7 Manfaat Jagung: Jaga Kesehatan Mata & Lancarkan Pencernaan
Isi Artikel
Jagung merupakan biji-bijian yang memiliki beragam manfaat karena kandungan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan.
Jagung, yang belum diolah menjadi makanan olahan, seperti keripik (nacho), dipercaya dapat meningkatkan kesehatan mata dan pencernaan.
Dikutip dari Healthline, dalam 100 gram jagung rebus terdapat:
- 96 kalori
- 73 air
- 3,4 gram protein
- 21 gram karbohidrat
- 4,5 gram gula
- 2,4 gram serat
- 1,5 gram lemak
Sehingga menambahkan jagung dalam menu makan sehari-hari bisa jadi salah satu perlindungan pada tubuh dalam aktivitas.
Nah, apa saja kira-kira manfaat jagung? Simak selengkapnya di artikel Glints berikut ini, yuk!
Manfaat Jagung untuk Kesehatan
1. Membantu menjaga kesehatan mata
Jagung memiliki antioksidan yang disebut lutein dan zeaxanthin.
Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2018 menunjukkan bahwa antioksidan tersebut dapat membantu meningkatkan penglihatan dan menjaga kesehatan mata.
Antioksidan juga melindungi tubuh dari radikal bebas, molekul yang menyebabkan peradangan kronis, penyakit jantung, dan kondisi lainnya.
Tubuh memerlukan antioksidan agar tetap sehat, sehingga dapat melawan virus, bakteri, dan infeksi.
Nah, bagi kamu pekerja yang menghabiskan sebagia besar waktu bekerja di depan komputer, jagung bisa dijadikan pilihan menu makan sehat untuk meningkatkan kesehatan mata.
2. Mengontrol tekanan darah
3. Bebas gluten
Dikutip dari Medical News Today, meski jagung secara teknis adalah biji-bijian, tetapi makanan ini juga bebas gluten.
Sehingga, jagung menjadi pilihan yang aman bagi penderita penyakit celiac atau intoleransi gluten yang ingin menambahkan biji-bijian ke dalam menu makanan mereka.
4. Mencegah masalah pencernaan
Kandungan serat yang tinggi dalam jagung memberikan beragam manfaat bagi kesehatan.
Konsumsi serat yang cukup dapat meningkatkan pencernaan yang sehat dan melindungi tubuh dari masalah usus.
Salah satunya adalah penyakit divertikular, suatu kondisi yang ditandai dengan adanya peradangan di dinding usus besar.
Gejala utamanya meliputi kram, perut kembung, serta pendarahan dan infeksi, yang lebih jarang terjadi.
Sebuah penelitian yang dilakukan selama 18 tahun terhadap 47.228 pria menunjukkan bahwa popcorn sebenarnya dapat melindungi dari penyakit divertikular.
Pria yang makan popcorn paling banyak memiliki kemungkinan 28% lebih kecil untuk mengembangkan penyakit divertikular dibandingkan mereka yang memiliki asupan terendah.
5. Melindungi jantung
Terdapat sebuah penelitian yang membandingkan konsumsi minyak jagung dan minyak kelapa pada penderita kolesterol tinggi.
Hasilnya, orang yang mengonsumsi 4 sendok makan (sdm) minyak jagung per hari mengalami penurunan kadar kolesterol dibanding dengan yang mengonsumsi minyak kelapa dalam jumlah sama.
6. Membantu menjaga kepadatan tulang
Jagung berpengaruh dalam menjaga kesehatan tulang.
Dikutip dari Alodokter, dalam 100 gram jagung terdapat kurang lebih 500 mg fosfor, nutrisi untuk meningkatkan kepadatan serta kekuatan gigi dan tulang.
Jumlah ini mampu memenuhi hampir seluruh kebutuhan harian fosfor yang dibutuhkan orang dewasa.
7. Mencegah depresi
Risiko Konsumsi Jagung
1. Tidak disarankan bagi penderita intoleransi gluten.
Intoleransi gluten atau penyakit celiac adalah kondisi umum yang disebabkan oleh respons auto imun terhadap gluten dalam gandum, gandum hitam, dan jelai.
Gejalanya meliputi kelelahan, kembung, diare, dan penurunan berat badan.
Dalam beberapa kasus, penyakit celiac dapat terjadi karena kandungan gluten yang tidak disertakan dalam komposisi makanan olahan.
Jagung mengandung protein yang dikenal sebagai zein yang sering dikaitkan dengan gluten.
Satu studi menunjukkan bahwa zein dalam jagung menyebabkan reaksi inflamasi pada penderita penyakit celiac. Namun demikian, reaksi ini jauh lebih kecil daripada reaksi terhadap gluten.
Karena hal ini, para ilmuwan berhipotesis bahwa asupan jagung mungkin merupakan salah satu penyebab gejala yang menetap pada beberapa orang dengan penyakit celiac.
2. Pemicu gejala IBS
Jagung juga telah dilaporkan sebagai pemicu gejala orang dengan sindrom iritasi usus besar (IBS) atau intoleransi FODMAP.
FODMAP adalah kategori serat larut yang sulit diserap.
Sehingga, asupannya yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti kembung, gas, dan diare, pada beberapa orang.
3. Tinggi lemak
Jagung yang belum diolah tidak memiliki kandungan lemak yang tinggi.
Namun, kebanyakan orang mengolahnya dengan cara meningkatkan kandungan lemaknya.
Misal, dengan menambahkan mentega dan lemak atau minyak lain ke dalam jagung, sehingga mengubahnya menjadi makanan tinggi lemak dan berkalori tinggi.
Maka, usahakanlah konsumsi jagung yang belum diolah untuk menghindari kemungkinan ini, ya.
Itu dia informasi seputar manfaat jagung dan potensi risikonya.
Jagung bukan merupakan makanan berbahaya.
Namun, orang dengan pantangan makanan mungkin tak memerlukan jagung sebagai opsi makanan sehari-hari.
Misalnya, orang yang mencoba mengurangi berat badan sehingga harus menghindari asupan karbohidrat, sebab jagung tinggi akan hal ini.
Sebaiknya, carilah makanan berprotein tinggi seperti kacang-kacangan, daging tanpa lemak, ikan, dan produk susu karena lebih tinggi protein.
Nah, selain informasi di atas, Glints juga sudah siapkan banyak tips seputar kesehatan agar tetap produktif kerja.
Mulai dari kesehatan fisik dan mental, seperti:
- Meski Sibuk Kerja, Mengapa Kesehatan Fisik dan Mental Harus Tetap Dijaga?
- Tingkatkan Produktivitas di Kantor dengan Konsumsi 6 Makanan Ini
- Kapan Harus ke Psikolog? Ini 7 Tanda dan Alasan Kuatnya
Baca seluruh informasinya secara gratis sekarang juga!
- Corn 101: Nutrition Facts and Health Benefits
- The Effect of Lutein on Eye and Extra-Eye Health
- Is corn healthy?
- Nut, corn, and popcorn consumption and the incidence of diverticular disease
- Corn Oil Lowers Plasma Cholesterol Compared with Coconut Oil in Adults with Above-Desirable Levels of Cholesterol in a Randomized Crossover Trial
- 6 Manfaat Jagung bagi Kesehatan Tubuh
- Maize Prolamins Could Induce a Gluten-Like Cellular Immune Response in Some Celiac Disease Patients
- Addressing the Role of Food in Irritable Bowel Syndrome Symptom Management