Skill: Apa Itu, Jenis-Jenis, Tips Meningkatkan, dan Istilah-istilahnya

Diperbarui 10 Jul 2024 - Dibaca 17 mnt

Ingin mencari pekerjaan baru atau melejitkan karier? Skill adalah salah satu kuncinya. Memangnya, apa artinya skill itu?

Mengapa ia penting untuk dunia kerja? Selain itu, apa saja jenis-jenisnya?

Glints akan mengupasnya secara tuntas dalam artikel ini. Simak selengkapnya, ya.

Apa Itu Skill?

Kita mulai pembahasan dari definisi. Mengutip Careers New Zealand, skill artinya adalah sebuah kemampuan untuk melakukan sesuatu.

Dalam bahasa Indonesia, ia disebut kemampuan, keterampilan, atau keahlian.

Kemampuan ini tak selalu berkaitan dengan hal-hal rumit, lho. Sekadar melipat selimut, bahkan mengendarai motor, juga merupakan skill

Akan tetapi, dalam artikel ini, Glints akan fokus membahas keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja.

Jenis-Jenis Skill

Secara umum, ada dua jenis kemampuan, yakni:

1. Hard skill

Mengutip Top Resume, hard skill artinya adalah keterampilan menunjukkan kemampuanmu dalam menyelesaikan pekerjaan. Itulah mengapa, hard skill kerap disebut sebagai kemampuan teknis. 

The Balance Careers menuliskan, keterampilan ini relatif mudah diukur. Beberapa contohnya adalah:

a. Pengoperasian komputer

Di masa kini, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dengan komputer. Tak heran, kemampuan pengoperasian komputer semakin dicari-cari.

Tentu saja, skill ini artinya tak cuma soal menyalakan dan mematikan komputer.

Indeed menuliskan, perusahaan biasanya mencarimu yang mampu menggunakan software tertentu, seperti:

  • analisis
  • media sosial
  • desain grafis
  • Microsoft Office
  • email
  • marketing automation
  • data visualization
  • aplikasi akuntansi
  • dan lain-lain

b. Bahasa

Bahasa adalah bagian dari hard skill

Secara umum, di dunia kerja, kamu butuh bahasa Inggris. Perusahaan tertentu juga mencarimu yang fasih berbahasa Mandarin. Semua tergantung pekerjaan dan tempatmu melamar kerja.

Baca Juga: 5 Manfaat Menguasai Bahasa Asing selain Inggris di Dunia Kerja

c. Kemampuan spesifik untuk pekerjaan tertentu

Semua pekerjaan tentu menuntut keterampilan tertentu. Seorang developer aplikasi harus menguasai programming. Seorang akuntan harus memahami laporan keuangan.

Nah, keterampilan-keterampilan spesifik itu adalah bagian dari hard skill. Apa pun pekerjaannya, kemampuan ini selalu dibutuhkan.

Akan tetapi, bentuknya bisa berbeda-beda, tergantung job description pekerjaan terkait.

Nah, bagaimana dengan pekerjaan digital saat ini? Apa saja hard skill yang dibutuhkan, ya?

Jika kamu penasaran, yuk, dapatkan informasinya di Laporan Gaji dan Skill Indonesia 2022 dari Glints.

Dalam e-book ini, Glints membahas skill-skill yang diperlukan pekerjaan digital yang sedang populer serta kisaran gajinya.

Menarik, bukan? Yuk, klik banner di bawah ini untuk download ebook-nya secara gratis!

2. Soft skill

Selain soft skill, ada juga hard skill. Kelompok keterampilan ini cenderung subjektif dan sulit dinilai, namun sangat penting.

The Balance Careers menuliskan, soft skill bisa mendorong kesuksesan di tempat kerja. Sebab, kamu jadi mampu mengatur waktu dan bekerja dalam tim.

Nah, beberapa contoh soft skill adalah:

a. Problem solving

Seperti namanya, problem solving artinya skill untuk memecahkan masalah. Akan tetapi, menurut Zippia, prosesnya tak sesederhana itu.

Sebelum memecahkan masalah, kamu harus memahaminya dulu. Nah, proses pemahaman ini butuh kemampuan riset, analisis, sampai active listening.

Setelah itu, barulah kamu bisa memecahkan masalah. Saat menjalani proses ini, kreativitas dan inovasi sangat dibutuhkan. Dengan begitu, solusi buatanmu lebih berkualitas.

b. Mengatur waktu

Selanjutnya, ada manajemen waktu. 

Dengan pembagian waktu yang pas, kamu bisa kerja secara efisien. Selain itu, tingkat stresmu juga bisa ditekan.

Otomatis, kamu jadi lebih produktif. Itulah mengapa, keterampilan ini penting.

c. Komunikasi

Ada juga keterampilan komunikasi. Soft skill yang satu ini sering dikaitkan dengan penyampaian pesan. Meski benar, komunikasi tak melulu soal itu, lho.

Melansir Zety, komunikasi terdiri dari:

  • memahami informasi yang diberikan kepadamu
  • menyimak pesan dari orang lain, bertanya jika perlu
  • menyampaikan tanggapanmu, baik secara lisan maupun tertulis, hingga orang lain mengerti
  • menghormati cara pandang orang lain

d. Self-management skill

Selanjutnya, ada kemampuan self-management. Masterclass menuliskan, dengan kemampuan ini, kamu bisa bekerja tanpa perlu banyak diawasi.

Self-management juga jadi salah satu kunci naik gaji dan promosi, lho. Sebab, keterampilan ini menunjukkan bahwa kamu bisa dipercaya untuk menyelesaikan pekerjaan.

Nah, self-management terdiri dari beberapa keterampilan, yakni:

  • organisasi
  • selfregulation
  • manajemen stres
  • adaptasi

Perbedaan Skill dengan Kompetensi

Dilansir dari SpriggHR, kompetensi merupakan istilah yang lebih luas dari pada skill. Kompetensi tidak hanya mencakup keterampilan tetapi juga karakter dan perilaku.

Skill adalah kemampuan spesifik yang kamu butuhkan untuk mengerjakan sesuatu.

Di sisi lain, kompetensi adalah kombinasi antara skill, karakter, dan perilaku untuk bisa menjalankan sebuah profesi dengan efektif.

Lebih lengkapnya, perbedaan skill dengan kompetensi bisa disimak dari penjelasan berikut.

1. Kesulitan untuk mempelajari

Bayangkan jika kamu adalah seorang data analyst. Skill pengolahan data seperti Microsoft Excel pasti bisa dengan mudah kamu pelajari.

Namun, kompetensi sebagai data analyst pasti membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dikuasai.

Kamu perlu mempelajari kemampuan lainnya seperti analisis, komunikasi, sifat tidak mudah menyerah, dan lain sebagainya.

2. Komitmen untuk hasil

Seorang broker dengan analytical skill yang baik tentu bisa menyelesaikan tugasnya.

Namun, mereka yang memiliki interpersonal skill dan bisa mengelola stresnya dengan baik, berarti telah memiliki kompetensi sebagai broker.

Kompetensi tak hanya membantu seseorang untuk selesaikan tugas tetapi juga memberikan hasil kinerja yang lebih baik.

3. Pengambilan keputusan

Dalam pengambilan keputusan, seseorang tidak hanya butuh skill tetapi juga kompetensi.

Social media officer mungkin telah memiliki skill analisis Instagram insights.

Namun, bagaimana ia memanfaatkan insights tersebut untuk mengambil keputusan adalah bagian dari kompetensi seorang social media officer.

Baca Juga: Pastikan Kamu Punya 6 Skill Ini Sebelum Kerja Remote

Tips Meningkatkan Skill

tips meningkatkan keterampilan

© Freepik.com

Skill dibutuhkan untuk meraih pekerjaan impian. Glints sudah sempat menyinggung hal ini di atas.

Oleh karena itu, yuk, pelajari dan asah keterampilanmu. Ini dia tipsnya:

1. Pilih dulu kemampuannya

Pertama-tama, pilih kemampuan yang ingin kamu asah. Kamu bisa mencari keterampilan yang sesuai tujuan kariermu.

Kamu juga bisa memilih kemampuan-kemampuan yang sedang atau akan dibutuhkan di dunia kerja.

2. Lihat proses belajar sebagai investasi

Belajar membutuhkan waktu, tenaga, bahkan uang. Proses ini jauh dari kata instan.

Oleh karena itu, kamu harus bersabar. Ingat-ingat terus motivasimu. Ingat, kalau proses belajar sudah selesai, kamu akan mendapat hadiah besar berupa kemampuan baru.

3. Buat rencana

Selanjutnya, coba buat rencana dan tujuan jangka pendek. Tentukan kapan kamu harus belajar, latihan, dan mengevaluasi kemampuanmu.

Dalam proses ini, Indeed menuliskan, buatlah rencana yang realistis. Dengan begitu, kamu tak kelelahan untuk melakukan rencana itu.

4. Pelajari keterampilannya

Selanjutnya, yuk, eksekusi rencanamu! Asah kemampuanmu dan terus belajar sesuai timeline yang sudah ada.

Kamu bisa manfaatkan sumber daya pembelajaran gratis dari internet maupun YouTube.

5. Ikut pelatihan

Nah, jika kamu bukan tipe yang bisa belajar secara otodidak, kamu juga bisa ikut beberapa pelatihan.

Mulai dari pelatihan jangka panjang seperti bootcamp, atau yang jangka pendekPelatihan seperti ini bantu kamu belajar lebih sistematis bersama para profesional di bidangnya.

6. Ikut kelompok belajar

Belum ada biaya untuk mengikuti pelatihan berbayar? Kamu bisa temukan teman belajar dari lingkungan sekitarmu maupun media sosial lalu ajak mereka untuk belajar bersama-sama.

Belajar dengan teman seperjuangan terkadang bisa bantu kamu untuk tetap semangat, lho.

7. Minta feedback

Hal ini memang tidaklah mudah, karena kita harus siap menerima kenyataan bahwa mungkin skill kita belum mumpuni.

Jika tidak meminta feedback, kamu tak akan tahu kemampuanmu sudah sejauh mana. Mintalah feedback kepada mentor atau ke teman supaya mereka bisa beri lebih banyak masukan.

8. Monitor seluruh progres

Rencana belajar yang telah kamu susun akan terbuang percuma jika tidak kamu cek progresnya.

Dengan mengecek progres, kamu bisa mengidentifikasi kelemahanmu lebih cepat. Setelah itu, kamu bisa kembali cari cara belajar yang lebih efektif.

9. Bangun networking

Mirip seperti poin sebelumnya, kamu juga bisa tingkatkan skill melalui networking.

Jika memiliki relasi yang bekerja di bidang yang sama, kamu berkesempatan untuk menimba ilmu dari yang lebih berpengalaman.

10. Jangan lihat sebagai beban

Di tengah jalan, ternyata, proses belajarmu terlalu berat? Jangan paksakan dirimu, ya. Coba ambil waktu istirahat sebentar.

Kalau perlu, sesuaikan kembali rencana belajarmu. Meski progresmu pelan, asal mau konsisten, kemampuanmu akan terus terasah. Jadi, tak perlu khawatir.

Baca Juga:

Istilah Lainnya Terkait Skill

Bicara soal keterampilan, ada beberapa istilah yang sering dipakai. Beberapa di antaranya adalah:

1. Transferable skill

Menurut Indeed, transferable skill adalah kemampuan yang dibutuhkan berbagai industri dan pekerjaan. Kadang kala, ada yang menyebutnya portable skill.

Beberapa contohnya adalah:

  • komunikasi
  • kerja sama
  • adaptasi
  • kepemimpinan
  • pemecahan masalah
  • analisis
  • inisiatif
  • kemampuan komputer

2. Upskilling

Kata Forbes, secara sederhana, upskilling merupakan proses belajar keterampilan baru. Akan tetapi, sejatinya, upskilling punya arti yang lebih kompleks.

Upskilling didorong oleh perkembangan teknologi, termasuk di dunia kerja. Teknologi ini mengubah kebutuhan keterampilan di dunia kerja.

Kemampuan yang dulu penting, kini sudah bisa tergantikan oleh aplikasi dalam komputer. Akan tetapi, muncul kebutuhan kemampuan baru untuk menunjang teknologi itu.

Nah, untuk menjembatani perubahan ini, upskilling pun dilakukan. 

3. Reskilling

Selanjutnya, ada reskilling. Mengutip TechTarget, sama seperti upskilling, reskilling adalah proses mempelajari kemampuan baru.

Akan tetapi, teknis pelaksanaannya berbeda. 

Saat melakukan upskilling, kamu menambah kemampuan baru untuk menunjang kemampuanmu sebelumnya. Sementara itu, reskilling berarti mengganti kemampuan lama dengan kemampuan baru.

Namun, keduanya sama-sama didorong oleh perkembangan teknologi.

Baca Juga: Ingin Mencoba Karier Baru? Pahami Transferable Skill Dulu, Yuk!

Itu adalah penjelasan singkat Glins seputar apa itu skill dan artinya. Sebagai seorang profesional, penting bagimu untuk terus mengasah skill-mu agar nilaimu semakin tinggi.

Agar kamu bisa tahu skill apa saja yang perlu kamu kuasai, baca kumpulan artikel kategori Skills Profesional di Glints Blog.

Menarik bukan? Klik di sini sekarang untuk baca dan akses ragam artikelnya secara gratis!

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik salah satu bintang untuk menilai.

Nilai rata-rata 3.8 / 5. Jumlah vote: 17

Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terkait

Glints Telegram Group Icon