya sangat bergantung pada orang lain untuk mendapat bantuan dan persetujuan dari mereka.
- Trauma: Beberapa orang juga akan melakukan people pleasing sebagai responsnya terhadal hal-hal yang dianggap traumatis. Misalkan, seseorang yang trauma karena pernah dimarahi atasannya bisa saja akan berusaha menyenangkan atasannya demi keberlangsungan kariernya.
Dampak Negatif Menjadi People Pleaser
1. Menyusahkan diri sendiri
Dampak negatif dari menjadi people pleaser yang pertama adalah tentunya dapat merepotkan diri sendiri.
Karena tidak enak menolak permintaan seseorang, kamu biasanya akan memaksakan diri untuk menerima apa pun yang diminta oleh orang lain.
Padahal, workload di tempat kerjamu sudah sangat menumpuk, misalnya.
2. Sering merasa tertekan dan tidak bahagia
Jauh dari lubuk hati terdalam, kamu pasti terpaksa dan tidak senang dengan keputusan yang kamu ambil.
Namun, rasa tidak enak kepada orang lain mengalahkan itu semua.
Padahal, kamu juga terkadang harus mengutamakan dirimu sendiri dibanding orang lain. Jika bukan kamu yang akan menghargai diri sendirimu, lalu siapa lagi?
3. Rentan mengalami burnout
Dilansir dari Healthline, menjadi people pleaser dapat membuatmu merasa stres, burnout, atau bahkan depresi dan tidak puas dengan diri sendiri.
Bila sudah terjadi, persoalan di atas tidak dapat diatasi semudah membalikkan telapak tangan, apalagi ketika sudah mulai mempengaruhi kesehatan fisikmu juga.
4. Mudah dimanfaatkan orang lain
Pengaruh selanjutnya terhadap hubungan interpersonal adalah kamu bisa saja dimanfaatkan.
Pasalnya, orang lain akan melihat dirimu yang cenderung selalu ada dan berkata iya untuk keperluan apa pun.
Sebaliknya, jika kamu bersikap tegas dalam mengatakan tidak, mereka pasti akan lebih segan dan tidak bisa memperlakukanmu sembarangan.
5. Lunturnya integritas
Sebagai people pleaser, satu hal yang sangat mungkin kamu lakukan adalah menutupi kebenaran agar perasaan orang lain terjaga dan menghindari konflik.
Selain itu, kamu juga mungkin akan merasa tidak enak ketika harus menegur seseorang yang salah.
Hal ini tentunya tidak baik untuk dilakukan, baik di lingkungan keluarga, pertemanan, apalagi lingkungan kerja.
Cara Mengurangi Sifat People Pleaser
Apabila sudah terlanjur memiliki sifat ini, bagaimana cara mengatasinya?
1. Belajar berkata tidak
Kamu bisa coba pelan-pelan, seperti belajar berkata tidak untuk hal-hal kecil dan berani mengungkapkan pendapatmu.
Awalnya, mungkin orang-orang yang selama ini memanfaatkanmu akan memberi reaksi negatif dan memanipulasi seakan-akan memprioritaskan dirimu sendiri adalah hal yang buruk.
Nah, jangan sampai kamu terjebak ke dalam manipulasi mereka, ya. Belajar untuk menolak sesuatu tetap dengan cara yang sopan.
2. Tingkatkan kepercayaan diri
Cara mengurangi karakter people pleaser selanjutnya adalah dengan meningkatkan kepercayaan diri.
Nah, untuk persoalan satu ini, ada banyak teknik dan strategi yang bisa kamu coba. Mulai dari ikut komunitas yang memiliki misi serupa, terapkan afirmasi positif setiap hari, dan lain sebagainya.
Selalu ingatkan pada diri sendiri bahwa kamu pasti memiliki nilai plus yang wajib dihargai oleh orang lain.
3. Selalu ingat dampak buruk yang akan terjadi
Cara yang paling efektif untuk menghilangkan suatu kebiasaan adalah dengan mengingat dampak buruk atau konsekuensi yang akan terjadi.
Terlalu sering terlambat kerja? Konsekuensinya adalah surat peringatan dan pemecatan.
Dengan terus mengingat konsekuensi tersebut, kamu pasti akan berusaha semaksimal mungkin agar tidak terlambat lagi.
4. Jangan ragu untuk meminta bantuan
Semua orang di dunia kerja memang pasti memiliki jobdesc-nya masing-masing. Kamu mungkin ragu untuk menolak permintaan atau meminta bantuan karena rekan kerjamu terlihat sudah cukup sibuk.
Padahal, bisa jadi mereka akan bersenang hati untuk membantumu.
Kalaupun ditolak, bukan berarti mereka akan selalu menolak selamanya. Mungkin saat itu workload-nya memang sudah terlalu banyak.
5. Bercerita dengan orang lain
Sudah mencoba berbagai cara namun masih belum efektif?
Coba cerita dengan orang-orang terdekat bahwa kamu saat ini sedang mengalami kesulitan untuk menghilangkan sifat people pleaser.
Siapa tahu mereka pernah mengalami hal serupa dan sudah berhasil menghilangkannya.
Jika masalah ini sudah sangat mengganggu ketenangan jiwamu, jangan ragu untuk cari bantuan profesional untuk berkonsultasi, ya.
Memang penting untuk memahami perasaan orang lain dan membuat impresi yang baik, tetapi bukan berarti kamu harus terus-terusan mengorbankan diri.
Selain masalah ini, pastinya ada banyak hambatan dan tantangan yang sering kamu temui di tempat kerja.
Nah, Glints Blog punya kategori khusus yang berisi artikel-artikel tentang tips tempat kerja, lho.
Jadi, kamu bisa temukan banyak tips bermanfaat untuk membantu mengatasi hambatan-hambatan tersebut, mulai dari masalah tentang komunikasi, burnout, rekan kerja dengan berbagai sifat, dan lain sebagainya.
Tertarik? Langsung saja klik link ini sekarang untuk temukan kumpulan artikelnya, ya!