7 Mitos tentang Olahraga dan Fakta Sesungguhnya

Tayang 27 Nov 2022 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Stereotip dan misinformasi yang sudah sering beredar akhirnya membentuk beberapa mitos tentang olahraga yang cukup menyesatkan.

    Mempercayai mitos-mitos di bawah ini tidak hanya dapat menurunkan efektivitas olahraga, tetapi juga membahayakan kesehatan.

    Supaya tidak terus-terusan keliru, ayo simak pembahasan lengkap dari Glints berikut ini!

    Baca Juga: 5 Aplikasi Olahraga yang Mudah Dilakukan di Rumah, Kamu Harus Coba!

    1. No pain no gain

    Kamu pasti sering mendengar ungkapan ini, terutama untuk hal-hal yang berkaitan dengan olahraga atau upaya menurunkan berat badan.

    Ungkapan ini seakan-akan menyampaikan pada kita bahwa jika ingin melihat hasil yang diinginkan, maka harus rela menerima apa pun risikonya termasuk rasa sakit pada tubuh.

    Faktanya, olahraga yang dilakukan dengan benar tidak akan menimbulkan rasa sakit.

    Bila kamu merasakan pegal-pegal setelah olahraga, hal tersebut sangatlah wajar dan akan hilang dengan sendirinya.

    Akan tetapi, jika setelah olahraga ada rasa sakit yang tak kunjung hilang, besar kemungkinannya kamu mengalami cedera. Jadi, segera konsultasikan pada dokter sebelum menyebabkan penyakit yang lebih serius.

    2. Jika timbangan tidak turun, berarti saya tidak berhasil diet

    Mitos tentang olahraga selanjutnya adalah bahwa satu-satunya indikator keberhasilan program weight loss atau fitness adalah timbangan berat badan yang berhasil turun.

    Padahal menurut Mayo Clinic, angka berat badan bukanlah merupakan representasi yang pas.

    Bisa saja kamu sudah berhasil mengurangi lemak tetapi juga berhasil membentuk otot di beberapa bagian tubuh.

    Kondisi ini bisa jadi membuat berat badanmu tidak berubah, namun bukan berarti kamu tidak berhasil mencapai progres yang baik.

    Selain itu, berat badan yang naik juga bukan berarti program workout-mu gagal, tetapi bisa saja ada faktor lain yang memengaruhinya, seperti waktu menimbang yang tidak konsisten.

    Untuk cara tracking progres yang tepat, sebaiknya kamu mengukur lingkaran perut, paha, atau lengan. Apabila mau mengukur berat badan, timbanglah di jam yang konsisten setiap harinya.

    3. Lari dapat merusak lutut

    Banyak orang yang takut untuk olahraga lari karena diketahui dapat merusak kesehatan lutut.

    Ketakutan ini bukan tidak berdasar karena lutut memang merupakan lokasi cedera yang paling banyak dialami oleh atlet lari. Namun, cara kerja lutut tidak sama dengan ban sepeda yang akan menipis seiring berjalannya waktu.

    Menurut Daniel Lieberman, seorang profesor dari Harvard University, justru olahraga lari telah terbukti menjaga kesehatan lutut dan mencegah penyakit lutut seperti osteoartritis sebagaimana dilansir dari The Guardian.

    Strategi untuk menghindari cedera lutut akibat olahraga lari adalah menerapkan teknik yang tepat dan jangan menaikkan intensitas di luar dari kemampuanmu.

    4. Kalau hari ini sudah olahraga, berarti saya boleh makan sembarangan

    Mitos tentang olahraga yang satu ini sudah jelas sekali sangat keliru, ya.

    Olahraga bukanlah kompensasi untuk pola makanmu yang tidak sehat.

    Apabila kamu masih sering makan junk food, ulta-processed food, dan sebagainya, waktu dan tenaga yang sudah dihabiskan untuk olahraga bisa saja percuma. Pasalnya, kamu tetap akan berisiko terkena penyakit.

    Apakah ini berarti bahwa lebih baik tidak olahraga sama sekali? Tentu tidak. Hal ini tetaplah lebih baik dari pada tidak olahraga sama sekali.

    Namun, poin ini harus bisa jadi pengingat bahwa dengan berolahraga bukan berarti kamu bisa merasa aman ketika mengonsumsi makanan yang kurang sehat secara terus menerus.

    Baca Juga: 8 Rutinitas Pagi untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja

    5. Stretching sudah pasti dapat mencegah cedera

    Meski stretching memang dapat membantu mempersiapkan otot untuk olahraga, tidak menjamin bahwa kamu pasti terlindung dari cedera.

    Masih ada penyebab lain yang dapat meningkatkan risiko cedera saat olahraga, seperti:

    • gerakan yang salah
    • mengulang gerakan yang sama dalam waktu yang lama
    • tidak mengambil jeda yang cukup
    • meningkatkan intensitas dan frekuensi di luar kemampuan

    Jadi, selain melakukan pemanasan sebelum olahraga, pastikan untuk menghindari hal-hal di atas untuk menghindari luka atau cedera.

    6. Jika saya tidak berkeringat banyak, berarti olahraganya belum cukup

    Mitos tentang olahraga yang satu ini mungkin jarang kamu dengar, tetapi secara tidak sadar sudah tertanam dalam diri sendiri.

    Produksi keringat ternyata bukanlah parameter sudah seberapa keras kamu berolahraga hari ini.

    Faktanya, produksi keringat dipengaruhi oleh banyak hal, mulai dari temperatur ruangan, kelembaban, dan apakah tubuhmu cukup terhidrasi atau tidak.

    Selain itu, beberapa tipe tubuh memang memungkinkan proses penyejukan yang lebih cepat.

    7. Olahraga yang berat pasti membuat otot lebih besar

    Sebagian kaum perempuan biasanya takut untuk melakukan olahraga yang berat karena khawatir tubuhnya menjadi lebih kekar.

    Padahal, tubuh perempuan memerlukan banyak sekali upaya untuk membentuk otot. Hal ini karena perempuan tentunya tidak memiliki hormon testosteron sebanyak laki-laki.

    Jadi, jangan takut untuk melakukan olahraga berat seperti angkat besi, barbel, dan lain sebagainya.

    Ingat, selalu sesuaikan dengan kemampuan diri sendiri dan olahragalah dengan pelatih atau personal trainer bila perlu.

    Baca Juga: 6 Gerakan Olahraga Mata yang Bantu Atasi Mata Lelah

    Demikian 7 mitos tentang olahraga yang wajib kamu ketahui. Jangan sampai keliru lagi, ya.

    Mau tahu lebih banyak tips tentang olahraga yang cocok bagi kaum pekerja? Yuk, baca lebih banyak artikel di Glints Blog!

    Pekerja pasti memiliki kesibukan dan situasi berbeda yang kadang mempersulit mereka untuk bisa rutin berolahraga.

    Nah, tips yang ada di Glints Blog memang dirancang khusus bagi kamu yang memiliki permasalahan seperti di atas.

    Tunggu apa lagi? Baca kumpulan artikelnya di sini sekarang juga! Gratis.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait