Silo Mentality: Definisi, Dampak, Contoh, dan Cara Mengatasinya

Diperbarui 03 Mar 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Adakah rekan kerjamu yang cenderung enggan berbagi informasi seputar pekerjaan atau kantor? Atau, apakah malah kamu yang bersikap seperti itu? Hati-hati, ini adalah pertanda dari silo mentality.

    Mental seperti ini biasanya muncul dari rasa kompetitif di antara rekan kerja. Sayangnya, memiliki mental seperti ini dapat memberi dampak buruk bagi pekerjaan.

    Lebih buruk lagi, mental ini juga dapat memberi efek negatif pada budaya kerja di perusahaan, lho.

    Apa saja ciri-cirinya dan bagaimana cara menghindarinya? Yuk, cari tahu selengkapnya dalam artikel berikut!

    Baca Juga: Ini Alasannya Mengapa Kamu Perlu Menghindari Herd Mentality di Kantor

    Definisi Silo Mentality

    Menurut Investopediasilo mentality adalah keengganan untuk berbagi informasi dengan karyawan dari divisi yang berbeda di perusahaan yang sama.

    Kata silo awalnya mengacu pada wadah penyimpanan hasil pertanian. Namun, istilah ini sekarang digunakan sebagai metafora untuk entitas terpisah yang menyimpan informasi tertentu.

    Dalam bisnis, silo mengacu pada divisi yang beroperasi secara independen dan menghindari berbagi informasi.

    Ini juga mengacu pada bisnis yang departemennya memiliki aplikasi sistem silo, di mana informasi tidak dapat dibagikan karena keterbatasan sistem.

    Umumnya, mental silo ini terjadi akibat kompetisi antar manajer yang kemudian menyeret anggota timnya. Akibatnya, lingkungan dan budaya kerja dapat berubah menjadi toxic.

    Mental seperti ini juga memberi dampak negatif pada politik kantor.

    Dampak silo mentality

    Dikutip dari Indeed, jika tidak segera diatasi, berikut adalah beberapa dampak dari silo mentality di tempat kerja.

    1. Mengurangi produktivitas

    Salah satu dampak dari tumbuhnya mental silo dalam budaya kerja adalah adanya perbedaan kepentingan individu dan perusahaan.

    Adanya perbedaan cara pikir dan kepentingan inilah yang mengakibatkan berkuranganya produktivitas kerja.

    Jika setiap divisi hanya berfokus kepada kepentingannya masing-masing, akan sangat sulit bagi perusahaan untuk mencapai tujuan bersama.

    2. Menurunnya moral

    Pekerja dengan mental silo akan merasa frustasi karena kurangnya komunikasi dan terjadinya persaingan tidak sehat antar divisi serta manajemen.

    Penurunan moral ini juga berdampak pada berkurangnya kinerja serta meningkatnya kemungkinan resign.

    3. Berkurangnya kepuasan pelanggan

    Cara berpikir silo atau silo thinking bukan hanya berdampak pada internal perusahaan melainkan juga eksternal atau pihak klien/pelanggan.

    Kurangnya kolaborasi antar tim produk dan layanan yang tidak maksimal, sehingga konsumen jadi tidak puas.

    Baca Juga: 4 Ciri Victim Mentality di Tempat Kerja, Apakah Kamu Mengalaminya?

    Contoh Silo Mentality

    Mental silo adalah bentuk dari kebiasaan yang berulang.

    Saat top management dalam perusahaan sudah punya cara berpikir dan mental silo, maka hal tersebut cenderung akan diturunkan kepada pekerja.

    Dilansir dari Harappa, berikut adalah beberapa contoh mental silo yang biasa terjadi di tempat kerja:

    1. Ketimpangan dalam hierarki

    Hal ini biasanya terjadi pada perusahaan besar juga multinasional. Kamu akan menemukan perbedaan yang sangat timpang antara atasan dan karyawan biasa.

    Biasanya hal ini ditandai dengan tidak terbukanya para atasan terhadap karyawan tentang apa yang terjadi di perusahaan.

    2. Persaingan divisi

    Persaingan antar divisi adalah contoh nyata dari silo mentality di tempat kerja.

    Adanya penghargaan atau kepentingan individu tertentu biasanya ikut menyertai persaingan antar divisi.

    Misalnya, tim marketing dan tim advertising memutuskan untuk tidak saling membantu karena ingin mendapatkan penghargaan tim terbaik.

    Hasilnya, kedua tim tersebut hanya fokus untuk saling menjatuhkan dan mengurangi produktivitas kerja yang juga berdampak pada penjualan produk.

    Tips Mengatasi Silo Mentality

    © Pexels.com

    1. Ciptakan visi yang sejalan

    Dilansir dari Forbes, hal pertama yang harus kamu lakukan untuk menghadapi silo mentality adalah menciptakan visi yang sama antara dirimu dan timmu.

    Cobalah untuk tidak fokus pada perbedaan dan selalu memiliki visi tujuan organisasi dalam bekerja.

    Ini dapat dicapai dengan mengatasi masalah perilaku dan berbicara tentang masalah latar belakang yang ada di organisasi.

    Oleh karena itu, kamu dan tim harus menyepakati tujuan bersama dan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut bersama-sama.

    2. Bekerja untuk mencapai tujuan bersama

    Setelah visi organisasi yang menyeluruh, langkah selanjutnya untuk menghadapi silo mentality adalah menentukan akar masalah yang mungkin memunculkan dampak dari mental ini.

    Seringkali, ada beberapa tujuan dan sasaran taktis yang diidentifikasi, tetapi pelaksanaannya diserahkan atasan.

    Sehingga, terkadang tujuan dan sasaran taktis tersebut tidak menjadi prioritas utama.

    Setelah hal itu diidentifikasi, semua eksekutif dan semua anggota manajemen perlu bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama tersebut.

    Setiap individu harus menyadari tujuan ini dan memahami bagaimana mereka dapat membuat dampak secara personal.

    3. Jalankan dan evaluasi

    Setelah tujuan ini ditentukan, tujuan tersebut juga harus diukur secara akurat. Ini adalah hal yang perlu dilakukan jika ingin menghilangkan silo mentality di tempat kerja.

    Kamu harus menetapkan kerangka waktu untuk menyelesaikan tujuan bersama, tolok ukur keberhasilan, dan mendelegasikan tugas dan sasaran khusus kepada anggota lain dari tim.

    Lakukan rapat terjadwal secara teratur untuk meminta pertanggungjawaban setiap karyawan atas tugas yang diberikan harus diadakan.

    Jangan lupa bahwa tim berkembang dari rutinitas dan penguatan terus-menerus.

    Kerja tim dan kerja sama yang konstan harus dilakukan agar 3 langkah di atas dapat bekerja dengan baik.

    4. Lakukan kolaborasi

    Ada beberapa faktor kunci dalam menciptakan tim yang berkembang dan produktif; pengetahuan, kolaborasi, kreativitas, dan kepercayaan diri.

    Tanpa keempat faktor dasar ini, tim mana pun ditakdirkan untuk gagal. Untuk mendorong timmu menunjukkan keempat ciri ini, perlu adanya interaksi lintas departemen.

    Mendorong interaksi antar departemen adalah kunci untuk menghindari munculnya silo mentality.

    Baca Juga: Kenali dan Waspadai Crab Mentality yang Bisa Menjerumuskanmu!

    Menghindari silo mentality adalah salah satu cara untuk membangun lingkungan kerja yang kondusif dengan kompetisi yang sehat antar karyawan.

    Selain mental ini, tentunya masih banyak hal lain yang perlu kamu hindari agar dapat bekerja dengan nyaman di kantor.

    Nah, Glints sudah punya tips-tipsnya yang bisa kamu ikuti. Apa saja? Yuk, klik di sini untuk temukan dan baca ragam artikelnya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.5 / 5. Jumlah vote: 8

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait