Belajar UX Writing: Daftar Topik dan Pilihan Media Mempelajarinya
Ingin belajar UX writing, namun bingung harus mulai dari mana? Kamu sedang membaca artikel yang tepat.
Di sini, Glints akan menjelaskan apa saja topik-topik UX writing yang harus dipelajari. Selain itu, ada daftar media belajar UX writing untukmu.
Akan tetapi, sebelumnya, kita bahas mengapa kamu harus mendalami bidang yang satu ini. Yuk, simak selengkapnya!
Isi Artikel
Mengapa Harus Belajar UX Writing?
1. Mulai dibutuhkan oleh berbagai perusahaan
Dulunya, melansir UX Planet, UX writing adalah keterampilan tambahan untuk para UI/UX designer. Akan tetapi, di masa kini, pandangan tersebut mulai pudar.
Keterampilan tambahan tersebut kini ditangani oleh seorang UX writer. UI/UX designer jadi bisa fokus dengan pekerjaan mereka.
Tak punya job description terpisah, UX writer juga dianggap salah satu bagian penting tim desain produk.
Itu sejalan dengan banyaknya peluang kerja UX writer yang terbuka. Banyak perusahaan yang sudah membuka lowongannya.
Itulah alasan belajar UX writing yang pertama. Kamu jadi bisa memanfaatkan kesempatan kerja yang bermunculan.
2. Berbeda dengan copywriting
Kamu seorang copywriter yang mulai mempertimbangkan karier sebagai UX writer? Kalau iya, meski kedua bidang ini mirip, kamu tetap harus belajar UX writing.
Melansir Usability Geek, UX writer fokus pada pengalaman user saat menggunakan aplikasi. Sementara itu, copywriter fokus pada promosi produk.
Apa Saja yang Harus Dipelajari?
Selanjutnya, kita bahas topik yang harus kamu dalami saat belajar UX writing.
1. Menulis
Pertama-tama, ada menulis. Tak sekadar merangkai kata, menurut CareerFoundry, seorang UX writer harus mampu menulis sambil memperhatikan detail yang ada.
Profesi ini juga wajib memahami tata bahasa yang benar. Walau begitu, tata bahasa tersebut tak harus diikuti seratus persen.
UX writer baiknya mengikuti gaya bahasa yang mudah dipahami oleh user. Gaya bahasa tersebut tentu tak selalu sejalan dengan aturan tata bahasa yang benar.
2. Content strategy
Content strategy adalah sistem pembuatan konten sesuai dengan konteks penggunaan dan tujuannya.
Melansir CareerFoundry, tiap produk, flow, layar, dan CTA tentu punya tujuan spesifik tersendiri. Nah, copy-mu harus disesuaikan dengan tujuan-tujuan tersebut.
Selain tujuan produk, copy juga harus disesuaikan dengan ketentuan dari perusahaan. Brand tentu punya style guide, tone of voice, ataupun standar-standar branding lainnya.
Jadi, saat belajar UX writing, coba dalami juga content strategy, ya!
3. Pola pikir desainer
Desain sering kali dihubungkan dengan nilai-nilai estetika. Pola pikir itu tidak sepenuhnya salah, tetapi tak sepenuhnya benar pula.
Menurut CareerFoundry, desain erat kaitannya dengan fungsi produk. Ketika produk didesain dengan baik, fungsinya bisa maksimal.
Pola pikir itulah yang harus kamu miliki. Pandang copy-mu sebagai bagian dari desain untuk membantu user mencapai tujuannya di aplikasi.
Media Belajar UX Writing
Sekarang, kita bahas berbagai pilihan media untuk belajar UX writing.
1. Glints Blog
Pertama-tama, ada Glints Blog. Di sana, kamu bisa menemukan banyak artikel seputar UX writing, hingga tips mengembangkan karier.
Tips-tips tersebut dirangkum dari sumber yang tepercaya. Jadi, kamu tak perlu ragu soal kebenaran informasinya.
Semua artikelnya bisa diakses secara gratis dan tanpa iklan, lho. Jadi, yuk, intip pilihan artikelnya sekarang! Klik tombol di bawah ini, ya:
2. Glints ExpertClass
Ingin belajar UX writing dan mendapat sertifikat yang bisa dicantumkan di CV? Ikuti saja kelas design di Glints ExpertClass. Selepas kelas, kamu akan mendapat e-certificate.
Terlebih lagi, pemateri webinar Glints ExpertClass bukan sembarang orang. Glints hanya memilih profesional di bidang UX writing yang sudah punya tahunan pengalaman.
Jadi, tunggu apa lagi? Cek pilihan kelasnya dan daftarkan dirimu sekarang juga. Jangan sampai kehabisan kuota kelas, ya. Klik tombol di bawah:
3. Udemy
Udemy juga punya kursus UX writing. Di sana, kamu bisa mempelajari:
- brand voice
- conversational writing
- menulis error message
- menciptakan form
- menulis success message
- dan lain-lain
4. UX Content Collective
Terakhir, ada UX Content Collective. Mereka menawarkan sertifikasi untuk berbagai macam topik UX writing, seperti:
- dasar-dasar UX writing
- UX writing untuk technical writer
- kursus microcopy
- content research dan content testing
- dan lain-lain
Demikian penjelasan dari Glints. Terus semangat saat belajar UX writing, ya. Dengan begitu, kamu bisa jadi semakin mahir.