Mengenal Teknik White Box Testing untuk Menguji Struktur Software

Diperbarui 27 Feb 2023 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    White box testing adalah salah satu teknik yang harus dikuasai oleh seorang software engineer.

    Dalam berbagai kesempatan, white box testing sering juga disebut sebagai glass box testing, structural testing, clear box testing, open box testing, dan transparent box testing.

    Sebenarnya, apa itu white box testing dan bagaimana teknik penerapannya?

    Dalam artikel ini, Glints telah menyiapkan penjelasannya untukmu. Yuk, simak!

    Baca Juga: Apa Saja Pekerjaan IT? Berikut Daftar Populernya

    Apa Itu White Box Testing?

    aplikasi native adalah

    © Pexels.com

    Secara umum, ada dua teknik yang bisa dilakukan untuk memastikan apakah sebuah program sudah sesuai dengan rancangan dan kebutuhan yang ditetapkan.

    Dua teknik tersebut adalah white box testing dan black box testing. Keduanya perlu dilakukan oleh seorang software engineer atau software developer.

    Namun, Glints hanya akan membahas white box testing dalam artikel ini.

    Sebenarnya apa itu white box testing?

    Dilansir dari TechBeamers, white box testing adalah sebuah strategi pengujian software untuk memverifikasi struktur internal, desain, dan detail implementasi sebuah aplikasi.

    Sementara itu, Testbytes mendefinisikannya dengan lebih sederhana. Menurut mereka, white box testing adalah metode yang dilakukan untuk menguji struktur internal aplikasi.

    Singkatnya, white box testing berfokus pada aliran input dan output melalui sebuah software.

    Istilah ‘white box’ di sini menggambarkan teknik ini seperti kotak bening. Kamu bisa melihat cara kerja dan struktur software secara detail dari kulit terluarnya.

    Kamu akan menguji software atau aplikasi dengan menganalisis kode dari program tersebut, apakah ada yang salah atau tidak. 

    Jika struktur atau komponen software tersebut masih ada yang salah, kamu perlu mengecek dan meng-compile ulang coding tersebut hingga mendapat hasil yang diharapkan.

    Dikutip dari Imperva, ada beberapa hal yang biasa diuji dalam white box testing.

    Beberapa hal tersebut antara lain keamanan, struktur atau jalur yang rusak, output, loop testing, dan data flow testing.

    Baca Juga: Ini Perbedaan Utama Software Engineer dan Software Developer

    Teknik White Box Testing

    bisnis milenial

    © Freepik

    Dilansir dari GeeksforGeeks, ada beberapa teknik yang bisa digunakan dalam white box testing.

    Beberapa teknik white box testing tersebut adalah sebagai berikut.

    1. Statement coverage

    Statement coverage adalah teknik yang dilakukan untuk melewati semua pernyataan setidaknya satu kali. Setiap jalur coding akan diuji.

    Dengan demikian, kamu bisa menemukan kode mana yang salah. 

    2. Branch coverage

    Branch coverage dalam white box testing adalah teknik yang dirancang agar setiap cabang dilewati setidaknya satu kali. 

    3. Condition coverage

    Dalam teknik yang satu ini, semua kondisi harus diuji untuk menghasilkan nilai TRUE atau FALSE.

    4. Multiple condition coverage

    Multiple condition coverage adalah teknik yang dilakukan untuk menguji semua kombinasi yang mungkin dari berbagai kondisi yang ada. Semua kombinasi tersebut harus diuji setidaknya satu kali.

    5. Basis path testing

    Basis path testing dalam white box testing adalah pengukuran kompleksitas kode program dan pendefinisian alur yang akan dieksekusi. 

    Teknik yang diusulkan oleh Tom McCabe ini memungkinkan kamu untuk mendapat ukuran kekompleksan logical dari perancangan prosedural.

    Ukuran ini dapat dijadikan sebagai petunjuk untuk mendefinisikan basis set dari jalur pengerjaan.

    6. Loop testing

    Loop adalah hal mendasar bagi banyak algoritma. Oleh karena itu, teknik yang satu ini tidak boleh terlewatkan.

    Dalam loop testing, kamu akan menguji berbagai loop, seperti while, for, dan do-while.

    Kamu juga akan memeriksa kondisi akhir loop, apakah sudah berjalan dengan benar atau belum.

    Ada tiga jenis loop testing yang bisa kamu lakukan, yaitu simple loops, nested loops, dan concatenated loops.

    Baca Juga: Cara Praktis Belajar Coding untuk Pemula, Coba Yuk!

    Kelebihan dan Kekurangan

    white box testing adalah

    © Freepik.com

    1. Kelebihan

    • Lebih berhati-hati dalam implementasi software.
    • Menemukan kesalahan dalam sebuah kode yang sebelumnya tidak terlihat.
    • Semua kode dan struktur software ikut diuji.
    • Bisa dilakukan sebelum software diluncurkan karena tidak memerlukan user interface.

    2. Kekurangan

    • White box testing adalah teknik pengujian yang tergolong mahal.
    • Jika menambahkan atau mengganti coding, kamu perlu mengujinya kembali.
    • Tidak dapat menguji fungsi software.
    • Terbilang sangat kompleks.

    Baca Juga: 7 Cara untuk Bekerja di Software Engineering tanpa Gelar IT

    Itulah penjelasan dari Glints tentang apa itu white box testing.

    Intinya, white box testing adalah metode yang dilakukan untuk menguji struktur internal aplikasi atau software. Jadi, kamu juga bisa coba melakukannya.

    Jika ingin tahu lebih lanjut tentang berbagai teknik software engineering, kamu bisa temukan artikel yang sudah Glints siapkan di sini.

    Di sana kamu bisa temukan tips & trik, kiat-kiat belajar, rekomendasi software, hingga cara membuat cover letter untuk melamar di posisi ini.

    Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, baca artikelnya sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.5 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait