Headhunter: Definisi, Jobdesc, Skill, dan Perbedaannya dengan Rekruter

Diperbarui 13 Des 2023 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Pernahkah kamu mendengar profesi headhunter? Profesi headhunter ini adalah salah satu profesi di bidang HR.

    Sering kali, headhunter disamakan dengan profesi recruiter. Padahal, keduanya adalah profesi yang berbeda.

    Lalu, seperti apa sebenarnya profesi ini? Simak penjelasan Glints berikut.

    Apa Itu Headhunter?

    headhunter adalah

    © Rawpixel.com

    Menurut Investopedia, headhunter adalah perusahaan atau individu yang menyediakan layanan perekrutan tenaga kerja atas nama pemberi kerja secara independen.

    Headhunter dipekerjakan oleh perusahaan untuk mencari bakat dan menemukan individu yang memenuhi persyaratan pekerjaan tertentu.

    Headhunter juga dapat disebut sebagai perekrut eksekutif dan fungsi yang mereka lakukan sering disebut pencarian eksekutif.

    Perusahaan menggunakan jasa headhunter karena ia umumnya telah memiliki sekumpulan data kandidat untuk posisi tertentu.

    Selain itu, ia juga dinilai mampu mencari bakat dengan melihat potensi calon kandidat.

    Perusahaan cenderung menggunakan bantuan headhunter ketika ada posisi yang harus diisi segera sementara tidak ada orang yang tepat untuk mengisi posisi tersebut di dalam perusahaan.

    Job Description Headhunter

    headhunter adalah

    © Freepik.com

    Sebagian besar headhunter bergantung pada koneksi dan jaringan pribadi untuk mendapatkan klien serta menemukan kandidat yang sesuai untuk lowongan pekerjaan yang diminta.

    Ia juga mungkin menghubungi calon kandidat yang ditemukan melalui media sosial atau situs portal lowongan kerja yang kualifikasinya cocok dengan posisi yang akan diisi.

    Setelah membuat koneksi, headhunter akan sering tetap berhubungan dengan calon karyawan meskipun mereka tidak cocok untuk peran tertentu yang mereka cari pada saat itu.

    Mempertahankan jalur komunikasi yang terbuka terutama dengan mereka yang berada di industri atau bidang keahlian tertentu dapat membantu headhunter.

    Hal tersebut bermanfaat ketika ada klien lain yang membutuhkan kandidat dengan kualifikasi yang sesuai.

    Baca Juga: Perlukah Menyewa Jasa Career Coach? Ini Tanda-tandanya

    Skill yang Dibutuhkan Seorang Headhunter

    © Shutterstock

    1. Memahami lingkungan dan tren bisnis saat ini

    Digitalisasi saat ini telah memengaruhi hampir seluruh aspek bisnis.

    Ini menjadi tantangan bagi headhunter, karena ia akan terus-menerus berhadapan dengan topik ini dalam percakapan dengan klien dan calon potensial.

    Klien juga akan terus mencoba mencari tahu apakah headhunter selalu mengikuti perkembangan bisnis setidaknya dalam satu dekade terakhir.

    Dengan begitu, headhunter harus terus memperbaharui pengetahuan mereka seputar bisnis terkini.

    2. Memiliki keterampilan sales

    Headhunter ibarat seorang sales yang mampu “menjual” kemampuan kandidat yang ditawarkannya kepada perusahaan.

    Keterampilan sales ini terintegrasi dalam seluruh proses headhunting.

    Tidak hanya mampu menawarkan calon kandidat kepada klien, headhunter juga harus mampu menarik minat kandidat potensial pada posisi yang ditawarkan.

    3. Mampu melakukan analisis

    Biasanya, headhunter tidak mencari kandidat terbaik tetapi yang paling sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan.

    Proses tersebut tidak hanya mempertimbangkan kemampuan kandidat, namun juga kepribadian dan dinamika emosionalnya.

    Oleh karena itu, ketika seorang headhunter mewawancarai kandidat potensial untuk pertama kalinya, ia harus mampu mengevaluasi bagaimana kandidat tersebut akan cocok dengan tim atau berinteraksi dengan manajer, tim manajemen, atau pemangku kepentingan.

    4. Memahami teknologi

    Selain memahami perkembangan teknologi saat ini, headhunter juga harus mampu mengelola berbagai aplikasi dan software yang digunakan dalam proses rekrutmen.

    Hal itu terutama aplikasi dan software yang berkaitan dengan menemukan informasi penting dengan cepat.

    Headhunter yang baik tidak hanya menggunakan email namun juga berbagai aplikasi media sosial untuk menemukan kandidat yang tepat.

    5. Mampu membangun networking

    Teknologi telah membuat semua informasi tersedia dengan cepat. Akan tetapi, membangun dan memelihara networking tetaplah penting.

    Terlepas dari kecepatan digitalisasi, manfaat networking memiliki pengaruh yang besar dalam proses headhunting.

    Sebagian besar headhunter mengandalkan networking yang telah dibangunnya untuk menemukan kandidat yang tepat.

    6. Kerahasiaan

    Terkadang, headhunter diminta untuk mencari kandidat yang dapat mengisi posisi-posisi penting. Posisi ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam perusahaan.

    Untuk itu, perusahaan cenderung meminta headhunter untuk mencari kandidat secara rahasia terlebih dahulu. Oleh karena itu, headhunter harus dapat menjaga kerahasiaan tersebut.

    Baca Juga: Melamar Kerja Lewat Orang Dalam, Bagaimana Etikanya?

    Perbedaan Headhunter dan Rekruter

    © mips.com.au

    The Muse menyebutkan bahwa headhunter dan rekruter adalah dua profesi yang berbeda meskipun masih berada dalam bidang HR.

    Untuk lebih jelasnya, berikut perbedaan antara headhunter dan rekruter sebagaimana yang dilansir dari US News dan Soltech:

    1. Hubungan kerja dengan perusahaan

    Headhunter bekerja atas nama agensi atau individu yang diminta perusahaan mencari kandidat untuk mengisi posisi tertentu.

    Rekruter bertindak atas nama perusahaan. Dengan begitu, ia memiliki lebih banyak informasi tentang posisi yang tengah dicari, serta pertanyaan lain mengenai perusahaan.

    Inilah yang membedakan profesi headhunter dengan rekruter. Jika rekruter bekerja terikat pada perusahaan, headhunter adalah seorang profesional yang bekerja secara independen.

    2. Jenis posisi yang harus diisi

    Rekruter bersifat lebih fleksibel mencari kandidat untuk posisi apa pun sesuai kebutuhan perusahaan.

    Baik itu posisi di departemen keuangan hingga IT, dari level eksekutif hingga staf, semuanya dapat dilakukan.

    Di sisi lain, headhunter biasanya lebih sering mencari seseorang untuk mengisi jabatan eksekutif. Mereka mencari orang-orang untuk mengisi posisi yang membutuhkan skill teknis yang cukup matang.

    The Ladders bahkan menyebutkan bahwa saking sulitnya menemukan kandidat, perusahaan bahkan bekerja dengan headhunter untuk mencari kandidat dari para kompetitornya.

    3. Tanggung jawab tambahan

    Meskipun  memiliki tujuan perekrutan secara internal, rekruter juga bertugas melakukan employer branding untuk menarik minat kandidat.

    Selain itu, dalam pencarian kandidat, rekruter mengerjakan seluruh proses mulai dari job posting hingga mengiklankan lowongan.

    Headhunter tidak memiliki tanggung jawab demikian. Tugasnya murni hanya menemukan kandidat terbaik untuk mengisi posisi kosong.

    4. Peran yang dimiliki

    Seorang headhunter juga dapat bekerja sebagai career coach.

    Menjadi career coach tidak hanya membantu headhunter menjalin networking dengan kandidat, namun juga membantu mempersiapkan kandidat untuk menghadapi proses rekrutmen.

    Headhunter juga berfokus pada pencarian kandidat agar mereka mendapatkan kesempatan karier yang lebih baik dengan jenjang karier yang lebih menjanjikan.

    Rekruter berperan untuk menyaring kandidat hingga tahap offering, tanpa memiliki peran sebagai career coach.

    Setelah diterima, biasanya karyawan baru akan berkonsultasi langsung dengan personalia atau manager jika ingin tanya-tanya lebih dalam terkait prospek karier ke depannya.

    5. Flow rekrutmen yang berbeda

    Headhunter biasanya mencari kandidat dengan cara menghubungi calon kandidat secara langsung.

    Dimulai dari riset, mereka harus telaten ketika menemukan calon kandidat yang tepat. Setelah melakukan penawaran, mereka juga harus follow up kandidat hingga mereka mau menerima offering.

    Tidak boleh terkesan memaksa, mereka juga harus memiliki negotiation skill yang memadai agar kandidat tertarik untuk bekerja di perusahaan tersebut.

    Sementara itu, kandidatlah yang harus menjemput kesempatan lebih dulu jika ingin mengisi posisi yang sedang dibuka oleh rekruter.

    Baca Juga: Ikuti 7 Tren Marketing di Tahun 2020-2021 Ini agar Bisnis Makin Maju

    Nah, itu dia yang perlu kamu ketahui mengenai profesi headhunter dan skill apa saja yang dibutuhkan dari profesi ini.

    Selain headhunter, masih ada posisi lain saat rekrutmen lain yaitu talent acquisition.

    Mau tahu seperti apa peran hingga skill-nya? Kamu bisa menemukannya lengkap di Glints Blog.

    Ada info soal tugas talent acquisition untukmu yang tertarik berkarier di dunia rekrutmen, lho!

    Yuk, cek artikelnya di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 5

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait