Ahli Gizi: Tugas, Kualifikasi, dan Skill yang Dibutuhkan

Diperbarui 25 Jul 2023 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Seorang ahli gizi atau nutritionist harus punya keterampilan yang cukup beragam karena mereka bekerja sama dengan banyak pihak sepanjang karier mereka.

    Mulai dari tenaga kesehatan, klien individu hingga organisasi.

    Seperti apa peran yang mereka miliki? Apakah ahli gizi dan ahli diet adalah 2 profesi yang sama?

    Yuk, simak rangkuman lengkap dari Glints di bawah ini untuk temukan jawabannya!

    Definisi Ahli Gizi

    Dilansir dari Indeed, ahli gizi atau nutritionist adalah profesional kesehatan yang mendidik, memberi nasihat, dan membimbing klien tentang rencana nutrisi yang membantu mereka mempertahankan gaya hidup sehat.

    Ahli gizi akan bertemu dengan klien untuk mengidentifikasi tujuan kesehatan dan pantangan makanan mereka.

    Kemudian, informasi tersebut akan digunakan untuk membuat rencana diet yang dipersonalisasi.

    Tak hanya itu, mereka juga akan merekomendasikan rutinitas olahraga yang perlu diikuti oleh klien.

    Mereka akan terus memeriksa perkembangan klien dan akan memberikan saran dan dukungan tentang cara tetap sehat.

    Baca Juga: 6 Tanda Burnout Karena Pekerjaan dan Cara Mengatasinya

    Tugas dan Tanggung Jawab Ahli Gizi

    Dari definisi di atas, kamu mungkin sudah bisa membayangkan apa saja pekerjaan yang harus dilakukan nutritionist.

    Lebih lengkapnya, berikut adalah job description seorang nutritionist yang perlu kamu ketahui sebagaimana dilansir dari Indeed dan Better Team.

    • Melakukan sesi konseling dan memberi nasihat untuk klien tentang masalah diet dan kebiasaan makan yang sehat.
    • Mengembangkan rencana nutrisi sambil mempertimbangkan anggaran dan selera klien.
    • Mengkaji kebutuhan nutrisi dan kesehatan klien.
    • Membantu menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang klien.
    • Mengevaluasi apakah rencana makan yang dibuat memiliki efek positif pada kesehatan klien.
    • Mendokumentasikan tiap perkembangan klien.
    • Menyederhanakan informasi penting untuk klien dan menjelaskan manfaat menjalani pola makan sehat.
    • Mengajar masyarakat dan spesialis kesehatan lainnya tentang gizi melalui artikel atau seminar kelompok.
    • Membuat materi edukasi tentang pola makan yang sehat.
    • Membaca dan berkontribusi pada penelitian terbaru terkait nutrisi.
    • Mengikuti informasi terbaru tentang tren diet dan nutrisi.

    Perbedaan Ahli Gizi dan Ahli Diet

    Nutritionist dan dietician sering dianggap memiliki peran yang sama.

    Padahal, dilansir dari Public Health Degrees, keduanya merupakan profesi yang cukup berbeda meski memiliki tanggung jawab yang sangat mirip.

    Beberapa perbedaan utamanya terletak pada aturan dan peran keduanya.

    Profesi ahli diet memiliki aturan yang lebih ketat. Ahli diet pada dasarnya adalah ahli gizi yang telah mendapatkan lisensi dan terdaftar menjadi RD (registered dietitian).

    Sedikit berbeda dengan nutritionist, dietititian dapat memberikan saran nutrisi untuk pengobatan berbagai penyakit dan kondisi kesehatan yang lebih luas.

    Di rumah sakit, misalnya, mereka bisa membantu mendiagnosis dan menangani kondisi seperti diabetes, alergi makanan, serta gangguan pencernaan dengan memberikan saran nutrisi.

    Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa semua registered dietitian adalah seorang nutritionist, sedangkan nutritionist belum tentu seorang registered dietitian.

    Baca Juga: Cegah Penyakit Karena Kerja dengan 5 Cara Berikut Ini

    Kualifikasi Ahli Gizi

    Sudah mantap untuk mengejar cita-cita sebagai ahli gizi? Berikut kualifikasi yang perlu kamu penuhi.

    1. Pendidikan

    Ahli gizi biasanya memiliki gelar sarjana dalam bidang ilmu gizi, food & nutrition, atau bidang terkait lainnya.

    Selain menempuh pendidikan S1, kamu juga dapat mengejar gelar lainnya di bidang yang sama, seperti:

    • Akademi gizi (B.Sc Gizi),
    • Diploma III Gizi (Ahli Madya Gizi),
    • Diploma IV Gizi (Sarjana Terapan Gizi)

    Akan tetapi, kualifikasi pendidikan yang berbeda akan menghasilkan peran dan tanggung jawab yang berbeda juga di lapangan.

    Ilmu yang didapatkan di jenjang S1 ilmu gizi tergolong cukup luas dan tidak berfokus pada satu bidang tertentu.

    Ini tentu berbeda dengan jenjang D3 yang berfokus pada keterampilan mahasiswa sehingga porsi perkuliahan praktik akan lebih banyak daripada teori.

    Sebelum lulus, mahasiswa ahli gizi harus melalui uji kompetensi terlebih dahulu untuk memperoleh Surat Tanda Registrasi (STR).

    Selanjutnya, STR ini dapat digunakan untuk mendapatkan Surat Ijin Kerja atau Surat Ijin Praktek bagi registered dietitian.

    2. Pengalaman kerja

    Umumnya, kamu akan otomatis menjalani masa training semasa perkuliahan.

    Training ini juga dapat berupa program magang yang kemudian dapat kamu cantumkan di resume atau CV saat melamar kerja.

    Karena hal ini, pengalaman kerja tidak terlalu diperlukan untuk posisi entry level.

    Namun, ahli gizi yang bekerja dengan klien yang memiliki pantangan makanan yang sangat spesifik biasanya membutuhkan pengalaman minimal 2 tahun.

    Lalu, mereka yang ingin bekerja di sekolah atau rumah sakit besar seringkali membutuhkan setidaknya 5 tahun pengalaman kerja.

    Skill yang Dibutuhkan Ahli Gizi

    Selain kualifikasi, apa sajakah keterampilan yang harus dimiliki oleh nutritionist? Berikut beberapa di antaranya.

    1. HAACP

    Dilansir dari FDA, HAACP atau Hazard Analysis and Critical Control Point adalah sistem manajemen pengawasan dan pengendalian bahaya keamanan pangan.

    Melalui sistem ini, keamanan pangan akan dikelola melalui analisis dan pengendalian bahaya biologi, kimia, dan fisik dari produksi bahan baku, pengadaan, manufaktur, distribusi, hingga konsumsi produk jadi.

    Sistem ini dirancang untuk digunakan oleh semua profesi yang terlibat dalam keseluruhan proses industri pangan, dari hulu sampai ke hilir.

    Sebagai ahli gizi, setidaknya kamu perlu familier dengan prinsip, cara kerja, dan fungsi dari sistem ini.

    2. Komunikasi

    Bicara mengenai soft skill, ahli gizi haruslah memiliki keterampilan komunikasi yang baik.

    Seperti profesi di dunia medis lain, kamu harus mampu menjelaskan istilah di bidang pangan & gizi melalui bahasa awam.

    Selain itu, kemampuan komunikasi yang baik juga dapat membantu klien memahami kondisinya serta menentukan goal yang tepat bagi mereka.

    3. Kemampuan berpikir kritis

    Sebagai ahli gizi, kamu tidak bisa sembarangan merekomendasikan rencana nutrisi.

    Diperlukan analisis tepat terhadap masalah dan kebutuhan klien atau organisasi.

    Itulah mengapa diperlukan kemampuan berpikir kritis agar kamu bisa mengidentifikasi akar suatu permasalahan dan menimbang solusi terbaik dari berbagai alternatif yang ada.

    4. Organizational skill

    Yang dimaksud organizational skill di sini adalah kemampuanmu mengatur ekspektasi dan sumber daya untuk menyelesaikan tugas dengan maksimal.

    Ini juga meliputi kemampuan untuk merapikan segala dokumentasi dan detail pekerjaan.

    Kamu mungkin akan bekerja dengan lebih dari 1 klien di waktu yang sama. Data dan informasi perkembangan kondisi mereka tentu harus kamu organisasikan dengan rapi.

    5. Instructional skill

    Dilansir dari Indeed, ahli gizi harus mampu mendidik klien mereka tentang berbagai aspek diet dan gizi.

    Keterampilan instruksional diperlukan untuk memberi tahu klien secara efektif tentang rencana dan metode diet dan pentingnya kebutuhan nutrisi khusus mereka.

    Selain itu, mereka juga sering diundang ke sekolah atau organisasi untuk memberi edukasi.

    Keterampilan ini biasanya dimiliki oleh tenaga pengajar.

    Nah, sama seperti mereka, nutritionist juga harus mampu merencanakan bahan ajar, menjelaskan, dan mendemonstrasikan materinya dengan baik.

    Baca Juga: 9 Kebiasaan Makan saat Bekerja yang Berbahaya untuk Tubuhmu

    Itulah beberapa penjelasan utama mengenai serba-serbi profesi ahli gizi.

    Mau tahu pembahasan mengenai prospek karier di bidang lainnya? Yuk, baca berbagai artikel serupa di Glints Blog!

    Selain menambah pengetahuan, pembahasannya juga bermanfaat terutama bagi kamu yang masih dalam tahap eksplorasi karier.

    Ayo klik link ini sekarang juga untuk baca artikel terbarunya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 2 / 5. Jumlah vote: 4

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait