6 Mitos PPC yang Harus Kamu Tinggalkan agar Iklan Lebih Efektif

Tayang 29 Mar 2021 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Meskipun menjadi salah satu strategi paling efektif dalam digital marketing, rupanya masih banyak orang yang termakan dengan mitos dalam PPC (Pay-Per-Click).

    PPC sendiri digunakan untuk meningkatkan konversi pada website. Contohnya, meningkatkan traffic website yang lebih cepat hingga target yang lebih terfokus.

    Supaya usahamu melakukan strategi tersebut bisa membuahkan hasil yang maksimal, sebelumnya ketahui dulu apa saja mitos PPC yang perlu kamu hindari.

    Penasaran apa saja contoh mitosnya? Berikut ini rangkuman yang sudah Glints persiapkan untukmu.

    Baca Juga: 5 Mitos Social Media Marketing yang Wajib Ditinggalkan di 2021

    1. Tidak perlu melakukan PPC jika traffic organic website tinggi

    mitos ppc

    © Pexels.com

    PPC tidak perlu dilakukan saat website sudah memiliki traffic organic yang tinggi merupakan salah satu mitos dalam PPC yang paling umum.

    Meskipun strategi organic seperti SEO, media sosial, dan email berjalan dengan lancar bukan berarti kamu tidak perlu melakukan PPC.

    Menurut Forbes dengan melakukan PPC maka dapat meningkatkan peluang audiens melakukan konversi. Hal itu disebabkan PPC mendorong klik 1,5 kali lebih banyak dari traffic organic.

    Jadi, jika ingin bisnis lebih berkembang dengan pesat, tentunya kamu harus bisa memanfaatkan strategi SEO dan PPC dengan efektif.

    2. Biaya PPC terlalu mahal

    © Pexels.com

    Mitos dalam PPC yang satu ini pastinya juga sudah tidak asing lagi di telingamu, kan?

    Memang budget adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam PPC. Namun, bukan berarti biaya untuk melakukan strategi ini selalu mahal, lho!

    Search Engine Journal menyebutkan bahwa adanya perbedaan besar antara biaya yang didapatkan dan pengeluaran dapat membuat biaya PPC terlihat lebih tinggi.

    Itulah mengapa perlu dilakukan strategi PPC yang efektif agar iklan yang dilakukan dapat mendorong penjualan lebih tinggi.

    Jadi, hasil yang didapatkan dari melakukan PPC tersebut dapat menutupi biaya yang dikeluarkan untuk melakukan iklan.

    3. Hanya mengandalkan long-tail keyword

    pay per click

    © Pexels.com

    Long-tail keyword memang dapat lebih spesifik dan sesuai dengan jenis bisnis, produk, atau layanan.

    Selain itu, menggunakan long-tail keyword untuk PPC juga bermanfaat karena dapat menargetkan audiens dengan lebih spesifik. 

    Tentu saja hal itu juga memperbesar kemungkinan audiens akan melakukan konversi.

    Namun, rupanya terlalu mengandalkan long-tail keyword juga merupakan salah satu mitos PPC yang harus kamu hindari.

    Pasalnya, PPC juga dapat menggunakan short-tail keyword karena juga dapat memberikan dampak baik pada brand dan website.

    Dengan menggunakan short-tail keyword rupanya dapat membangun brand awareness. Meskipun audiens tidak mengklik iklan, tapi mereka akan melihat nama brand pada iklan yang tersebut.

    Baca Juga: Jangan Tertukar, Ini Letak Perbedaan antara PPC dan CPC

    4. PPC hanya digunakan untuk strategi jangka pendek

    mitos dalam ppc

    © Pexels.com

    Banyak orang berpikir bahwa PPC cocok sebagai strategi digital marketing untuk jangka pendek saja.

    Jadi, mereka umumnya hanya menggunakan PPC saat ingin mempromosikan penawaran atau campaign dalam waktu yang terbatas.

    Padahal menurut Hawksem, menggunakan PPC dalam jangka pendek hanya akan mengurangi keefektifan dari strategi tersebut.

    Hal itu disebabkan dengan memiliki iklan yang terus berjalan tentunya akan menghasilkan ROI (Return On Investment) yang tinggi bagi bisnis.

    5. Spot teratas paling menguntungkan

    mitos pay per click

    © Pexels.com

    Mendapatkan posisi teratas di SERP (Search Engine Results Page) memang baik untuk visibilitas, tapi tidak selalu baik untuk rasio konversi.

    Itulah mengapa kamu tidak perlu terlalu percaya pada mitos dalam PPC yang menyebutkan bahwa spot teratas pasti akan selalu menguntungkan.

    Seperti yang disebutkan oleh Relevance untuk mendapatkan spot teratas di SERP memerlukan lebih banyak budget dan hasilnya tidak selalu efektif.

    Pasalnya, tidak semua audiens akan mengklik iklan pertama yang ditemukannya karena mereka masih riset sebelum melakukan pembelian.

    Nah, jika kamu penasaran seperti apa tips dan trik saat melakukan PPC, sebaiknya jangan lewatkan kelas menarik yang ada di Glints ExpertClass.

    Di sana kamu akan mendapatkan banyak pengetahuan baru dari pakar yang sudah ahli di bidang digital marketing.

    Tertarik? Yuk, daftar kelasnya dengan klik banner di bawah ini, ya!

    6. Melakukan PPC akan segera mendapatkan hasil yang instan

    mitos yang harus dihindari

    © Pexels.com

    Mitos dalam PPC yang terakhir dalam daftar ini adalah hasil yang instan setelah membuat iklan.

    Dengan melakukan PPC memang traffic website bisa meningkat dengan tajam, tapi kamu tidak akan langsung mendapatkan hasil dengan instan.

    Tidak ada jaminan dengan melakukan PPC maka brand akan segera untung karena audiens pasti akan melakukan konversi.

    Supaya iklan bisa berjalan dengan efektif tentunya dibutuhkan trial and error. Hal itu berguna untuk mengetahui seperti apa keyword yang efektif hingga kisaran budget yang dibutuhkan dalam sekali iklan.

    Baca Juga: Strategi Digital Marketing yang Wajib Kamu Ketahui

    Itulah beberapa mitos dalam PPC yang perlu dipahami agar kamu tidak terjebak dalam anggapan yang kurang benar tersebut.

    Saat melakukan PPC memang ada banyak hal yang perlu diperhatikan mulai dari budget, keyword, hingga iklan yang akan ditampilkan pada SERP.

    Namun, bukan berarti kamu harus percaya dengan mitos-mitos di atas karena hal itu hanya akan membuatmu tidak berani mencoba mengeksplor lebih dalam soal PPC.

    Karena itu, jangan berhenti mencoba untuk mencari strategi yang paling efektif untuk melakukan iklan agar bisnismu dapat berkembang lebih pesat, ya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait