Jerawat Hormon: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Tayang 07 Okt 2023 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Meski lebih sering dianggap sebagai masalah remaja, banyak wanita dewasa juga mengalami jerawat hormon. Terutama saat mendekati atau ketika siklus menstruasi.

    Hal ini dapat mempengaruhi rasa percaya diri, terutama di lingkungan kerja di mana penampilan sering kali menjadi perhatian.

    Jerawat hormon juga dapat menyebabkan rasa sakit atau gatal di kulit.

    Penting untuk mengetahui cara mengatasi jerawat ini dengan efektif agar mencegah timbulnya masalah jerawat serius di masa depan.

    Oleh karena itu, Glints telah menyediakan informasi lengkap mengenai jerawat hormon di bawah ini. Langsung saja, simak, yuk!

    Penyebab Jerawat Hormon

    Dikutip dari Verywell Health, kulit memproduksi sebum (minyak seperti lilin) yang biasanya keluar melalui pori-pori.

    Sebum dan sel kulit mati yang menggumpal dan tidak dibersihkan dengan maksimal menyebabkan pori-pori tersumbat.

    Sedangkan produksi sebum terus meningkat seiring dengan adanya perubahan hormon pada fase seperti, menstruasi, pubertas, menopause, PCOS, dan kehamilan.

    Jika bakteri bergabung dengan campuran tersebut, maka terjadilah peradangan, menyebabkan kemerahan, bengkak, panas, dan nyeri.

    Jerawat hormonal berkembang ketika perubahan hormon meningkatkan jumlah minyak yang diproduksi kulit.

    Minyak ini berinteraksi dengan bakteri pada pori-pori kulit tempat tumbuhnya rambut (folikel rambut) dan menyebabkan jerawat.

    Penyebab yang memperburuk jerawat hormon:

    • stres
    • kurang tidur
    • polusi
    • kelembapan tinggi
    • memencet jerawat
    • pola makan yang buruk (khususnya karbohidrat dan gula olahan)
    • menggunakan produk perawatan kulit dan rambut yang mengandung minyak atau berpotensi menyumbat pori-pori
    Baca Juga: 8 Cara Mencegah Jerawat dari Luar dan Dalam

    Gejala Jerawat Hormon

    Dikutip dari Cleveland Clinic, jerawat menyebabkan lesi (jaringan kulit yang rusak) yang meradang dan memerah, menyebabkan rasa nyeri atau sakit.

    Lesi ini umumnya muncul di pipi, namun juga dapat muncul di tempat-tempat berikut ini:

    • wajah
    • leher
    • punggung
    • bahu
    • dada

    Jerawat hormon bisa muncul dalam jenis seperti di bawah ini:

    • komedo putih
    • komedo hitam
    • papula (benjolan kecil berwarna merah dan lunak)
    • pustula (benjolan kecil berwarna merah berisi nanah)
    • kista (kantong di bawah kulit yang berisi nanah)
    • nodula (benjolan besar, padat, dan terasa nyeri)
    • lesi kistik/kista (benjolan besar berisi nanah dan menyakitkan)

    Kesalahpahaman Umum tentang Jerawat Hormon

    1. Kulit kotor menyebabkan jerawat

    Mencuci kulit memang membantu meminimalkan penumpukan minyak, tetapi jerawat hormon juga masih dapat tumbuh pada kulit yang bersih.

    2. Cokelat dan makanan berminyak menyebabkan jerawat

    Tidak ada penelitian yang cukup untuk membuktikan bahwa cokelat atau makanan berminyak menyebabkan jerawat.

    Namun, mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti roti dan minuman manis dapat meningkatkan kadar gula darah.

    Hal ini dapat berdampak pada kadar hormon yang kemudian meningkatkan risiko timbulnya jerawat.

    Baca Juga: Cek Batas Konsumsi Gula Per Hari dan Akibat Konsumsi Berlebihan

    Jenis-Jenis Jerawat Hormon

    Masih melalui sumber Verywell Health, jerawat dapat dikategorikan dalam tiga tingkat, yaitu:

    1. Jerawat ringan

    Biasanya tidak menyebabkan rasa sakit, atau kemerahan yang ditandai dengan bintik atau noda.

    Jerawat kecil ini mungkin tersebar di seluruh bagian wajah, ditambah komedo hitam, komedo putih, atau benjolan kecil yang hampir tidak terasa.

    2. Jerawat sedang

    Umumnya muncul dengan lebih banyak komedo dan benjolan dibandingkan dengan jerawat ringan, serta papula dan pustula yang mungkin sedikit memerah, dengan atau tanpa nanah di bagian tengahnya.

    Tingkat peradangan ringan hingga sedang, dengan kemerahan, bengkak, dan nyeri di sekitar area jerawat.

    Jerawat ini juga mungkin ditemukan di leher, dada, punggung, hingga bagian belakang.

    3. Jerawat parah

    Jenis jerawat ini sangat sulit diatasi. Umumnya menyebabkan stress dan mengurangi rasa percaya diri.

    Jerawat ini biasanya muncul sebagai peradangan dan kemerahan yang signifikan, papula dan pustula yang parah, serta noda kistik atau nodular yang dalam juga menyakitkan.

    Jerawat dengan tingkat keparahan yang tinggi ini paling berpotensi meninggalkan bekas jerawat permanen, sehingga umumnya penderita harus menemui dokter untuk perawatan.

    Pengobatan Jerawat Hormon

    Obat yang dijual bebas

    Medical News Today menyebut, tidak ada pengobatan yang cepat untuk jerawat.

    Obat yang dijual bebas kebanyakan hanya dapat mengobati jerawat ringan. Berbagai produk untuk mengobati jerawat ringan dapat dibeli tanpa resep, bahkan secara online.

    Contohnya seperti benzoil peroksida dan jerawat salisilat.

    Pengobatan jerawat sedang dapat dimulai dengan obat yang sama. Namun untuk jerawat yang muncul dibagian tubuh, gunakan sabun mandi khusus jerawat.

    Saat menggunakan obat-obat ini, sebaiknya hindari paparan matahari langsung, karena kulit mungkin lebih sensitif terhadap sinar UV.

    Jika tidak membaik setelah berminggu-minggu, kunjungi dokter untuk pengobatan seperti retinoid yang lebih kuat atau krim antibiotik topikal.

    Namun, perubahan pola makan, tetap terhidrasi, mengurangi stres, dan berolahraga dengan konsisten dipercaya dapat membantu mengobati jerawat dan sedang.

    Obat herbal

    Sumber yang sama, Medical News Today, menyebut, obat herbal dapat menjadi alternatif untuk mengobati jerawat.

    Obat-obatan ini biasanya tidak berbahaya, tetapi ada beberapa contoh yang digunakan, seperti tea tree oil dan clove oil.

    Hindari makanan tertentu

    Beberapa makanan dipercaya dapat membantu mencegah jerawat, terutama makanan yang mengandung sifat antiradang.

    Misal, seperti makanan nabati yang tinggi antioksidan dan asam lemak omega-3. Selain antiradang, makanan ini juga dapat membuat kulit lebih bersih.

    Healthline menyebut, berbanding terbalik dengan kepercayaan yang ada, junk food sebenarnya tidak menyebabkan jerawat.

    Namun, mengonsumsi makanan tertentu secara berlebihan dapat meningkatkan peradangan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan potensi timbulnya jerawat.

    Maka, batasi makanan yang mengandung gula, gula olahan, produk susu karbohidrat olahan (seperti roti dan pasta), serta daging merah.

    Tips lainnya:

    • Cuci wajah dua kali sehari, di pagi hari dan malam hari.
    • Oleskan obat jerawat dengan jumlah kecil. Mengoleskan terlalu banyak atau terlalu sering berpotensi menyebabkan kulit kering dan iritasi.
    • Kenakan sunscreen setiap hari dan oleskan ulang tiap dua jam sekali saat berada di luar ruangan dan terpapar sinar matari.
    • Gunakan produk perawatan kulit atau makeup nonkomedogenik untuk mengurangi risiko pori-pori tersumbat.
    Baca Juga: 5 Bahaya Sinar Ultraviolet Berlebihan bagi Kesehatan Kita

    Itu dia informasi seputar jerawat hormon.

    Ingat, apabila jerawat tak kunjung sembuh setelah beberapa minggu, segera kunjungi dokter, ya.

    Jika kamu masih ingin mencari tips lain terkait kesehatan di tempat kerja, yuk, baca lebih banyak artikel di Glints Blog!

    Dengan membaca lebih banyak, kamu jadi tahu lebih banyak alternatif solusi untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh.

    Segera klik artikel-artikel di bawah ini untuk baca pembahasan lengkapnya!

    Semoga membantu, ya.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait